Pamit Main Layangan, Harun Al Rasyid Ditemukan Tim Relawan di 21 Mei, Peluru Tembus Jantung
TRIBUNJAMBI.COM-Harun Al Rasyid (15) ditemukan meninggal dunia saat aksi 21 Mei.
Keluarga Harun sempat menceritakan kronologi pamitnya Harun dari rumah hingga ia dilaporkan meninggal dunia.
Hal ini diceritakan oleh ayah Harun, Didin Wahyudi dan ibunya, Yuni, Senin (27/5/2019), dalam wawancara dengan tvOne yang diunggah di saluran YouTube tvOneNews, Senin (27/5/2019).
Yuni mengatakan anaknya pergi dari rumah sejak Selasa (21/5/2019).
Saat itu, kata Yuni, Harun berpamitan untuk bermain layang-layang sepulang sekolah.
Ia meminta uang Rp 5 ribu pada Yuni untuk membuat layangan bersama teman-temannya.
Namun, hingga tiba waktu berbuka, Harun tak kunjung pulang ke rumah.
Keluarga masih menanti kehadiran Harun yang biasanya memang mengadakan berbuka bersama temannya.
Hingga sahur pada Rabu (22/5/2019) Harun juga tak kunjung pulang ke rumah.
Selepas berbuka, keluarga pun memutuskan untuk mencari Harun di tempat ia biasa bermain.
Beberapa temannya mengatakan bahwa Harun pergi ke daerah Slipi sejak Selasa (21/5/2019).
Belum selesai dalam pencarian, Didin dan Yuni di telepon untuk segera pulang ke rumah.
Selang beberapa waktu setelah pencarian Didin dan Yuni, tim relawan mendatangi rumah Harun untuk mencocokkan korban yang mereka temukan.
Tim relawan mencoba mencari data berdasarkan korban yang ada di Rumah Sakit (RS) Dharmais, Jakarta.
Karena saat itu ada korban aksi 22 Mei yang mirip dengan Harun yang berusia muda juga.
"Jadi coba cocokkan fotonya Harun dengan yang ada di RS Dharmais karena di Dharmais itu ada anak umur 14 tahun korban tembak polisi, beritanya seperti itu," ujar Didin.
"Di share di grup HP saya memang mirip seperti Harun, matanya gitu mirip, tapi rambutnya agak keriting jadi enggak mirip Harun," tambah Didin.
"Enggak lama tim dari relawan datang ke rumah mencocokkan bahwa foto yang di share di grup itu mirip tidak dengan data yang mereka punya."
Didin bercerita tim relawan yang mendatanginya merupakan orang yang pertama kali menemukan Harun dan membawa ke RS.
"Tim relawan yang pertama kali menemukan anak saya di TKP terus diangkat ke ambulans. Jadi awal mereka tahu itu diangkat ke RS Dharmais mereka tahu semua kondisinya," ujar Didin.
"Kondisi anak saya di sininya nih (memegang tengkuk kepala) lembek terus ada peluru (memegang bahu kanan) lubang tembus katanya ke sini, ke paru-paru, jantung," kata Didin sambil menunjukkan beberapa luka yang didapat Harun.
"Akhirnya karena tidak tahan itu sekitar pukul 21.45 WIB dinyatakan anak saya enggak ada tanggal 22 (Mei)," tambahnya.
Keluarga Harun lalu diminta untuk ke RS mengambil jenazah dari Harun.
Jenazah Harun pun telah dipindahkan ke RS Kramat Jati, Jakarta.
Orangtua Harun memutuskan untuk mewakilkan pengambilan jenazah Harun ke keluarganya.
"Terpaksa saya wakilkan pada orang tua saya dan adik paling bungsu mereka jalan ke sana, sebenarnya tidak langsung ke Dharmais karena posisinya dioper ke RS Kramat Jati jadi sampai di Kramat Jati katanya tidak bisa diambil karena jenazahnya ini harus melalui proses minta surat pengantar dari Polres Jakarta Barat," kata Didin.
Namun, hingga Harun meninggal, pihak keluarga tidak diberi tahu apa penyebab Harun meninggal dunia.
"Tidak ada (yang beri tahu), bahkan waktu orangtua saya di Kramat Jati pun di rumah sakit itu tidak boleh melihat mayatnya," kata Didin.
"Dia hanya bisa melihat foto di HP, 'betulkah bapak ini namanya anak ini', dan namanya pun disebutkan Mr X," tambahnya.
Didin tak mengetahui alasan anaknya tak diberi nama, saat itu ia hanya berpikir karena Harun tidak membawa kartu identitas sama sekali.
Ynu mengatakan hingga sekarang belum ada pihak kepolisian yang memberikan keterangan mengenai penyebab meninggalnya sang putra.
Lihat videonya berikut ini:
Angga, teman Harun Al Rasyid mengatakan ia masih bersama Harun sebelum terpisah, Rabu (22/5/2019) malam.
Awalnya, Harun Al Rasyid dan Angga masih bersama di sebuah warung makan di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu siang.
Kemudian, Harun Al Rasyid mengajak Angga untuk melihat kerusuhan yang terjadi di Slipi.
Pada hari terjadi kerusuhan, Harun Al Rasyid selalu bersama Angga hingga Rabu malam.
"Siang Harun mengajak ke warteg, dia habis itu ngerencanain ke sana ngajak ke sana (lokasi kerusuhan). Dia bilang, 'Ayo kita lihat di Slipi yang perang'," cerita Angga kepada wartawan, Jumat (24/5/2019), seperti yang Tribun Jabar kutip dari Tribun Solo.
Saat kerusuhan di Jembatan Slipi Jaya pecah, kata Angga, paha Harun Al Rasyid terkena gas air mata dari pihak kepolisian.
Melihat keadaaan temannya, Angga mengajak Harun Al Rasyid untuk kembali ke rumahnya agar lukanya dapat diobati.
Kemudian, ketika hari menjelang malam, Angga meminta temannya itu untuk kembali ke rumah.
Namun, Harun Al Rasyid menolak dan mengajak Angga untuk kembali melihat kerusuhan di Slipi.
Akhirnya Angga menuruti permintaan Harun Al Rasyid.
Saat Angga memarkirkan motor, Harun Al Rasyid sudah terjun duluan ke lokasi kerusuhan.
Namun, Angga dan Harun Al Rasyid masih tak terpisah.
Sekitar pukul 22.00, Harun Al Rasyid dan Angga terpisah di lokasi kerusuhan.
Angga sudah berusaha mencari temannya itu namun tidak membuahkan hasil.
Pada Kamis (23/5/2019) pagi, Angga menerima kabar bahwa Harun Al Rasyid meninggal dunia.
Ayah Harun, Didin mengatakan anaknya memang tak pulang pada Rabu malam.
Akhirnya, ia dikirimi video dan foto salah satu korban tewas kerusuhan 22 Mei.
Korban tersebut masih remaja dan mengenakan ikat pinggang berlogo OSIS.
Harun berada di RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat dalam keadaan sudah tak bernyawa.
Pada Jumat (24/5/2019), Harun Al Rasyid dimakamkan di TPU Duri Kepa selepas salat Ashar.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menginformasikan delapan korban yang meninggal pada kerusuhan 22 Mei.
Salah satu korban berusia 14 tahun dan tanpa identitas.
Jasad tanpa identitas itu diduga adalah Harun Al Rasyid.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kejanggalan Kematian Harun di Aksi 22 Mei, Jenazah Diberi Nama Mr X hingga Keluarga Dilarang Melihat, https://wow.tribunnews.com/2019/05/28/kejanggalan-kematian-harun-di-aksi-22-mei-jenazah-diberi-nama-mr-x-hingga-keluarga-dilarang-melihat?page=all.