Berita Bisnis Jambi

Pakar Ekonomi Haryadi: 2020 Pembelajaran, 2021 Lakukan Perubahan dan Pembaharuan Pada Ekonomi Jambi

Penulis: Vira Ramadhani
Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar ekonomi, Prof Dr H Haryadi, SE MM S, yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pada tahun 2020, Pertumbuhan ekonomi Jambi diluar prediksi karena diluar dugaan terjadinya pandemi covid-19 yang membuat ekonomi cukup anjlok.

Pakar ekonomi, Prof. Dr. H. Haryadi, SE., M.M.S., Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi mengatakan, ekonomi Provinsi Jambi tahun 2020 diluar prediksi sebelumnya karena terjadinya pandemi covid-19, sehingga merubah semua perencaaan. Jadi pemerintah lebih berfokus pada penanganan dalam mengatasi covid-19.

Anggaran di Provinsi Jambi lebih diarahkan dalam penanganan covid-19.

“Jadi ekonomi Jambi tahun 2020 yang diharapkan positif menjadi negatif karena terjadinya pandemi covid-19,” ujarnya melakui sambungn Telepon, Kamis (14/01/2021).

Pada Triwulan I pertumbuhan ekonomi Jambi masih positif, triwulan II tumbuh negatif, dan terjadi kontraksi , triwulan III masih negatif, triwulan IV relatif membaik.

“Tahun 2020 itu memang semua pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi, baik dunia, Indonesia, maupun Provinsi Jambi,” katanya.

Haryadi mengatakan, Pemerintah Jambi pada tahun kemarin itu lebih berfokus kepada Pilkda dibanding dengan pembangunan, jadi fokusnya terpecah.

Termasuk instansi atau SKPDnya, pemimpin daerah ikut pilkada dan kabupaten-kabupaten pun juga ada pilkada, ini menjadi perencanaan ekonominya kurang fokus jadi pertumbuhan ekonomi melambat.

Namun, pertumbuhan ekonomi di Jambi saat ini relatif lebih baik dibandingkan beberapa daerah-daerah diluar Jambi.

“Yang membantu ekonomi Jambi ini relatif baik berkontribusi besar itu dari sektor Transportasi, Informasi dan Pertanian di Triwulan saat ini,” ucapnya.

“Pelonggaran larangan kegiatan ekonomi pada malam hari, dan work home juga membatu membaiknya pertumbuhan ekonomi. Masyarakat pun lebih kreatif dan inovatif, seperti mulai berbisnis dari rumah,” paparnya

“UMKM juga membantu pertumbuhan ekonomi. UMKM mampu bertahan menghadapi pandemi, bahkan UMKM ini menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia dan Jambi,” tambahnya.

Pada triwulan kedua angka komoditi pertanian sempat anjlok namun pada akhir tahun mulai relatif membaik.

“Ya karena kita ekspor karet, minyak sawit mentah dan produk lain. Negara-negara luar ekonominya melemah jadi permintaan melemah, harga melemah itula yg membuat ekonomi Jambi ikut melemah dari sisi pertanian dan ekspor,”

Haryadi mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 harus lebih baik dari tahun 2020.

“Tahun 2020 menjadi pembelajaran, tahun 2021 bisa melakukan perubahan-perubahan dan pembaharuan” ungkapnya.

Kalau pada tahun 2020 petani-petani terpaksa work home dan mereka tidak bisa bekerja dirumah katena pekerjaan para petani mengharuskan bekerja langsung ke lahan.

Dan pada Tahun 2021 ini, para petani diharapkan bisa mengalihkan aktivitas dilapangan bisa bekerja dirumah, seperti berbisnis dari rumah seperti menjadi UMKM.

“Saat ini berbisnis tidak harus bertemu langsung antara penjual dan pembeli. Melalui digital mempermudah dalam berbisnis,”

Haryadi mengatakan, Pemerintah Provinsi Jambi harus fokus pada recovery pemulihan ekonomi Provinsi Jambi.

“Pemerintah harus merencanakan perencanaan yang tepat waktu, tepat sasaran, dan efesien. Pemerintah harus menyusun perencanaan dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.

Kendala Provinsi Jambi saat ini juga karena belum ada penetapan pemimpin Provinsi Jambi, hal ini juga memperlambat pemulihan ekonomi Provinsi Jambi.

“Pemimpin Yang lama menunggu masa habis waktu jabatannya, sedangkan yang baru belum ada kekuatan,” katanya.

Karena kendala ini, penerapan anggaran Jambi tidak bisa tersedot dan tidak bisa dialokasikan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

“Kalau juga penerapan anggaran tidak dilakukan tepat waktu, maka anggaran akan cair pada akhir tahun, sehingga membuat proyek jadi kejar tayang, maka hasilnya tidak maksimal, tidak efesien dan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk tahun 2021 Haryadi mengharapkan pemerintah medorong sektor pertanian dengan inovasi baru, seperti menciptakan nilai tambah, meningkatkan aktivitas sektor agribisnis dari hilir sampai ke hulu.

“Jambi diharapkan bisa menciptakan barang setengah jadi. Kalau bisa dilakukan, Jambi tidak akan tergantung harga karet mentah dunia, tetapi Jambi bisa menjual produk dengan nilai tambah yang tinggi,”

Haryadi juga menambahkan, Selain fokus pada sektor pertanian, juga pada sektor Industri. Industri yang mengolah hasil pertanian

“Seperti bahan sawit diolah menjadi minyak dan lainnya. karet juga bisa diolah.

Baca juga: Kesepakatan, Jalur Sepeda di Jalan Sumantri Bojonegoro, Kota Jambi, akan Disterilkan, Ini Dampaknya

Baca juga: Kode Redeem Hari Ini Free Fire 14 Januari 2021, Ada yang Baru Bisa Dapat Skin Gratis

Baca juga: Foto Syekh Ali Jaber Muda Beredar, Dapat Julukan Dari Warga Karena Mirip dengan Pesepak Bola Dunia

“Kelemahan kita, kita punya bahan mentah tapi kita tidak punya pengolahan. Negara Maju, tidak ada bahan mentah namun bisa mengolahnya. Nah kalau kita punya bahan mentah dan bisa mengolahnya maka keuntungan semuanya bisa kita raup,” pungkasnya (Tribunjambi/Vira Ramadhani)

Berita Terkini