Asal Usul Pesugihan Babi Ngepet Berawal dari Zaman Majapahit, di Depok Lagi Heboh

Editor: Teguh Suprayitno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Babi yang diduga jadi-jadian dan diamankan warga di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Selasa (27/4/2021).

Asal Usul Pesugihan Babi Ngepet Berawal dari Zaman Majapahit, di Depok Lagi Heboh

TRIBUNJAMBI.COM - Warga Depok Jawa Barat tengah dihebohkan dengan penangkapan yang diduga babi ngepet.

Tetapi tahukan jika mitos pesugihan babi ngebet ternyata sudah ada sejak zaman Majapahit.

Kendati hanya mitos, nyatanya banyak warga yang percaya adanya pesugihan babi ngepet kendati belum terbukti hingga saat ini.

Diketahui, babi ngepet adalah mahluk dalam legenda masyarakat Indonesia yang dikisahkan sebagai siluman babi.

Beberapa mitos menceritakan tentang babi ngepet yang merupakan orang yang ingin kaya dengan cara mengambil pesugihan babi.

Saat akan "beraksi", si tuan harus mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya. Dan nanti, secara ajaib, si tuan akan berubah menjadi babi.

Baca juga: Warga Depok Geger Tangkap Babi Ngepet, Jimatnya Jatuh Babi Mengecil Seperti Kucing Saat Akan Dibunuh

Sementara ada satu orang yang harus menjaga lilin agar tidak goyang apinya. Apabila api lilin sudah mulai goyang, artinya orang yang menjadi babi itu mulai dalam bahaya.

Tugas si penjaga lilin adalah mematikan lilinnya agar si babi dapat berubah kembali menjadi manusia biasa saat terdesak.

Babi ngepet biasanya mengambil uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu, lemari.

Ini babi yang diduga jadi-jadian atau babi ngepet dan diamankan warga di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Selasa (27/4/2021). (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Heboh Babi Ngepet

sebuah video beredar luas di media sosial menunjukkan warga Kota Depok, Jawa Barat berhasil menangkap babi ngepet.

Masyarakat RT 02 RW 04 Bedahan, Sawangan, Kota Depok ramai-ramai menangkap babi itu pada Selasa (27/4/2021) dini hari.

Ketua RW 4 Bedahan Abdul Rosad mengisahkan kepada awak media bahwa babi ngepet itu kerap meresahkan warga. Uang warga, termasuk dirinya kerap hilang.

Warga sempat berusaha menangkap babi ngepet itu, tetapi gagal. Kali ini, warga bekerja sama menangkap babi itu dengan sama-sama mematikan lampu rumah.

Baca juga: Disebut Preman, Video Munarman di Tv One 2013 Lalu Kembali Viral Setelah Ditangkap Densus 88

“Jadi memang benar-benar jelas. Itu mulai dari dia jubah hitam sampai dia berubah ngepet, jelas. Sampai dia berubah wujud jadi babi, itu warga sudah ngintip semua dari rumah masing-masing, gitu,” tutur Abdul Rosad.

Abdul Rosad juga mengaku, warga ramai-ramai bugil agar bisa menangkap babi ngepet itu.

Hal ini karena mereka percaya babi ngepet itu tak bisa terlihat atau tertangkap saat warga masih mengenakan pakaian lengkap.

Kisah babi ngepet memang bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia, utamanya kalangan suku Sunda dan suku Jawa.

Foto : Babi yang diduga jadi-jadian buat heboh warga di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Kota Depok. (Istimewa)

Mitos pesugihan dan babi ngepet sudah ada sejak lama, menurut makalah “Cerita-Cerita Pesugihan di Jawa” oleh Mashuri.

Peneliti bernama Samuel Harthoorn telah mencatat soal pesugihan tuyul dan Nyi Blorong dalam laporan yang terbit pada 1860.

Lalu, peneliti bernama Hendrik Alexander van Hien menerbitkan laporan berisi catatan soal pesugihan pada 1894.

Mengutip Mashuri, ritual pesugihan di Jawa selalu terkait dengan sosok-sosok legenda hingga tokoh sejarah. Pesugihan bisa terkait dengan tuyul, babi jadi-jadian, harimau jadi-jadian, hingga Sunan Kalijaga.

Soal pesugihan babi jadi-jadian atau babi ngepet ini, sejarawan Cliford Geertz adalah salah seorang yang mencatat keberadaan mitosnya dari hasil penelitian pada dekade 1950.

Baca juga: Capres Nurhadi Ditangkap, Kaget Tengah Malam Didatangi Kapolres Usai KRI Nanggala Dijadikan Candaan

Geertz tinggal di sebuah desa di Kediri, Jawa Timur pada 1952. Lalu, ia meneliti masyarakat Bali pada 1957 hingga 1958.

Hasil penelitian itu membuahkan buku History of Java atau Abangan, Santri, dan Priyayi.

Geertz mencatat, pesugihan babi hutan itu terkenal sebagai babi ngepet, ama menthek, dan kebleg.

Budaya Jawa dan Nusantara sendiri mengenal babi sebagai sumber protein hewani.

Melansir Historia, masyarakat Jawa di zaman Majapahit, orang Dayak Ngaju, hingga orang Makassar abad ke-16 biasa makan babi.

Suku Jawa sendiri mengenal istilah celengan yang terkait dengan babi hutan atau celeng dalam bahasa Jawa.

“Kita masih belum tahu apakah kata-kata tersebut (celengan, red) ada hubungan dengan kata celeng yang berarti babi hutan,” tulis arkeolog Supratikno Rahardjo dalam "Monumen: Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono".

Supratikno tak menutup kemungkinan ada hubungan antara celengan dengan mitos babi ngepet atau celeng daden (babi jadi-jadian).

Babi yang diduga jadi-jadian dan diamankan warga di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Selasa (27/4/2021). (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Ada keyakinan bawah babi ngepet dapat mencuri uang warga dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di sekitar rumah korban.

Ritual babi ngepet ini melibatkan dua orang. Satu orang dapat menjelma menjadi babi dengan mengenakan jubah hitam.

Sementara, satu orang lain berperan menjaga lilin. Tugas penjaga adalah mematikan lilin, bila si babi jadi-jadian berada dalam bahaya. Hal itu agar babi itu dapat kembali menjadi manusia.

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Asal Mula Mitos Pesugihan Babi Ngepet, Apa Itu?.

Berita Terkini