Tentang Rencana Gojek di Malaysia, Pengusaha Ini Sebut Indonesia Negara Miskin, Ini Balasan Menohok Dari Mahattir
TRIBUNJAMBI.COM - Rencana ekspansi decacorn asal Indonesia Gojek di Malaysia mendapat tentangan dari sejumlah pihak.
Satu diantara yang lantang menentang beroperasinya Gojek di Malaysia yakni pendiri Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismail.
Bahkan pernyataan pengusaha Malaysia yang menyebutkan Gojek hanya cocok beroperasi di negara miskin seperti di Indonesia menjadi perbincangan.
Dikutip dari The News Straits Times Shamsubahrin Ismail menyebutkan jika Gojek dizinkan untuk beroperasi di Indonesia maka dirinya bakal melakukan unjuk rasa menentang rencana tersebut.
Dalam konferensi Pers yang digelar Big Blue Taxi, Shamsubahrin menyebut Gojek tak cocok dijalankan di Malaysia.
Sepeda motor bukanlah merupakan transportasi publik di Negeri Jiran tersebut.
Baca: Usai Diumumkan, Foto Resmi Raja Thailand Dirilis ke Internet, Pilot Berpangkat Mayor Jenderal
Baca: Vanessa Angel Posting Foto Pakai Bikini, Lihat Posenya Doddy Meradang: Jijik dan Muak Melihatnya
Baca: Kelebihan Cyberjek Dibandingkan Gojek dan Grab, Ada Bantuan Modal Usaha Bagi Suami/Istri Driver
Shamsubarin mengatakan Gojek bisa dijalankan di Indonesia karena jalan raya yang terlalu sempit untuk kendaraan.
Ia bahkan menyindir tingkat kemiskinan Indonesia yang tinggi yang pada akhirnya membuat Gojek bisa dengan leluasa beroperasi.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda (Malaysia) bukan akan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.
Sebelumnya, seorang politisi Malaysia bernama Khairuddin Aman Razali menolak masuknya startup asal Indonesia, Gojek, ke negaranya.
Diberitakan harian lokal Malay Mail Jumat (23/8/2019), politisi dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu menyebut masuknya Gojek berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.
“Gojek akan memicu terjadinya interaksi antara dua manusia berbeda jenis kelamin yang bertentangan dengan hukum Syariah.” bunyi pernyataan resmi Razali.
Selain itu, dia menerangkan kehadiran startup yang didirikan Nadiem Makarim itu bakal meningkatkan jumlah kecelakaan sepeda motor, dan memengaruhi kualitas transportasi massal.
Anggota parlemen Malaysia dari Distrik Kuala Nerus, Terengganu, itu juga mengkhawatirkan memburuknya polusi udara jika Gojek sampai beroperasi.
Tak hanya Razali yang cemas akan beroperasinya Gojek. Rekan satu parti, Husain Awang, juga mengungkapkan hal yang sama.
Wakil rakyat dari Terengganu tersebut mengklaim angka pelecehan seksual meningkat di Indonesia sejak kehadiran Gojek.
Husain pun mengecam kemunculan Gojek sebagai bukti pemerintah telah gagal mengurus transportasi umum dan mengatasi kemacetan.
"Saya mendesak pemerintah untuk tidak mengizinkan Gojek hadir, termasuk di masa uji coba. Pemerintah seharusnya meningkatkan kualitas moda transportasi seperti MRT dan LRT," kecamnya.
Anggota Majelis Syuro PAS itu juga menyatakan Gojek menjadi lambang kegagalan pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan untuk kaum muda.
Yang ada, menurutnya, lapangan kerja sebagai driver layanan roda dua jelas melecehkan martabat generasi muda Malaysia.
Kalau Tak Aman Jangan Gunakan
Meski mendapat penolakan dari pengusaha, Namun Kabinet Mahathir Mohamad sudah memberi lampu hijau bagi Gojek untuk masuk ke Malaysia.
Atas berbagai pro dan kontra atas ekspansi bisnis perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia hingga Perdana Menteri (PM) Malaysia angkat bicara.
Dikutip dari Kompas.com seperti yang dilansir dari Nikkei Asian Review, decacorn asal Indonesia, Gojek telah disetujui oleh kabinet PM Mahathir Mohamad untuk beroperasi di Malaysia.
Dilansir dari Nikkei Asian Review, Sabtu (24/8/2019), pemerintah Malaysia sudah menyetujui rencana Gojek untuk membuka usahanya di Malaysia.
Permohonan Gojek ini disetujui pada Rabu (21/08/2019).
Beberapa menteri terkait sudah berbicara kepada wartawan mengenai rencana ini.
Salah satunya Menteri Pengembangan Entrepreneur, Redzuan Yusof.
Baca: Mengaku Sebagai Titisan Nyi Roro Kidul, Bisa Rubah Beras jadi Emas, Ternyata Ini Modusnya, Hati-hati
Baca: Daftar Lengkap Harga Ponsel Samsung Galaxy Agustus 2019, Mulai Rp 1,6 Juta Hingga Rp 18 Jutaan
Baca: Udah Move On & Dapatkan Pasangan, Luna Maya Didukung Maia Estianty, Faisal Nasimuddin atau Ariel?
Baca: Penyebab Istri Muda Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Suami dan Anak Terungkap, Tak Disangka
"Itu dibahas dalam rapat kabinet hari ini dan diberi lampu hijau. Tapi belum ada keputusan tentang regulasi, belum ada yang spesifik, namun harus dibahas dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Transportasi," jelas Yusof.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad memberi tanggapan soal hadirnya Gojek di Malaysia.
Mahathir menanggapi pertanyaan warga mengenai keamanan pengendara dan pengguna jasa transportasi sepeda motor tersebut.
"Jika Anda tidak merasa aman, jangan gunakan itu (moda transportasi sepeda motor). Kamu punya pilihan. Kami tidak memaksa siapapun untuk menggunakan layanan transportasi sepeda motor," ucap Mahatir yang dikutip dari New Strait Times, Sabtu (24/08/2019).
Kabinet Mahatir pada Rabu (21/08/2019) memberi lampu hijau bagi Gojek untuk beroperasi di Malaysia. Namun, peraturan khusus tentang pengaturan layanan transportasi sepeda motor belum dibahas.
Mahathir mengatakan pengenalan Gojek juga akan menguntungkan bisnis kecil.
Dia mengatakan pemerintah sebelumnya telah menerima tawaran dari perusahaan lokal untuk mempionirkan jasa layanan transportasi sepeda motor online, namun mereka tidak terlalu terorganisir.
Mahathir mengatakan tempat-tempat tertentu akan selalu menentang kebijakan atau program baru yang ingin diperkenalkan oleh pemerintah.
“Kami ingin memastikan apapun yang kami lakukan bermanfaat bagi rakyat. Sama halnya dengan Gojek," tambahnya.
Buka Peluang Kerja
Menpora Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah ingin membawa Gojek ke Malaysia.
Menurut dia, layanan transportasi sepeda motor online akan menciptakan banyak peluang kerja bagi pengendara sepeda motor.
Ia pun telah mengumumkan mengenai penyetujuan rencana bisnis Decacorn itu di Negeri "Jiran".
"Kami ingin memastikan para pengguna motor bisa mendapatkan lapangan kerja," ucap Saddiq dalam video yang diunggah pada akun Twitter pribadinya.
Tahun lalu, Malaysia membatalkan pengesahan layanan ride-hailing untuk melindungi pengendara dan penumpang.
Selain itu pada 2017, pemerintah melarang beroperasinya penyedia layanan ride-hailing setempat, Dego Ride karena masalah keamanan.
Analisis Kementerian Transportasi pada saat itu menemukan bahwa risiko pengendara sepeda motor yang terlibat dalam kecelakaan fatal adalah 42,5 kali lebih tinggi daripada untuk bus dan 16 kali lebih tinggi daripada mobil.
Apresiasi Untuk Pemerintah Malaysia
Perusahaan penyedia transportasi berbasis teknologi asal Indonesia Gojek menanggapi pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang memberi tanggapan soal kehadirannya di Malaysia.
Pihak Gojek mengakui senang setelah disambut baik oleh Mahathir.
Gojek baru-baru ini dikabarkan akan melakukan ekspansi ke Malaysia dan rencana ekspansi ini sudah mendapat persetujuan dari kabinet Mahatir.
"Kami sangat mengapresiasi keterbukaan pemerintah Malaysia atas peluang yang diberikan bagi Gojek untuk dapat beroperasi di Malaysia, membawa pilihan bagi pelanggan, membuka kesempatan kerja baru bagi para pelaku ekonomi mandiri dan membantu UKM Malaysia untuk berkembang," kata juru bicara Gojek ketika dihubungi Kompas.com, Senin (26/8/2019).
Gojek pun menyatakan selalu terbuka untuk mengembangkan dan memperluas jangkauan teknologi yang mereka miliki agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada lebih banyak masyarakat dan pengguna baik di Indonesia mauppun di Asia Tenggara.
"Kami berharap pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk ekspansi internasional Gojek berikutnya," jelasnya.