Kisah Jenderal Kepercayaan Soeharto Dibentak-bentak Bintara Tapi Diam Saja, Ahli Intelijen

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benny Moerdani dan Baret Merah Kopassus

Peristiwa itu dialami jenderal yang menjadi orang kepercayaan Soeharto saat masih menjabat presiden.

Seorang Jenderal TNI dibentak-bentak bintara.

Apa yang dialami Jenderal TNI LB Moerdani alias Benny Moerdani, mungkin tidak pernah diketahui bintara itu sampai sekarang.

Benny seorang intelijen kawakan, hingga menurut saja saat dibentak-bentak bintara, tak mau menunjukkan identitas sesungguhnya.

Dai dibentak-bentak prajurit jaga yang pangkatnya jauh di bawahnya, namun diam saja.

Memang, menjadi anggota Badan Intelijen Negara (BIN), tentu suatu kebanggaan.

Di balik itu, ada tanggung jawab dan konsekuensi besar seorang intelijen.

Ada istilah "Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang, tidak akan dicari dan jika mati, tidak ada yang mengakui".

Kira-kira itulah tugas berat dan risiko seorang intelijen.

Raja intel kawakan

Benny Moerdani merupakan satu di antara tokoh intelijen kawakan yang "dibesarkan" dari pasukan elite TNI, RPKAD (sekarang Kopassus).

Dia mendapat julukan 'raja intel' karena sangat piawai di dunia intelijen.

Pengalaman menarik Jenderal TNI ini dalam menjaga rahasia diri, dituliskan dalam buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis yang ditulis Julius Pour.

Cerita ini bermula ketika Benny Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Moerdani yang saat itu telah berpangkat mayor jenderal, mengendarai mobil menuju markas di kawasan Medan Merdeka Barat.

Dia tidak mengenakan seragam dinas.

Setiba di lokasi, Benny memarkirkan mobilnya di lokasi terdekat dari pintu masuk.

Lokasi parkir itu memang merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.

Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.

Sang Jenderal TNI dibentak-bentak bintara.

Penjaga itu meminta Benny Moerdani memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.

Namun, Benny Moerdani diam saja,tak menjawab.

Dia tidak marah dan hanya diam, lalu mengikuti perintah marinir tersebut.

"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," ujar Benny.

Sampai peristiwa itu berakhir, Benny Moerdani tidak menunjukkan dirinya seorang perwira tinggi militer, kepada marinir itu.

Itulah satu di antara keahlian intelijen, tidak pernah membuka identitasnya. (*)

Baca juga: Sersan Badri Kopassus Menyamar 1 Tahun, Eh Malah Dipalak Orang

Baca juga: Misteri Sniper Kopassus Beraksi Bawa 50 Peluru, 49 Peluru Jatuhkan Musuh 1 Peluru Untuk Sendiri

Baca juga: 3 Jenderal TNI Asal Jambi yang Pernah Duduk di Posisi Penting, 2 dari Komando Pasukan Khusus

 

Berita Terkini