Perjalanan Rivan Nurmulki, Atlet Voli Asal Jambi yang Keluar dari Timnas, Bermula dari Penjual Ayam hingga Jadi Polisi
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Rivan Nurmulki bagi para pecinta olahraga voli pastinya tidak asing lagi, pernah menjadi juara Proliga 2018.
Nama Rivan juga dikenal oleh masyarakat Provinsi Jambi dikarenakan dirinya merupakan putra asli Provinsi Jambi yang mengharumkan nama Indonesia dalam prestasinya di olahraga voli.
Namun kabar sedih datang dari pria asal Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi Ini.
Dikabarkan Rivan keluar dari Timnas Voli Indonesia.
Baca: Hasil Liga Champions Tadi Malam - Tottenham Hotspur Seri, Manc City Melenggang, Real Madrid Gagal
Baca: Ramalan Cinta Zodiak Kamis (19/9) - Aquarius Single Ada yg Ingin Kenalan, Aries Waspada Orang Ketiga
Baca: Gerakan Siluman Kopassus, Hanya Segelintir Orang Bergerak Misi sudah Beres
Lalu apa alasannya keluar dari timnas voli Indonesia.
Ini jawaban dari Rivan di Instagram miliknya @rivannurmulki
Melalui akun Instagramnya, Rivan membuka rahasia ia keluar dari timnas voli Indonesia.
Bisa dikatakan karena faktor kekecewaan terhadap PB Voli Indonesia?
Berikut penjelasannya.
Baca: Hasil Liga Champions - Atletico Madrid 2-2 Juventus, Cristiano Ronaldo 2 Kali Nembak
Baca: Ramalan Zodiak Hari (19/9) - Sagitarius Penuh Harapan, Libra Super Sibuk, Taurus Bebaskan Diri
"Banyak yang tanya knp keluar dr tim nas???
Sedikit cerita,ya awalnya pemanggilan tc platnas semangat banget si buat latihan,yah walaupun saya punya riwayat cidera acl sudah 3 thn lalu,dan allhamdulilah masih bisa bertahan karena di topang otot paha yg masih kuat,ya walaupun kadang" trasa nyeri kalo kelelahan,normal si,sebelum saya keluar dr tc saya sudah latihan 1 bulan di sentul,di minggu pertama si sudah trasa mulai nyeri" yaah karena faktor latihan berat yak,dan gak ada fasilitas kesehatan juga di platnas,ya pokoknya apaa adanya aja deh.bahasa jawanya ne loro yo ragat dewe.tpi aku ttp semangat si,buat INDONESIA JUARA,siapa si yg gamau bawa nama INA buat sea game,nah di minggu ke 2 aku dapat tawaran main di liga jepang,ini impian aku banget berlatih voli supaya bisa jadi pemain profesional,bukan cuma di ina,tpi ke negara lain juga,siapa si yg gatau jepang,volinya kn lebih bagus dr kita yaa,ya aku berfikir si,kalo aku bisa ke jepang jelas aku dsna berlatih voli tambah banyak pengalaman dong,dan tambah pinter juga,dan pasti dsana fasilitas kesehatan di jamin,dan bisa jadi cidera yg aku alamai di sana malah bisa membaik,karena dsana fasilitas jelas lengkap ya,gak kyk di kita, nah pada saat itu juga aku coba ngmng baik" ke org pb ,dan agent dr jepang juga sudah kirim email ke pihak pb ,ya jwban dr pihak pb si,tunggu keputusan ,seiring berjalannya waktu,ttp di gantung masalah ijin ku,ya banyak alasan si,intinya saya gabisa ninggalin tc platnas karena ada sea game,di minggu ke 3 saya nego ke agent jepang ya aku bilang aku gabisa karena ada sea game,dan dr pihak mereka memberi kesepakatan kalo pas sea game main saya boleh kembali beberapa minggu sebelum pertandingan,nah dstu saya sudah seneng dong,saya kira pihak pb bisa memeberi saya ijin,karena tidak ada yg di rugikan dan saya kira pasti dpt ijin.tapi setelah saya sampaikan ttp gak ada jawaban ,,di minggu ke 4 saya tanyakan,dan ttp mereka tdk memberi saya ijin keluar,padahal logikanya saya ke sana latihan juga,dan jelas dsana berlatih lebih baik dr pada dsini ya,dan saat sea game saya bisa plg buat bela negara,tpi ttp aja gak dpt ijin,ya KECEWA pasti,...lanjut di kolom komentar▪︎▪︎▪︎▪︎ #pikirmesem,"curhatnya di Instagram.
Mengetahui kabar sang pemain voli andalan Indonesia itu keluar dari Timnas membuat warganet banyak yang memberi komentar.
Baca: Sudah Seminggu Ini, Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Muara Bungo
Baca: 6 Areal Konsesi Kehutanan di Jambi Terbakar, Diduga Karena Konflik
@doknita: Akhirnya buka suara juga.. Semangat terus ya Van! Semoga dengan ini, masalah kesehatan dan pemulihan cedera atlet di Pelatnas semakin diperhatikan
@saulocosta9: Saya berharap Anda sukses, dan kebebasan bagi dunia untuk mengetahui bola voli Anda.
@volivideo: Tetap Semangat bang, Respect
Perjuangan Rivan Jadi Polisi Dimulai Sebagai penjual Ayam
Cerita putra daerah asli Jambi yang bersinar dalam olahraga voli di Indonesia.
Banyak kisah yang diraihnya mulai dari susah hingga kini berprofesi sebagai polisi.
Tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator menjadi juara Proliga 2018.
Pada partai final, mereka mengalahkan Palembang Bank Sumselbabel. Dan nama Rivan Nurmulki kembali mencatatkan nama sebagai pemain terbaik usai Final Proliga 2018.
Nama Rivan Nurmulki mulai menyita perhatian setelah terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2016.
Pemain tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator ini juga mendapat predikat sebagai spiker terbaik sekaligus sukses mengantar timnya menjadi juara.
Dialah putra daerah asli Jambi.
Perjuangan untuk menjadi pemain voli papan atas tidak ia dapatkan begitu saja.
Baca: Sudah Seminggu Ini, Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Muara Bungo
Baca: Ramalan Zodiak Hari (19/9) - Sagitarius Penuh Harapan, Libra Super Sibuk, Taurus Bebaskan Diri
Berjuang dari jualan ayam
Rivan harus rela berkorban untuk mewujudkan cita-citanya. salah satunya dengan berjualan ayam untuk mencari ongkos bensin dirinya menuju tempat latihan di daerah Kabupaten Bangko, Provinsi Jambi.
Awalnya Rivan tidak terlalu berminat pada voli.
Namun, melihat tinggi badannya yang menjulang saat SMA.
pada tahun 2012 saat usianya sudah menginjak 17 tahun, Rivan akhirnya mulai coba-coba bermain voli.
Dan Rivan pun mulai tampil dalam berbagai turnamen di daerahnya Bangko, Jambi kala itu.
Dari turnamen ke turnamen dan pertandingan, penampilannya semakin berkembang.
Saat itu Rivan hanya mengandalkan kekuatan pukulan dan tinggi badan, sedangkan teori dasar voli belum ia kuasai betul.
Sang ayah, Nasrin (53) yang tinggal di Pasar Bawah Bangko menceritakan, dulu saat ia ditunjuk ikut dalam tim Merangin untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) Provinsi Jambi, tak jarang menjual ayam untuk biaya beli bensin.
Baca: Gerakan Siluman Kopassus, Hanya Segelintir Orang Bergerak Misi sudah Beres
Baca: BEGINI Penjelasan BPOM soal Kopi Cleng yang Makan Korban, Sebut Ilegal hingga Bisa Sebabkan Kematian
“Belum lama, beberapa tahun lalu lah, waktu itu dia masih SMA,” kata Nasrin. Dulunya, kalau mau pergi latihan ke Bangko, -salah satu daerah di Jambi- dia terpaksa jual ayam untuk biaya beli bensinnya,” ucap Nasrin.
Soal latihan, Rivan yang lahir tahun 1995 itu sama seperti remaja lain di kampung halamannya Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, mereka hanya latihan di lapangan kampung.
Hingga akhirnya saat Rivan bermain di ajang Kapolda Cup jambi, bakat Rivan terpantau oleh pemandu bakat dari klub Surabaya Samator.
Mereka tertarik mengajak bergabung Rivan karena melihat tinggi badannya yang ideal (194 cm) untuk pemain voli.
Nama besar Samator di olahraga voli nasional membuat Rivan tertarik untuk bergabung meskipun dia harus jauh dari orang tua.
Pindah ke Samator, pemain kelahiran 16 Juli 1995 tersebut harus hijrah ke Sidoarjo yang merupakan markas Samator. Letaknya sangat jauh dari daerah asalnya, Jambi.
Orangtua Rivan mendukung penuh keputusan anaknya untuk menerima tawaran Samator.
Di Samator awalnya Rivan selalu merasa ingin pulang (Homesick), disamping kangen kepada keluarga, latihan berat juga merupakan salah satu ujian Rivan ketika pertama bergabung di klub.
Namun, perlahan tapi pasti, Rivan mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan pola latihan yang diterapkan oleh Samator.
Awalnya, pemilik tinggi badan 194 sentimeter ini sempat ingin pulang saat berlatih dengan Samator karena menu latihan cukup berat.
Perlahan-lahan Rivan mulai menyukai belajar dan berlatih voli di Samator, apalagi dia bisa bertemu pemain idolanya, Ayip Rizal dan peluang untuk masuk timnas sangat besar jika dirinya terus berlatih bersama Samator.
Rivan sangat senang berlatih dengan pemain Idolanya Ayip Rizal.
Saat latihan dan pertandingan, Ayip banyak memberikan masukan kepada Rivan untuk memperbaiki kesalahan dan memberikan pengalamannya untuk Rivan. Sehingga dirinya makin bersemangat untuk berlatih dan meningkatkan performanya.
Kini, Usaha dan kerja keras Rivan membuahkan hasil yang manis.
Pada ajang Proliga 2016 lalu, Rivan meraih penghargaan MVP (Most Valuabe Player). Sifatnya yang agak sedikit pemalu membuat Panitia berulang kali memanggil namanya saat pemberian Penghargaan MVP.
Bahkan, kawan-kawannya sampai harus menariknya ke podium untuk mengambil penghargaan tersebut.
Setelah dirinya Sukses membawa Samator menjuarai Proliga 2016, Rivan berhasil mempertahankan emas untuk Jawa Timur di PON 2016.
Dan pada Final Proliga 2018 Rivan juga berhasil kembali membawa Samator menjadi juara dan meraih MVP.
Jadi Polisi Berkat Bola Voli
Atas prestasinya tersebut, pemain kelahiran Jambi 16 Juli 1995 itu terpilih mengikuti pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN) sejak Juni 2016.
Kerja keras pasti memiliki hasil baik, hal ini dijalani Rivan Nurmulki yang membanggakan Jambi, karena ikut mengantarkan Timnas Voli Indonesia hingga ke babak semifinal kejuaraan Asia di Jawa Timur.
Ayah Rivan dan ibunya Ika Nuryati kini sudah berpisah, sang ibu masih tinggal di C1 Pemenang Selatan dan ayahnya tinggal di Rantau Jering, Kecamatan Masurai.
Dia terpilih setelah Samator menjalin kerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk melakukan pembinaan.
“Rasanya bangga bisa menjadi abdi negara. Saya bisa mengangkat derajat keluarga,” kata Rivan.
Pemain berusia 21 tahun ini harus melalui latihan cukup berat saat menjalani pendidikan SPN dengan durasi selama tiga kali seminggu.
“Latihannya cukup berat, tetapi saya bisa melaluinya karena sudah terbiasa latihan fisik bersama Samator,” ucap Rivan.
Selain menjalani pendidikan, Rivan juga mengenyam bangku kuliah di Universitas Yos Sudarso jurusan Manajemen untuk menjadi bekal bagi kariernya di kepolisian.
“Yang terpenting, saya punya bekal satu gelar karena pendidikan itu penting,” ujar Rivan.
Itulah sekelumit cerita tentang Perjuangan Rivan Nurmulki menjadi seorang pemain voli andalan timnas dan klubnya saat ini.
Tidak ada perjuangan yang mudah untuk menjadi pemain sukses. (Tribunjambi.com)