Link Nonton Empress Ki Episode 3, Seung Nyang Permainkan Pangeran di Dalam Kemah
BAGI penggemar film Korea, Anda bisa menyaksikan serial drama Empress Ki.
Ini merupakan serial drama Korea televisi di MBC paling sukses yang digemari jutaan orang di berbagai negara, bukan hanya dari Korea Selatan.
Tokoh utama dalam serial ini bernama Seung Nyang.
Ada sederet bintang korea tampil di serial drama ini, seperti Ha Ji-won, Ji Chang-wook, Hyun Seung-min, dll.
Berikut ini bintang-bintang di karakter utama serial Empress Ki
- Ha Ji-won - Empress Ki / Ki Seung Nyang
- Hyun Seung-min - Ki Seung Nyang muda
- Joo Jin-mo - Wang Yoo
- Ahn Do-gyu - Wang Yoo muda
- Ji Chang-wook - Toghon Temür / Ta Hwan
- Jin Yi-han - Tal Tal (Toqto'a)
- Baek Jin-hee - Tanashiri (Danashiri)
• Link Nonton Empress Ki Episode 1, Kisah Nyata Cinta Intrik dan Kekuasaan Seung Nyang
• Nonton Empress Ki Episode 2, Seung Nyang Jadi Penyelundup untuk Menolong, Mengapa Garam?
Naskah drama ini pun ditulis secara rapi oleh Jang Young Chul dan Jung Kyung Soon.
Cerita dalam serial Empress Ki sangat menarik karena diangkat dari kisah nyata.
Kisahnya penuh intrik dalam perebutan kekuasan dan cinta, disajikan secara apik oleh sutradara Han Hee dan Lee Sung Joon.
Empress Ki menceritakan seorang wanita biasa bernama Ki Seung-Nyang (diperankan oleh Ha Ji Won) yang lahir di zaman Goryeo.
Sinopsis Empress Ki 2
Wang Yoo dan pasukannya berusaha agar segera tiba di perkemahan rombongan Ta Hwan.
Ternyata Wang Go bukan hanya ingin menjatuhkan Wang Yoo tapi ia memang berniat menundukkan Goryeo di bawah Yuan.
Selama 30 tahun terakhir ia merasa Goryeo hanya sia-sia melawan Yuan dan malah berakibat dengan kematian banyak orang.
Ia meminta bantuan Ratu (ibu tiri Wang Yoo) untuk menyampaikan maksudnya pada El Temur.
Hmmm…apakah ratu Goryeo yang sekarang merupakan orang Yuan, seperti No Guk?
Aku merasa aneh kenapa ia masih dipanggil ratu: Jungjeongmama dan bukannya ibu suri: daebimama?
Bagaimana dengan nasib Ta Hwan? Seung Nyang memergokinya di tendanya dan menuduhnya sebagai pencuri juga pengintip.
Ta Hwan berbohong dengan mengaku sebagai prajurit Yuan. Seung Nyang memukuli Ta Hwan.
Ta Hwan meminta Seung Nyang membawanya keluar perkemahan, nanti Seung Nyang akan tahu sendiri. Tapi Seung Nyang malah mengira Ta Hwan prajurit yang hendak melarikan diri.
Ia menjewer Ta Hwan lalu menariknya keluar tenda dan membawanya ke kandang kuda.
Ta Hwan dihukum membersihkan kotoran kuda.
Ta Hwan tentu saja tidak mau. Ia akhirnya mengaku kalau ia adalah Pangeran Ta Hwan.
Ia meminta Seung Nyang menbawanya keluar perkemahan dan ia akan menghadiahi Seung Nyang dengan kekayaan.
Seung Nyang terbelalak. Ia berkata ia harus memberi hormat pada Pangeran.
Ta Hwan berkata itu tidak perlu. Dan blukk!! Seung Nyang mendorong Ta Hwan hingga jatuh menimpa kotoran kuda.
“Jika kau Pangeran, maka aku Kaisar!” ledek Seung Nyang.
“Awas kalau kau berani melarikan diri.”
Kenapa Ta Hwan bersikeras hendak keluar dari perkemahan?
Karena Bangsawan Zhang sudah menunggunya di luar perkemahan dengan membawa kuda untuk membawa Ta Hwan melarikan diri. Berarti Ta Hwan tahu ia akan
dibunuh.
Komandan Ki merasa curiga melihat tidak ada satu pasukan Yuan pun di perkemahan.
Ia tidak tahu Bayan telah menarik mundur pasukannya karena tidak mau terlibat dalam serangan yang dilakukan El Temur (untuk membunuh Ta Hwan).
Jika Ta Hwan terbunuh maka yang akan disalahkan adalah
Komandan Ki dan Goryeo.
Tiba-tiba perkemahan diserang oleh panah api. Sebuah pasukan berpakaian biasa menyerang ke dalam perkemahan. Ini pasukan siapa ya? Wang Go atau El Temur?
Komandan Ki dan pasukannya berusaha melawan mereka. Dalam kekacauan itu, Komandan Ki memerintahkan Seung Nyang untuk mengamankan Ta Hwan.
Ta Hwan ketakutan saat mendengar sendiri orang-orang itu (orang Yuan) hendak membunuhnya. Ia bersembunyi di dalam sebuah korak perbekalan.
Seung Nyang kaget saat melihat Kwe Bo dalam pakaian pangeran. Ia menyuruh Kwe Bo membuka pakaian pangeran agar tidak menjadi sasaran pembunuhan. Tapi tidak sempat.
Saat mereka keluar perkemahan, para penyerbu telah mengepung mereka.
Seung Nyang berkata pada mereka kalau Kwe Bo bukanlah pangeran yang asli.
Tapi orang-orang itu tidak mau mendengar. Seung Nyang terpaksa melawan mereka. Seung Nyang tidak sanggup melawan orang sebanyak itu seorang diri.
Akhirnya Kwe Bo mati dibunuh mereka. Seung Nyang tertegun melihat kekejaman orang-orang itu.
Setelah melihat “Pangeran” mati, para penyerbu itu mundur dan pergi begitu saja. Hanya Seung Nyang yang tahu Kwe Bo bukanlah pangeran. Dari dalam perkemahan terdengar suara pasukan Yuan (yang tiba-tiba muncul)berseru-seru
bahwa Pangeran Ta Hwan sudah mati. Aneh…pengeran mati kok dibiarin gitu aja di tanah >,<
Bayan dan Tal Tal mendengar seruan itu dari luar perkemahan dan mengira Ta Hwan benar-benar sudah mati. Bayan meminta maaf pada ayah Ta Hwan (kaisar terdahulu yang sudah mangkat).
Mereka kembali ke perkemahan dan menghampiri mayat “pangeran” yang terbaring di tenda Ta Hwan. Namun saat Bayan membuka kain penutup mayat itu, mereka terkejut. Bukan Ta Hwan.
Mereka menyadari Ta Hwan masih hidup dan melarikan diri dengan Bangsawan Zhang. Sedetik kemudian Bangsawan Zhan masuk mencari Ta Hwan.
Diam diam Tal Tal menutupi kembali wajah Kwe Bo dengan kain.
Bangsawan Zhang mengira Ta Hwan benar-benar sudah mati. Ia menangis dan hendak mendekati jenasahnya tapi Tal Tal menghalanginya. Bayan memukul
Bangsawan Zhang hingga pingsan.
Bayan berkata pasukan Goryeo dan Yuan sama-sama tidak boleh tahu kalau Ta Hwan masih hidup. Ia akan mencari Ta Hwan.
Terlambat, Seung Nyang tahu yang mati bukanlah pangeran dan melaporkannya pada Komandan Ki. Byung Soo senang karena artinya mereka tidak akan disalahkan lagi. Komandan Ki memberi isyarat agar Byung Soo mengecilkan
suaranya.
Bayan dan Tal Tal menghampiri mereka dan berkata Ta Hwan mati di tanah Goryeo, jadi ini tanggungjawab Komandan Ki. Komandan Ki berkata mereka akan mengantar mayat itu ke Kaegyeong (ibukota Goryeo).
Bayan berkata mereka akan membawa tubuh pangeran kembali ke Yuan, sementara Komandan Ki dan anak buahnya akan kembali untuk dihukum mati.
Komandan Ki memerintahkan anak buahnya untuk mencari Ta Hwan diam-diam di sekelliling perkemahan itu tanpa sepengetahuan Bayan.
Seung Nyang ikut mencari. Ia masuk ke gudang perbekalan dan hendak pergi ketika tiba-tiba terdengar suara dengkuran dari dalam sebuah kotak.
Ia membuka kotak itu dan melihat Ta Hwan tidur nyenyak. Masih belum menduga siapa Ta Hwan sebenarnya, Seung Nyang mengirim Ta Hwan dengan seember air.
Lalu ia menutup kembali peti itu dan mengomel Ta Hwan hanya sibuk menyelamatkan siri sendiri.
Sialnya, begitu Seung Nyang pergi, Bayan dan Tal Tal berjalan ke area itu. Ta Hwan yang baru disiram air keluar dari peti sambil terbatuk-batuk. Bayan dan Tal
Tal memergokinya.
Seung Nyang mulai merasa jangan-jangan Ta Hwan memang Pangeran. Ia kembali dan melihat Ta Hwan sedang berbicara dengan Bayan dan Tal Tal.
Ta Hwan memohon agar Bayan mengingat apa yang telah dilakukan ayahnya bagi Bayan. Ia tahu Bayan dan Tal Tal tidak bisa membantah perintah El Temur, tapi ia tidak ingin mati. Ia memohon agar Bayan mengumumkan kalau ia sudah mati dan melepaskannya.
Ternyata Bayan yang wajahnya keras itu sebenarnya berhati lembut juga. Ia berkata ia masih hidup karena ayah Ta Hwan. Ia berkata tidak boleh ada yang tahu Ta Hwan masih hidup, lalu ia menyuruh Ta Hwan kembali masuk ke peti untuk bersembunyi.
Whaaaa?? Ngga ada cara lain yang lebih bagus apa?
Seung Nyang merasa aneh melihat Ta Hwan kembali masuk ke dalam peti.
Tapi ia terkejut saat melihat Tal Tal menutupi peti itu dengan kain dan Bayan mengeluarkan pedangnya. Untuk membunuh Ta Hwan. Astaga…..
Seung Nyang mengeluarkan panahnya dan siap menggagalkan pembunuhan itu.
Tapi suara berisik membuatnya berhenti dan bersembunyi.
Rombongan Raja Goryeo telah tiba.
Bayan siap menikam peti yang berisi Ta Hwan, tapi Moo Song dan Sun Woo datang dan memberi tahu kalau Raja Goryeo ingin bertemu dengan Bayan.
Maka Bayan pun terpaksa menunda rencananya.
Hmm….sepertinya Bayan sebenarnya tidak ingin membunuh Ta Hwan, tapi ia juga hanya menjalankan perintah. Jika perintah El Temur tidak dijalankan maka ia dan pasukannya yang akan menjadi korban. Di lain pihak, jika Ta Hwan mati, Komandan Ki dan pasukannya yang akan menjadi korban.
Sepeninggal Bayan dan Tal Tal, Seung Nyang berjalan kembali ke tenda perlengkapan lalu mengeluarkan Ta Hwan dari sana.
Wang Yoo meminta laporan dari Komandan Ki. Apakah Ta Hwan benar-benar sudah mati?
Belum sempat Komandan Ki menjelaskan, Bayan tiba dan berkata Ta Hwan sudah mati. Wang Yoo melihat jenazah “pangeran” yang terbujur kaku.
Ia berkata ini bukan kesalahan negaranya.
Ia berkata ini mungkin saja perbuatan Yuan. Untuk apa pasukan berpakaian jelata seperti perampok datang ke perkemahan tanpa mengambil apapun dan
hanya membunuh satu orang keluarga kerajaan?
Komandan Ki menggunakan kesempatan itu untuk melaporkan kalau yang mati bukanlah Ta Hwan. Itu adalah
mayat kasim dan Ta Hwan masih hidup.
Wang Yoo dengan marah hendak membuka kain penutup mayat tapi Bayan menghunus pedangnya ke arah Wang Yoo. Dan dengan segera semua menghunus pedang ke arah lawan.
Byung Soo melihat Seung Nyang menarik Ta Hwan dan bertanya itu siapa.
Seung Nyang berkata Ta Hwan adalah pangeran Yuan. Byung Soo terkejut.
Seung Nyang bertanya di mana Raja. Byung Soo berkata ia yang akan mengantar Ta Hwan menemui raja. Lalu ia menarik Ta Hwan pergi.
Hmm….firasat buruk nih >,<
Bayan melarang Wang Yoo menyentuh tubuh “pangeran”. Wang Yoo berkata ia mengenal wajah pangeran dan ia tidak peduli dengan ancaman Bayan.
Ia membuka kain penutup itu. Mayat itu tidak bisa dikenali karena sudah dibakar.
Bayan langsung menuduh Wang Yoo tidak membiarkan Ta Hwan beristirahat dengan tenang.
Komandan Ki berkata mayat ini benar-benar bukan mayat pangeran dan orang Yuan sedang menutupinya.
Bayan mengancam akan melaporkan peristiwa ini.
Tiba-tiba terdengar teriakan Byung Soo. Fiuhhhh….ternyata ia hanya ingin menjadi pahlawan ;) Ia menarik Ta Hwan masuk ke tenda.
Bayan pura-pura terkejut melihat Ta Hwan lalu memberi hormat. Ta Hwan justru tidak merasa senang, karena ia memang ingin dianggap sudah mati.
Sebelum dibawa pergi, Ta Hwan sempat menatap Wang Yoo.
Wang Yoo bertanya bagaimana Byung Soo bisa menemukan Ta Hwan.
Byung Soo berbohong ia yang menemukan Ta Hwan di barak orang Yuan. Wang Yoo berkata Byung Soo telah berjasa menyelamatkan Goryeo dan ia tidak akan
melupakannya.
Tepat saat itu Seung Nyang melewati tempat tersebut dan melihat Wang Yoo. Ia bersembunyi di balik tenda. Ia baru tahu Wang Yoo adalah Raja Goryeo.
Padahal ia telah menghina Putera Mahkota bahkan pernah menampar Wang Yoo.
Ternyata Tal Tal yang telah membakar mayat Kwe Bo. Bayan berkata Tal Tal tadi sempat menyelamatkan mereka tapi sekarang El Temur tidak akan membiarkan
mereka hidup (karena Ta Hwan masih hidup).
Rombongan Wang Yoo dan rombongan Ta Hwan akhirnya tiba di Kaegyeong. Wang Go langsung menyambut Ta Hwan.
Ta Hwan memuji Goryeo tidak jauh beda dengan Yuan. Wang Go berkata Goryeo dan Yuan memang seperti adik
kakak.
Wang Yoo tidak suka mendengarnya. Ta Hwan yang tidak mengerti situasi berceloteh hendak mengganti nama Goryeo ke nama yang lebih Yuan.
Wang Yoo tak tahan lagi dan memarahi Ta Hwan. Goryeo adalah Goryeo, Yuan adalah Yuan...dengan darah dan orang yang berbeda. Sama sekali tidak sama.
Ta Hwan kebingungan dimarahi seperti itu. Bayan memarahi Wang Yoo karena berani-beraninya memarahi Ta Hwan. Tal Tal berkata Wang Yoo seharusnya memberi hormat resmi pada Ta Hwan dan Wang Yoo belum melakukannya.
Bahkan para pejabat Goryeo pun mendesak Wang Yoo memberi hormat pada Ta
Hwan.
Wang Yoo tidak mau melakukannya. Ia pergi dengan kesal. Tapi diam-diam ia memerintahkan agar kediaman Ta Hwan dijaga ketat.
Ratu marah besar karena rencana pembunuhan Ta Hwan gatot..gagal total.
Wang Go juga memarahi Bayan. Bayan sebal Wang Go berani
menyalahkannya. Ia berkata ia akan menangani hal itu sendiri.
Masih ada kesempatan untuk menbunuh Ta Hwan.
Bangsawan Zhang datang memanggil Bayan (ternyata dia masih hidup). Ada masalah di istana.
Bayan dan yang lainnya bergegas ke istana tempat Ta Hwan ditempatkan.
Tempat itu dijaga ketat, Wang Yoo telah memerintahkan tidak boleh ada seorangpun masuk. Bayan mengira Wang Yoo sedang menahan Ta Hwan.
Ta Hwan tidak mengetahui situasi di luar. Ia asyik makan dan minum dan memanggil-manggil bangsawan Zhang. Bukannya bangsawan Zhang yang masuk melainkan Sun Woo. Dan Sun Woo jelas tidak mau memanjakan Ta
Hwan meski ia Pangeran Yuan.
Ia berkata Ta Hwan bukan bayi lagi, kenapa sedikit-sedikit memanggil-manggil bangsawan Zhang.
Ta Hwan mengomel semua ini gara-gara Seung Nyang. Mendengar nama Seung Nyang, Sun Woo tertarik. Seung Nyang?
Ta Hwan berkata semua ini gara-gara Seung Nyang menemukannya.
Bayan protes pada Wang Yoo. Beraninya menahan Ta Hwan? Wang Yoo berkata ia sedang melindungi Ta Hwan dari siapapun yang hendak membunuhnya. Hm…jelas ia tahu Bayan dan Tal Tal terlibat dalam usaha pembunuhan Ta Hwan.
Wang Yoo berkata orangnya yang akan melindungi Ta
Hwan hingga tiba di tempat pengasingan, Daechong.
Bayan berkata ia yang bertanggungjawab atas keselamatan pangeran. Bahkan Moo Song tersenyum geli mendengarnya, tanggung jawab apanya?
Bayan berkata pasukan Wang Yoo yang gagal melindungi Ta Hwan pada malam itu. Wang Yoo berkata ia akan memberi tahu El Temur mengenai hal ini.
Ia tahu El Temur tidak suka pada Ta Hwan. Bayangkan apa yang akan terjadi jika ia memberitahu El temur bahwa Bayan yang telah menyelamatkan Ta Hwan.
Kepala Bayan pasti tidak akan aman.
Hehe…Wang Yoo ini pinter XD
Bayan ketakutan dan bertanya apa sebenarnya yang hendak dikatakan Wang Yoo.
Wang Yoo menyuruh Bayan kembali ke Yuan besok dan melakukan apa yang ia katakan jika ingin tetap hidup.
Link Empress Ki Episode 3 KLIK DISINI
Selamat menonton Empress Ki Episode 3, Seung Nyang Permainkan Pangeran di Dalam Kemah
Tunggu serial drama Empress Ki Episode 4 di Tribunjambi.com, besok pukul 18.00 WIB.
• Janda dari Jakarta Terbang ke Jambi Temui Brondong 17 Tahun, Kuat 4 Hari di Kamar Hotel Tak Keluar
• Siapa Sebenarnya Pemuda dan Janda di Tebo yang Kena Gerebek di Bumi Perkemahan di Bungo?