Keterbatasan Fisik Tidak Jadi Halangan Indra Ramadan Dalam Menulis dan Telah Terbitkan Dua Buku
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Keterbatasan fisik, tidak menjadi halangan bagi Indra Ramadan (18) dalam menggapai mimpinya dan berkarya dalam menulis buku.
Semangat juangnya membuahkan hasil, di mana Indra telah menyelesaikan buku pertamanya yang berjudul "Bukan Puisi Bukan Juga Novel, Tapi D". Buku itu dibuat selama bulan Ramadhan, tahun lalu.
Pada momen bulan Ramadhan ini pula, pemuda asal Kota Jambi ini telah menyelesaikan buku keduanya yang ia kerjakan selama bulan Ramadhan 2021.
Sejak awal Ramadhan 1442 Hijriah ini ia mulai menulis. Sekitar 01.00 WIB menjelang sahur, dirinya menyisihkan waktu untuk menulis buku tersebut dengan menggunakan android. Rutin dilaksanakannya selama 22 hari, hingga bukunya selesai.
Buku itu berjudul "Sebelah Mata: Mereka yang Berada dalam Juang dan Gelap". Diterbitkan oleh D'family, yakni penerbitan yang dirintis oleh Indra. Buku itu, kini menunggu untuk dipesan.
Indra mengatakan buku keduanya berkaitan dengan masyarakat yang diimpikannya. Ia ingin penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama dalam seluruh aspek kehidupan.
"Menurut saya, penyandang disabilitas tidak bisa diremehkan begitu saja. Mungkin ada gagasan kreatif yang bersemayam di kepalanya," katanya.
Bukunya mengandung falsafah, gagasan untuk maju, serta motivasi. Melalui bukunya ia juga menyemangati sesama penyandang disabilitas.
"Dengan segenap kemampuan, saya mencoba menguatkan mereka, mengajak mereka untuk mencapai masa depan yang indah. Juga mengajak mereka yang lain untuk melihat itu. Supaya saling memberdayakan dan merangkul," ujarnya, Minggu (9/5).
Ia berharap buku ini dapat dibaca oleh banyak orang, termasuk masyarakat sipil, pegawai swasta, pemerintah dan sebagainya. Di dalam bukunya terdapat undangan dalam mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik.
"Bersama dalam gotong royong mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Semoga Allah beri kemudahan dan kesuksesan untuk kita," tuturnya.
Sekilas Tentang Sosok Indra
Sebagai penyandang disabilitas, Indra tidak bisa menggunakan kaki untuk berjalan dengan normal. Ia berjalan dengan menggunakan sepasang lutut beralaskan celana panjang.
Tangannya tidak sempurna, sehingga ia kesulitan menggenggam sebuah benda. Karena itu, saat melahap makanan berat, Indra harus disuapin oleh ibundanya.