Perbaikan Jembatan Muara Sabak Tunggu Hasil Penghitungan Kementerian

Penulis: Abdullah Usman
Editor: Fifi Suryani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Jembatan Muara Sabak yang tertabrak tongkang, Rabu (15/4/2020).

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Pasca insiden Jembatan Muara Sabak (JMS) ditabrak kapal tug boat bermuatan batu bara pada awal April lalu, Pemkab Tanjab Timur masih menunggu kesepakatan dari tim teknis pihak kapal guna tindak lanjut.

Kepala Dinas Perhubungan Tanjab Timur, Hadi Firdaus, menuturkan Pemkab dan pihak kapal telah melakukan pertemuan untuk turun survei bersama.

"Tak hanya Pemda dan pihak kapal, terakhir pihak Kementerian PU RI juga turun survei bersama dan hasilnya menunggu kesepakatan tim teknis pihak kapal mengenai kerugiannya berapa," ujarnya, Rabu (27/5).

Pada prinsipnya Pemkab Tanjab Timur meminta kondisi JMS yang tertabrak tersebut kembali pemulihan seperti awal. Namun, sampai saat ini ia belum mengetahui hasilnya.

"Dalam artian ganti rugi dengan kondisi seperti awal. Sedangkan hasilnya bisa langsung ditanyakan kepada pemilik jembatan dalam hal ini pihak PU," jelasnya.

Berdasarkan hasil koordinasi bersama pihak-pihak terkait mengingat sering terjadinya kecelakaan penabrakan JMS, pihaknya akan mewacanakan menghidupkan kembali kapal pandu yang telah dirintis sejak tahun 2014 awal sampai dengan 2015 awal.

"Selama berproses dan waktu itu juga mungkin tidak ada kesepakatan dari pihak kapal mengenai kapal pandu untuk mengantisipasi kecelakan pada JMS itu," ujarnya.

"Karena Perdanya sudah ada maka perlu kita hidupkan kembali wacana itu. Dan mungkin apabila memang disetujui kita akan berlakukan wacana itu," pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris PU Tanjab Timur Apriboy sebelumnya mengatakan pihak perusahaan yang bersangkutan telah siap bertanggung jawab dan melakukan ganti rugi terhadap jembatan tersebut.

"Namun untuk besarannya mereka juga masih menunggu hasil penghitungan ulang pihak kementerian. Setelah didapat hasilnya baru bisa action perbaikan," jelasnya.

Tentu memang akan ada perubahan perhitungan, dari estimasi hasil penghitungan awal sebelum insiden kedua ini terjadi. Perhitungan awal lalu diperkirakan perbaikan memakan biaya hingga Rp21 miliar.

"Kemungkinan jumlahnya lebih dari estimasi awal, namun kalau berapa jumlahnya kita belum bisa karena tim kementerian baru turun dan belum selesai penghitungannya," pungkasnya.

Berita Terkini