TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO -- Kasus keributan antara Heri dengan Iwan yang melibatkan seorang oknum Perwira Polisi di Polres Merangin bakal berbuntut panjang.
Heri yang mengaku menjadi korban kekerasan dari Iwan dan IPDA Amrullah bakal melaporkan kasus itu ke Mapolres Merangin.
Keseriusan Heri terhadap kasus ini dibuktikan dengan ditunjuknya Abu Djaelani sebagai selaku kuasa hukumnya.
Abu Djaelani ketika dikonfirmasi menyebut jika kliennya telah memberikan kuasa sepenuhnya kepadanya untuk mengurus persoalan ini.
Baca juga: Kelurahan Lebak Bandung Terima CSR dari Toko Buku Gramedia dan Bantuan dari Dinas PPKB Kota Jambi
Baca juga: UPDATE Hari Ini Pasien Covid-19 Provinsi Jambi Bertambah 9 Sembuh 20 Orang, per Tanggal 26 Oktober
Baca juga: Evaluasi Debat Pertama Cagub Jambi, Pengamat Dorong KPU Lebih Kritis
"Benar saya ditunjuk sebagai kuasanya," kata Abu.
Pria berambut ikal tersebut menyebut jika sesuai dengan permintaan kliennya, kasus ini akan dibawa ke jalur hukum.
Dan dirinya sebagai kuasa hukumnya siap memperjuangkan hak-hak kiliennya.
"Iya karena saya selaku kuasa dari korban akan memperjuangkan hak-hak klien saya, dan itu kewajiban saya selaku pengacara," ungkapnya.
Dalam kasus ini, kliennya mengalami kerugikan yang cukup banyak.
Beberapa bagian tubuhnya mengalami luka, bahkan pada kuping sebelah kanan terdapat luka menganga yang membuat tim medis harus menjahitnya dengan beberapa jahitan.
Menurut dia, jika kliennya masih terus-terusan merasa kesakitan, dirinya akan membawa kliennya kembali berobat ke rumah sakit.
"Dulu pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Kolonel Abunjani Bangko."
"Sekarang sudah pulang, tapi kondisinya belum begitu puluh 100 persen," kata Abu lagi.
Dalam kasus ini, dirinya akan melaporkan ke Satreskrim Polres Merangin dengan sangkaan pengeroyokan.
"Untuk ke propam sudah jalan. Kini tinggal pidumnya saja lagi," imbuhnya.
Terpisah, Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy Purnawarman menyebut jika saat ini kasus ini tengah dalam penyidikan.
Propam Polres Merangin telah memanggil beberapa saksi termasuk semua yang terlibat dalam kasus ini.
Meski di Propam jalan, namun dirinya tidak melarang jika seandainya perkara ini dibawa kejalur hukum atau tindak pidana.
"Kalau dilaporkan akan kita proses," katanya.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu terjadi keributan di warung tuak di kawasan Mentawak Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin.
Heri dan Iwan terlibat baku hantam. Namun di tengah keributan tersebut, seorang oknum Anggota Polisi dari Polres Merangin IPDA Amrullah yang tak lain temannya Iwan, datang melerai kejadian itu.
Namun bukannya melerai secara baik, pria yang menjabat sebagai KBO Satres Narkoba Polres Merangin itu mencekik dan menodongkan pistol ke kening Heri.
Akibatnya Heri mendapatkan pukulan dari Iwan.
Keributan tersebut terjadi lantaran Iwan sengaja menyenggol Heri, dan itu terjadi berulangkali.
Tak senang dengan perilaku Iwan, Heri mencoba untuk bertanya dan sedikit mendorong Iwan.
Ketika didorong, Iwan langsung memukul Heri sehingga mengalami luka lebam dikeningnya.
Kemudian Heri kembali membalasnya hingga terjadi keributan besar diwarung milik Jai tersebut.
Melihat adanya keributan, datang IPDA Amrullah yang sebelumnya duduk berduaan dengan Iwan mencoba untuk melerai perkelahian tersebut dengan memegang Heri dan menodongkan pistol ke keningnya.
Selain menodongkan pistol ke kening Hery, Amrullah juga beberapa kali mencekik Hery, sehingga Iwan dengan leluasa memukul Heri.
"Mungkin ado tigo kali dio nodongkan pistol ke kening aku. Dio bilang kau nak mati, Iwan itu adik aku," kata Heri yang menirukan ucapan Amrullah.
Menurut dia, dalam kejadian tersebut dia mengaku menjadi korban, sebab dia tidak dibela oleh siapapun, sementara lawannya dibela oleh oknum polisi Polres Merangin tersebut.
"Aku dipegang orang, leher aku dicekik Amrullah, jadi Iwan bebas mukul aku," kata Heri.
"Orang itu mabuk. Minum tuak, minum bir, minum anggur merah," lanjutnya.
Akibat kejadian itu, Heri mengalami luka-luka di bagian kepala, kuping, tangan, kaki dan beberapa lebam di bagian tubuhnya.
Dan dirinya harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko.
"Ada beberapa jahitan, dan badan juga meriang," imbuhnya.
(tribunjambi/muzakkir)