Istri Chrisye Dikabarkan Meninggal, Siapa Sebenarnya Chrismansyah Rahardi yang Orang Jarang Ketahui?
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka, Damayanti Noor atau Yanti Noor, istri dari almarhum Chrisye, dikabarkan meninggal dunia hari ini, Sabtu 8 Februari 2020.
Kabar ini disampaikan oleh pengamat musik Stanley Tulung melalui akun Instagramnya yang bernama @stanleytulung.
Stanley Tulung memajang foto Yanti Noor tengah tersenyum memakai hijab warna cokelat muda.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun
• Fachrori Ajak Pers Terus Menyampaikan Berita Terpercaya
• Kabar Duka Istri Chrisye Meninggal Dunia, Rian D’MASIV Posting Foto Bareng Yanti Noor
Selamat jalan Mba Yanti Noor istri Mas Chrisye," tulis Stanley.
Menurut kabar yang beredar, jenazah Yanti Noor masih berada di Cimacan, Cipanas, Jawa Barat.
Jenazah Yanti Noor lalu akan dibawa ke rumah duka di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Nantinya, jenazah akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, dekat dengan makam Chrisye.
Namun informasi ini masih membutuhkan konfrimasi lebih lanjut.
Dari pantauan TribunStyle.com, unggahan Stanley Tulung tentang kepergian Yanti Noor dipenuhi ucapan duka cita. (TribunStyle.com)
Wajah mendiang Chrisye, penyanyi legendaris Indonesia, menghiasi Google Doodle hari ini, Senin (16/9/2019).
Penyanyi yang memiliki nama asli Chrismansyah Rahardi itu berulang tahun ke-70 pada hari ini.
Chrisye lahir 16 September 1949 dan meninggal dunia pada 30 Maret 2007, atau 12 tahun silam.
Penyebabnya adalah TBC tulang dan kanker paru yang pada waktu itu sudah memasuki stadium 4.
Kanker paru di tubuh Chrisye mulai memasuki stadium 4 pada Agustus 2005.
Ia sempat berobat di Singapura, menjalani serangkaian kemoterapi, hingga menghabiskan hari-harinya duduk di kursi roda.
Berpuluh-puluh tahun sebelum kanker paru menyerang, tepatnya sejak duduk di bangku SMA, Chrisye mulai merokok.
Memperingati ulang tahun ke-70 Chrisye, Google Doodle menampilkan animasi Chrisye, Senin (16/9/2019). (Google)
Pada suatu saat ia ditangkap kepala sekolah dan diminta untuk merokok delapan batang secara bersamaan.
Namun hal itu tidak menghentikannya untuk kembali merokok.
Istri Chrisye, Gusti Firoza Damayanti Noor pernah mengatakan, sewaktu berobat di Singapura, Chrisye kerap mengigau seperti sedang merokok.
Padahal tidak ada barang apapun di tangannya.
“Barangkali saking kecanduannya, racun nikotin menagih ketika dia sudah berhenti merokok,” tutur Gusti Firoza seperti dikutip dari situs resmi Departemen Kesehatan.
• UPDATE Virus Corona 725 Orang Mati dan 34.986 Terinfeksi, Ada di 28 Negara, Cek Lokasi Sebaran
Rokok dan Kanker Paru
Spesialis kanker paru, dr Elisna Syahruddin, PhD, SpP-K.Onk, mengatakan bahwa rokok memiliki hubungan erat dengan munculnya kanker paru.
“Jika merokok, risiko (mengalami kanker paru) akan naik. Ini bukan hanya berlaku untuk perokok aktif, tapi juga perokok pasif,” tutur dr Elisna kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019).
Rata-rata, lanjut ia, kanker paru muncul ketika seseorang merokok sekitar 10-20 tahun.
“Cara menghitungnya adalah berdasarkan Indeks Brinkman. Jumlah rokok per hari, dikali tahun merokok. Jika hasilnya di atas 600, risiko untuk mengidap kanker paru sangat besar. Bisa jadi terjangkit dalam waktu kurang dari 10 tahun,” papar dr Elisna.
dr Elisna menekankan, semakin banyak Anda merokok, semakin besar risiko kanker paru pada diri Anda.
Di dunia, lanjutnya, jumlah insiden (kasus) kanker paru merupakan yang terbanyak di dunia.
“Di Indonesia, mayoritas penderita kanker paru adalah laki-laki,” terangnya.
Dari data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), asap rokok bertanggung jawab atas sekitar 7.300 kematian akibat kanker paru setiap tahun di Amerika Serikat.
Produk tembakau mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, dan setidaknya 70 bahan diketahui menyebabkan kanker.
Situs Hallosehat menyebutkan, saat Anda menghirup asap rokok, campuran bahan kimia ini langsung dikirim ke paru-paru. Di titik inilah kerusakan mulai terjadi.
Serangan terus-menerus dan keberlanjutan dari aktivitas merokok ini menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru.
Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal, hingga akhirnya muncul sel kanker.
Lalu bagaimana bila Anda berhenti merokok? dr Elisna mengatakan hal itu bisa berpengaruh secara signifikan.
Dalam waktu 10 tahun setelah berhenti merokok, risiko kematian akibat kanker paru turun hingga setengahnya.
• Berlangsung Seru, Link Live Streaming Masterchef Indonesia Season 6 Siaran Langsung RCTI 16.30 WIB
Kanker paru dan polusi udara
Selain rokok, dr Elisna mengatakan kanker paru juga bisa diakibatkan oleh polusi udara.
“Baik polusi udara outdoor maupun indoor. Kalau yang indoor menyerang perokok pasif. Kalau yang outdoor biasanya menjangkit orang yang berada di daerah berpolusi tinggi atau bekerja di pabrik yang berpolusi tinggi seperti pabrik semen,” jelasnya.
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kanker paru, Anda bisa menggunakan masker seperti N95.
Anda perlu mewaspadai beberapa gejala kanker paru.
Antara lain batuk yang tidak kunjung berhenti bahkan semakin memburuk, batuk dengan lender atau dahak yang berdarah, nyeri dada yang bertambah parah, sesak nafas, merasa lelah atau lemas, hilangnya nafsu makan, dan suara serak.