TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Harga biji kakao atau sering dikenal biji cokelat kering di Kabupaten Batanghari mengalami penurunan dalam beberapa bulan belakangan.
Selain dari sisi harga, hasil penjualan biji cokelat yang masuk hingga penghasilan pembeli biji cokelat juga mengalami penurunan.
Debi Alta seorang pengumpul biji cokelat di belakang Pasar Baru Keramat Tinggi, Muara Bulian mengatakan kepada tribunjambi.com penurunan juga terjadi pada daya jual petani kepada pengumpul biji cokelat, juga ikut berkurang, sehingga berimbas terhadap omset pengumpul.
“Harga biji cokelat kering saat ini hanya berkisar Rp 22 - 23 ribu,” kata Debi Minggu (4/10/2020) sore.
• Guru Honor Akan Dapat BLT Subsidi Gaji Rp 600 Ribu dari Pemerintah, Ini Jadwal Pencairannya
• Tampilan Seksi Shandy Aulia dengan Baju Tidur Tipis di Instagram, Warganet Komen dengan Ragam Pujian
• Antisipasi Penambahan Kasus Covid-19, Pemkab Muaro Jambi Siapkan Tempat Isolasi Tambahan
Ia menambahkan harga ini merosot jika di bandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 35 ribu perkilo.
“Saat ini sedang ada pandemi Covid-19 daya jual petani ikut menurun, sehingga omzet saya yang biasa dalam sehari bisa menghasilkan Rp 1-Rp 1,5 juta, kini hanya Rp 700 ribu dalam sehari,” tambahnya.
Lanjut Debi, untuk penurunan harga yang terjadi pada biji cokelat kering belum diketahui penyebabnya atau karena biji cokelat yang melimpah di seluruh daerah.
“Bisa jadi akibat adanya permainan harga dari tokeh sendiri,” pungkasnya.