Celotehan Partai Demokrat: Jangankan Prabowo, Jokowi Saja Tidak Mungkin Menang di Atas 60 Persen!
TRIBUNJAMBI.COM - Kata 'setan gundul' mendadak menjadi buah bibir viral.
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menjawab soal 'setan gundul' yang dilontarkan balik oleh Kivlan Zen.
Menurut Jansen Sitindaon, angka kemenangan 62 persen yang diklaim kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tak bisa dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, Partai Demokrat mengkritik sumber informasi itu sebagai 'setan gundul'.
"Karena menurut kami sumber angka dan informasinya itu tidak jelas, yang berakibat Pak Prabowo jadi sesat karena masukan itu," kata Jansen Sitindaon saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).
Jansen Sitindaon mengatakan, kemenangan 60 persen sulit diperoleh, karena persaingan yang ketat antara capres Joko Widodo dan capres Prabowo Subianto.
"jangankan Pak Prabowo, Pak Jokowi saja kami katakan tidak akan mungkin menang di atas 60 persen di Pilpres ini, di tengah derasnya suara-suara dari masyarakat yang tidak puas dengan pemerintahannya sebelum Pemilu," beber Jansen Sitindaon.
Baca: Gisella Anastasia Sindir Gading Marten, Potret Sophia Latjuba Suapi Gempi Jadi Sorotan, Makin Dekat?
Baca: Singgung Keras Mahfud MD, Hamdan Zoelva Beri Pengakuan Soal Keputusan Pemilu di Mahkamah Konstitusi
Baca: Ada Pengganti Reino Barack, Luna Maya Akui Punya Pacar: Pujaan Hati Minta Nggak Boleh Posting Berdua
Baca: Setel Lagu Galau, Mulan Jameela Masak Sahur Sendiri Saat Ahmad Dhani di Sel, Padahal Tajit Melintir
Maka dari itu, Jansen Sitindaon menyebut Partai Demokrat tak akan mengatakan ada capres akan menang di atas 60 persen di Pemilu kali ini, apalagi 62 persen.
"Jika ada yang mengatakan ke Pak Prabowo akan menang 62 persen itulah yang kami katakan masukan dari setan gundul yang menyesatkan," jelas Jansen Sitindaon.
Sebelumnya, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Vasco Ruseimy blak-blakan menyampaikan asal klaim kemenangan paslon 02 pada Pilpres 2019.
Bahkan, Vasco juga mendatangkan sosok di balik penghitungan perolehan suara yang menjadi dasar klaim kemenangan tersebut.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan oleh Vasco melalui channel YouTube miliknya, Macan Idealis, Rabu (8/5/2019).
Mulanya Vasco memperkenalkan sosok tersebut yang menjadi narasumbernya, yakni Prof Laode.
Vasco menjelaskan, Laode adalah satu di antara tim pemenangan tim Prabowo-Sandi beserta koalisi kubu 02 lainnya.
"Biar teman-teman tahu, beliau adalah koordinatornya, otaknya yang mengumpulkan dan mengkolek semua data C1, baik itu dari relawan dan yang lain-lain. Semua dikumpulkan untuk pemenangan tim Pak Prabowo-Sandi lah intinya dan partai koalisi," jelas Vasco.
Setelahnya, Vasco lantas menyinggung soal 'setan gundul' yang sempat disampaikan oleh mantan politikus Partai Demokrat Andi Arief
'Setan gundul' hangat diperbincangkan lantaran Andi Arief mengatakan bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo Subianto.
Andi Arief menyebut 'setan gundul' memberikan informasi perolehan suara yang salah kepada Prabowo Subianto.
Untuk itu, Vasco meminta tanggapan kepada Laode.
Baca: Ifan Seventeen Jadi Imam Salat di Mekkah, Ngaku Gugup dan Takut Salah
Baca: Anggota BPD di Merangin Jambi Diduga Pengedar Sabu, Polisi Temukan Paket Narkoba Saat Penggerekan
Baca: Kodam II Sriwijaya Buru Terduga Pembunuh Kasir Indomaret, Fera Ditemukan Tewas Termutilasi
Dengan tegas Laode menyatakan bahwa apa yang disampaikan Prabowo-Sandi adalah data-data valid.
"Setiap apa yang diucapkan oleh Pak Prabowo dan Sandi itu semuanya disuplai dengan data-data yang valid," tegas Laode.
Ia kemudian mengatakan asal data klaim kemenangan Prabowo sebelumnya.
Laode mengungkapkan bahwa pihaknya mengumpulkan data C1 menggunakan sebuah sistem.
Laode menyatakan sistem tersebut menggunakan pesan singkat alias SMS.
"Misalnya, ini yang dipersoalkan data 62 persen dari mana sih sekian jam," jelas Laode.
"Itu buat kami sudah di jauh hari kita sudah buat sistem pakai sms saja."
"Jadi setiap orang yang telah menusuk (mencoblos) itu ya, kemudian keluar C1-nya, langsung saja di kirim."
"Nah, sistem itu dengan cepat sekali," tegasnya.
Menanggapi hal itu, Vasco kembali bertanya kapan data itu didapat.
"Oh pas hari H itu ya prof ya?" tanya Vasco.
"Pas hari, sekian jam, kan sebetulnya model quick count atau exit poll saja itu sebenarnya" jawab Laode.
Sekali lagi, Laode menegaskan bahwa klaim perolehan suara kemenangan Prabowo-Sandi mulanya melalui SMS.
"Tapi kan kita lihat itu, kemudian ketika dikemukakan itu memang seperti itu, yang jumlah 62 persen itu kan SMS basisnya," beber Laode.
Lantas Laode menjelaskan langkah selanjutnya dalam mengumpulkan suara pilpres.
"Kemudian baru belakangan segera kita susuli dengan pekerjaan kita minta dari saksi-saksi, kemudian dari relawan satgas, relawan itu kan banyak, kemudian dari emak-emak juga, kemudian dari partai-partai," papar Laode.
"Semua segera mengumpulkan dan kita kumpulkan," imbuhnya.
Dirinya juga menuturkan bahwa hingga kini pihaknya tetap mengumpulkan data C1 tersebut.
"Jangan lupa empat hari setelah 17 April 2019 itu, orang enggak sadar pentingnya C1," tutur Laode.
"Kami sudah sadari itu, kami kumpulin sampai hari ini kita kumpulin terus-menerus dan pengumpulan itu kita sortir juga tentunya," lanjutnya.
"Nah dari situlah datanya lengkap," cetusnya.
Klaim Menang 62 Persen
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan, berdasarkan hasil real count internalnya, ia dan Sandiaga Uno memenangkan Pemilu Presiden 2019.
Prabowo Subianto mengatakan ia dan Sandiaga Uno memperoleh 62 persen suara.
Ia pun berjanji akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang selama ini mendukung Jokowi-Maruf Amin.
"Tidak akan kita gunakan cara-cara di luar hukum, karena kita sudah menang. Rakyat bersama kita, kita bagian dari rakyat," katanya saat memberikan pernyataan di depan kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
"Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia, seluruh rakyat Indonesia. Dan saya katakan di sini, saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
"Bagi saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela. Saya akan menjadi presiden seluruh rakyat Indonesia," sambungnya.
Meskipun demikian, Prabowo Subianto meminta para pendukungnya untuk tetap menjaga penghitungan suara. Ia meminta para pendukungnya menjaga kotak suara hingga tingkat kecamatan.
"Yang paling utama emak-emak seluruh Indonesia, tulung jaga kotak suara. Kalau tadi pagi kita jaga TPS, sekarang kita jaga kotak suara. Kawal di kecamatan-kecamatan dan terutama jaga C1," pintanya.
Seusai menyampaikan pernyataannya, Prabowo Subianto memekikkan takbir di depan ratusan pendukungnya. Lantas, Prabowo Subianto sujud syukur sebelum kemudian diarak ke dalam rumahnya.
"Saya ingin menutup briefing saya dengan mengumandangkan takbir dan setelah itu sujud syukur. Tanpa mengurangi rasa hormat kawan-kawan agama lain," ucapnya.
Prabowo Subianto mengklaim telah memenangkan Pemilu Presiden 2019 dengan angka 62 persen.
Angka tersebut menurut Prabowo Subianto bukan berdasarkan hasil hitung cepat, melainkan perhitungan real count.
"Saya kasih update, berdasarkan real count kita suah berada di posisi 62 persen," ucap Prabowo Subianto.
Menurutnya, perhitungan real count tersebut sudah masuk pada 300 ribu TPS. Hasil tersebut berdasarkan pendapat ahli statistik, dan kata Prabowo Subianto, tidak akan berubah.
Mantan Danjen Kopassus tersebut kemudian menghimbau relawannya untuk tidak mudah terprovokasi dan melakukan tindakan anarkis. (Fransiskus Adhiyuda)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive