Saat Wahyu turun, Rasulullah secara rutin memanggil sahabat yang ditugaskan menulis wahyu atau mencatat ayat yang diturunkan.
TRIBUNJAMBI.COM – Khulafaur Rasyidin, khalifah yang empat yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib termasuk sahabat Nabi yang pernah menulis wahyu.
Nama-nama Khulafaur Rasyidin tersebut masuk dalam 65 orang sahabat Nabi yang menuliskan wahyu pada periode Madinah.
Demikian disamapikan oleh Profesor Doktor MM Al Azami dalam bukunya The History of The Qur'anic Text.
Utsman bin Affan ra menceritakan, "Nabi Muhammad selalu memanggil penulisnya dan berkata, "letakkan ayat-ayat tersebut ke dalam surah seperti yang beliau sebut."
Menurut MM Al Azami pada periode Madinah lebih kurang enam puluh lima sahabat yang ditugaskan oleh Nabi Muhammad bertindak sebagai penulis wahyu.
Saat Wahyu turun, Rasulullah secara rutin memanggil sahabat yang ditugaskan menulis wahyu atau mencatat ayat yang diturunkan.
Lalu siapa saja 65 nama sahabat yang ditugaskan menulis wahyu tersebut?
Mereka adalah Abban bin Sa'id, Abu Umama, Abu Ayyub al-Anshari.
Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Huzaifa, Abu Sufyan, Abu Salama
Abu Abbas, Ubayy bin Kaab, al-Arqam, Usaid bin al-Hudair, Aus, Buraida, Bashir, Thabit bin Qais.
Jafar bin Abi Talib, Jahm bin Sa'd, Suhaim, Hatib, Huzaifa, Husain, Hanzala, Huwaitib, Khalid bin Sa'id, Khalid bin Walid
Zubair bin Awwam, Zubair bin Arqam, Zaid bin Tsabit, Sa'd bin ar-Rabi', Sa'd bin Ubada, Sa'id bin Sa'id, Shuraḥbil bin Hasna, Talha.
Amir bin Fuhaira, Abbās, Abdullah bin al-Arqam, Abdullah bin Abi Bakar, Abdullah bin Rawaha, Abdullah bin Zaid, Abdullah bin Sa'd.
Lalu ada nama sahabat Nabi Abdullah bin Abdullah, Abdullah bin Amr, Utsman bin Affan, Uqba, Al Ala bin Uqba, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab.
Kemudian Amr bin Ash, Muhammad bin Maslama, Muadz bin Jabal, Muawiyah, Man bin Adi, Muaqib bin Mughira.
Lalu Munzir, Muhajir dan Yazid bin Abi Sufyan.
Setelah Rasulullah wafat, dimulai pengumpulan wahyu tersebut.
Pengumpulan itu tak lepas dari peran Zaid bin Tsabit, sosok sahabat Nabi yang memiliki banyak keistimewaan.
Ia mampu mengafal Al-Qur’an dan menulis wahyu untuk Rasulullah serta unggul dalam ilmu dan hikmah.
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit Penghafal dan Penghimpun Alquran yang Meminta Ikut Berjihad
Baca juga: Minta Salat Sebelum Disalib, Khubaib bin Adi Sahabat Nabi yang Burung pun Enggan Merusak Jasadnya
Baca juga: Karomah Sahabat Nabi Khubaib bin Adi Saat Ditawan Kaum Quraisy
Zaid adalah orang yang diperintahkan Nabi Muhammad saw untuk mempelajari bahasa asing dan ia mampu mempelajarinya dalam waktu singkat.
Mengutip buku Rijal haula Rasul saw karya Khalid Muhammad Khalid yang diterjemahkan menjadi Biografi 60 Sahabat Rasulullah saw, Zaid bin Tsabit ditakdirkan sebagai penghimpun Al-Qur’an,
Ia memulai tugasnya sejak wahyu mulai turun pertama kali.
Selama kurang lebih 21 tahunAl-Qur’an diturunkan, ada sahabat Nabi yang menghafal ada pula yang mencatatnya.
Setelah perang Yamamah sejumlah penghafal Al-Qur’an gugur sebagai syuhada, saat itulah sahabat Umar bin Khatab menemui khalifah Abu Bakar ra agar kaum muslimin segera menghimpun Al-Qur’an.
Akhirnya Abu Bakar memerintahan Zaid bin Tsabit untuk mulai menghimpunnya.
Pada masa khalifah Utsman bin Affan ra, Zaid bin Tsabit juga ditunjuk untuk menyeragamkan mushaf Al-Qur’an.
Zaid lalu mengumpulkan para murid dan sahabatnya dan memerinthkan mengambil mushaf yang ada di kediaman Hafsah binti Umar.
Mereka yang membantu Zaid bin Tsabit adalah para penulis wahyu dan penghafal Al-Qur’an, setiap kali mereka berbeda pendapat, mereka menjadikan pendapat Zaid sebagai hujah dan pemutus.
Benarlah firman Allah swt, yang artinya Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memliharanya. (Al Hijr:9).
Menurut Khalid Muhammad Khalid, peristiwa penghimpunan Al-Qur’an dalam satu mushaf itu tidak pernah dikisahkan, kecuali bersamaan dengan nama sahabat besar ini.