Pasien Sembuh Tambah Lagi

Masa Pandemi Covid-19, Sektor Pendidikan Butuh Inovasi Guru

Penulis: Nurlailis
Editor: Teguh Suprayitno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gepi, mahasiswa di Jambi.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pendidikan menjadi salah satu sektor terdampak pandemi covid-19. Sekolah diliburkan dan pembelajaran diubah menjadi sistem daring.

Sayangnya tidak semua orang bisa belajar secara online karena terhambat sinyal internet, kuota bahkan keadaan ekonomi yang membuat seseorang tidak memiliki smartphone.

Kepala sekolah SDN 3 Kuala Tungkal, Nuraini menjadi salah satu sosok yang terbilang inspiratif terutama dalam dunia pendidikan selama pandemi covid-19. Ia harus melakukan berbagai gebrakan untuk tetap memberikan pembelajaran yang produktif terhadap anak didiknya.

Ini 5 Gebrakan Nuraini untuk Memajukan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Beberapa hal yang dilakukannya diantaranya memanfaatkan WhatsApp untuk pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), memfasilitasi orang tua siswa yang tidak memiliki gawai pintar untuk mengambil penugasan siswa ke sekolah, mengidentifikasi guru yang memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi dan yang tidak, membelikan kuota untuk guru dan memasang WiFi sekolah, menyusun ulang RKAS di masa Pandemi.

Berikut adalah pendapat dari anak muda di Jambi mengenai pembelajaran daring.

Rana, seorang mahasiswa. (ist)

Rana, Mahasiswa

Apa yang dilakukan Ibu Nuraini sangat inspiratif karena di masa pandemi sekarang ini kita tidak bisa duduk diam saja tanpa melakukan apapun. Tentunya kita perlu melanjutkan aktivitas seperti biasa walaupun tidak seperti sebelumnya.

Selama masa pandemi ini kita tetap harus belajar dan memanfaatkan telnologi yang sudah ada, seperti yang dilakukan ibu guru Nuraini diatas melanjutkan pembelajaran secara darling.

Menurut saya anak SD belajar secara daring ini tergantung dari anaknya sendiri. Terkadang tidak semua anak bisa mengerti tentang pembelajaran di sekolah apalagi ini daring dan tentunya mungkin bagi anak SD yang kelas 4-5 ini cukup efektif membantu pembelajarannya tapi bagi saya kurang efektif untuk anak kelas 1-3 SD.

Pengalaman saya selama mengikuti pembelajaran secara daring ini cukup efektif. Namun tetap ada permasalahan seperti kuota internet.

Gepi, mahasiswa di Jambi.

Peran orangtua, pemerintah dan guru itu saling berkesinambungan. Kejadian ini memang hal baru jadi kita memang harus saling bekerja sama dan saling bertolerasi.

Apa yang dilakukan Ibu Nuraini adalah langkah yang patut diapresiasi. Kita tidak bisa menyamakan peran guru di kota dan di kabupaten yang terpencil. Tidak semua guru bisa seperti itu. Berdasarkan pengalaman ku yang memiliki adik masih sekolah, guru mereka justru kewalahan karena tidak memiliki akses internet, gawai yang tidak memadai, jadi tidak bisa menyamakan keadaan di kota dan kabupaten.

Gepi, mahasiswa di Jambi. (ist)

Menurut saya, anak-anak juga belum terlalu paham menggunakan teknologi untuk belajar. Kebanyakan dari mereka menggunakan handphone untuk bermain game. Juga sulit mencerna pembelajaran yang diberikan, tidak semua orangtua memiliki keunggulan untuk mengajarkan anaknya.

Untuk yang kuliah, menurut saya tentang pembelajaran daring ini berdasarkan orang terdekat, kendalanya adalah jaringan karena tidak semua tempat memiliki sinyal bagus meskipun mereka memiliki gadget yang bagus.

Kisah Kepala Sekolah Inspiratif, Nuraini: Pandemi Membuat Kami Lebih Kuat

Selain susahnya internet di desa, ada mata kuliah yang memang mengharusnya untuk tatap muka sehingga susah jika dilakukan daring dan harus pratikum. Keterbatasan alat juga jadi kendala.

Permasalahan sistem daring ini, yang harus dilakukan kerja sama antara orangtua, guru, siswa dan pemerintah. Ini baru pertama kali, jadi kita harus bersama-sama melakukannya. Juga saling bertoleransi dan tidak saling menyalahkan suatu pihak untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.

Berita Terkini