Keberadaan Sekolah Diniyah di Tanjab Timur Masih Kurang Perhatian dari Pemerintah
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Dianggap pembelajaran pendamping dari sekolah umum, keberadaan Sekolah Diniyah saat ini kerap kurang perhatian dari pemerintah.
Sekolah Madrasah Diniyah atau yang biasa dikenal masyarakat dengan sekolah sore atau madrasah.
Sejatinya merupakan sekolah yang dibentuk oleh swadaya masyarakat setempat, untuk mendukung atau menjadi pembelajaran dampingan bagi siswa terutama terkait ilmu agama.
Meski terbilang penting dalam memenuhi ilmu agama kepada anak sejak sekolah dasar, keberadaan sekolah Diniyah sendiri sejauh ini jauh dari layak baik dari segi fasilitas maupun kurikulum.
Baca: Kedatangan UAS, UAH dan Nissa Sabyan Ditunda, Pemkab Sampaikan Permintaan Maaf, Ini Kendalanya
Baca: Kemenag Tanjab Timur Akan Usulkan Perda Diniyah, Berharap Dukungan dari DPRD dan Pemkab
Baca: Merinding! 12 Tanda-tanda Kiamat, 7 Sudah Terjadi, Muncul di Suriah, dan Ada Bayangan Tanduk Setan
Menanggapi hal tersebut dikatakan Kasi pendidikan agama dan keagaman islam Kemenag Tanjabtim H Syaripuddin, mengatakan terkait sekolah Diniyah kembali kepada awal mula timbulnya sekolah tersebut berdasarkan swadaya masyarakat.
Dimana awalnya sekolah tersebut, untuk menambah ilmu agama yang sejatinya kurang maksimal didapatkan dari sekolah umum pagi. Namun memang seiring perkembangan sekolah tersebut juga banyak berkembang dan ada pula yang antara hidup dan mati.
"Karena Dinyah ini bersifat lembaga swasta kita Kemenag harus lebih selektif lagi, terutama dalam pemberian izin bagi mereka yang ingin mendirikan diniyah bukan berarti kita melarang atau mempersulit," ujarnya.
Pasalnya, kebanyakan saat ini banyak yang mampu mendirikan Sekolah Diniyah namun mereka tidak bisa menjalankan sekolah tersebut seperti semestinya. Dalam artian ujung-ujungnya bergantung kepada pemerintah sementara anggaran untuk mereka terbatas.
"Makanya jika ada yang mau mendirikan diniah kita tanya dulu sumberdaya dari mana jangan asal dirikan saja. Harus ada sumber pembiayaan yang pastinya dari mana sehingga nantinya tidak terbengkalai," ujarnya.
Untuk diketahui saat ini untuk sekolah Diniyah tidak lagi mendapatkan bantuan Operasional seperti sekolah SD dan juga bantuan operasional sekolah BOP.. Dulu sempat ada bantuan tersebut namun menjadi temuan BPK karena double akunting. Dimana siswa yang menerima bantuan di SD juga menerima di Diniyah tadi.
"Kalau dilihat dari kelembagaan kan berbeda kurikulumnya juga beda. Namun pusat tidak menilai dari itu yang dinilai individunya (orangnya) sama," tuturnya.
"Saat ini untuk Diniyah hanya mendapatkan bantuan insentif dari pemerintah daerah saja sebesar Rp 250 per bulan, untuk gaji guru saja itupun hanya 10 Bulan," jelasnya.
Dengan keadaan tersebut dirinya juga merasa prihatin, dirinya juga mengakui jika di lapangan banyak kondisi bnagunan sekolah Diniyah tersebut sangat memprihatinkan, namun pihaknya tidak dapat berbuat apa karena memang dari pusat tidak ada bantuan untuk fisik.
Keberadaan Sekolah Diniyah di Tanjab Timur Masih Kurang Perhatian dari Pemerintah (Abdullah Usman/Tribunjambi.com)