TRIBUNJAMBI.COM - Ketindihan biasanya dikaitkan dengan makhluk halus.
Ketindihan adalah istilah untuk menggambarkan kondisi tidur yang tiba-tiba terbangun, tapi bagian tubuh tidak bisa digerakan seperti ditindih.
Karena sering kali disertai dengan halusinasi aneh, termasuk muncul sosok menyeramkan, gangguan tidur ini kemudian jamak diyakini terjadi karena ditindih makhluk halus.
Padahal, secara medis, fenomena ini dapat dijelaskan sebagai sleep paralysis alias kelumpuhan tidur.
Ketindihan yang terjadi pada saat tertidur dapat disebut sebagai hipnagogik atau predormital.
Sedangkan, ketika ketindihan terjadi pada saat bangun disebut sebagai hipnopompik atau postdormital.
• Update Terbaru Pasien Positif Virus Corona Hari Ini 28 Agustus 2020, Penambahan Hari Ini Capai 3003
• Wow Mobil Honda Jazz Baru Dibanderol Harga 150 Jutaan Meluncur, Ini Spesifikasi Kecanggihannya
Penyebab ketindihan
Merangkum Medical News Today, untuk memahami penyebab ketindihan, ada pembagian fase tidur yang perlu diketahui terlebih dulu.
Tidur pada dasarnya dapat dibagi dalam empat fase, yakni tahapan tidur paling ringan (setengah sadar), tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan rapid eye movement (REM).
Fase tidur inilah yang bisa menjadi dasar proses terjadinya ketindihan atau kelumpuhan tidur.
Pertama, seseorang dari keadaan sadar (saat hendak tidur) akan beralih ke fase tidur paling ringan, tapi kemudian tiba-tiba langsung melompat ke fase REM (mimpi).
Dua tahap tidur pun terlewati, yakni tidur lebih dalam dan tidur paling dalam.
Gelombang otak alhasil tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya karena kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur.
Kedua, otak mendadak terbangun dari tahap REM, sedangkan tubuh masih dalam keadaan tidur paling dalam.
Seseorang bisa merasa sangat sadar, tetapi tubuh tidak bisa bergerak atau digerakkan.
Otak yang tiba-tiba sadar pun dapat mengalami halusinasi, bisa jadi berupa bayangan menyeramkan di sekiar tempat tidur.
Bayangan itu bisa juga berupa cekikan di leher, tekanan pada dada, dan sosok menyeramkan yang menduduki tubuh, sehingga sulit bernapas.
Ketiga, seseorang akan merasa panik dan ketakutan adanya halusinasi tersebut.
Akan tetapi, tubuh yang masih dalam keadaan tidur paling dalam hanya bisa mengalami kesadaran di bagian tubuh atas, yakni mata dan telinga.
Sementara, tubuh bagian bawah terasa sulit digerakan.
Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indera tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik dan telinga dapat menderngar.
• Rizky DA Buka-bukaan Soal Rumah Tangganya dengan Nadya Mustika, Status Duda Disinggung Iis Dahlia
• Staf Kominfo Berani Sindir Rocky Gerung, Henry Subiakto: Minimal Saya Profesor Beneran, Kalo Anda
Keempat, setelah beberapa menit terjadi kombinasi proses halusinasi dan tubuh tidak bisa digerakkan, biasanya akan ada sedikit rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.
Perlahan, ujung kaki atau tangan bisa digerakkan kembali dan halusinasi mengerikan menghilang.
Jadi, ketindihan secara sederhana dapat terjadi karena seseorang bangun di tengah fase REM dalam tidur.
Di mana, pada kelumpuhan tidur ini, transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak sinkron dengan otak.
Ketika bangun, otak sudah sadar, tetapi badan belum.
Kondisi ini yang kemudian menyebabkan badan terasa lumpuh sebagian.
Ketindihan bisa terjadi pada segala usia.
Tetapi kondisi yang pertama mungkin terjadi saat saat remaja.
Terdapat sejumlah faktor yang bisa memicu kelupuhan tidur itu terjadi, di antaranya yakni:
Kurang tidur
Jadwal tidur yang berubah-ubah atau tidak jelas
Kondisi mental seperti stres atau gangguan bipolar
Posisi tidur telentang
Penggunaan obat-obatan tertentu seperti untuk ADHD
Cara menghindari ketindihan
Melansir WebMD, kebanyakan orang tidak memerlukan pengobatan untuk kondisi kelumpuhan tidur atau ketindihan.
Mengobati kondisi yang mendasari seperti narkolepsi dapat membantu jika Anda sering merasa cemas atau tidak dapat tidur nyenyak.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dicoba sebagai cara mencegah ketindihan:
Memperbaiki kebiasaan tidur, seperti memastikan Anda tidur 6-8 jam setiap malam
Menggunakan obat antidepresan jika diresepkan untuk membantu mengatur siklus tidur
Mengobati masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan ketindihan
Mengobati gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi atau kram kaki
Coba posisi tidur baru jika Anda tidur telentang
Olahraga rutin
Konsumsi makanan bergizi
Temui dokter jika Anda mengalami ketindihan secara rutin, sehingga membuat Anda tidak bisa tidur nyenyak. (*)
SUMBER: Tribun Bali
• Usia Diah Permatasari Hampir 50 Tahun, Namun Masih Terlihat Muda, Begini Rahasiannya
• Pernyataan Tegas Jerinx SID Sebut Yang Cengeng itu adalah Mereka-mereka Saat Ajukan Penangguhan