TRIBUNJAMBI.COM --Perjalanan seorang mantan preman terminal menjadi prajurit Kopassus memang kisah yang menarik untuk disimak
Dilansir dari buku yang berjudul 'Kopassus Untuk Indonesia' dalam bab 'Pilihan Hidup: Jadi Bajingan atau Tentara', mantan preman terminal yang jadi prajurit Kopassus itu adalah Letkol Untung Pranoto
Bahkan sebelum jadi prajurit Kopassus, Untung sempat ditolak saat daftar TNI karena penampilan 'sangar'-nya
Awalnya, Untung merupakan seorang preman terminal yang kemudian melamar menjadi anggota TNI.
Baca: Karir Terancam, Klub-klub Liga Inggris Tak Minati Gareth Bale
Keseharian Untung nongkrong di terminal bus dengan penampilannya yang garang, memakai kaos singlet, rambut panjang dan sepatunya boots koboi.
Bosan dengan kehidupannya sebagai preman, Untung kemudian ingin mengabdikan diri menjadi tentara dan melamar menjadi anggota TNI.
Karena penampilan 'sangar'-nya, tentu saja Untung sempat mendapat penolakan saat pertama kali daftar
Tak patah arang Untung pun mendaftar lagi, kali ini dia datang dengan penampilan rapi, rambut gondrongnya juga dicukur habis.
Baca: Jelang HBO Game of Thrones Season 8, Menanti Kejutan Musim Final
Pada pendaftaran kedua ini Untung lebih bersungguh-sungguh.
Dalam hatinya Ia berkata, "Kalau saya tidak jadi tentara, saya akan jadi bajingan." Ucapnya dalam hati.
Sebelum datang untuk melamar Dirinya juga meminta restu dari ibunya dan keluarganya.
Alhasil Untung pun lalu diterima menjadi anggota TNI AD dan berpangkat Prada.
Baca: Menurun, Segini Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Anak yang Tercatat Dinsosnakertrans Bungo
Masuk menjadi tentara Untung termasuk satu diantara prajurit yang loyal dan selalu antusias mengerjakan tugas di kesatuannya.
Untung juga terkenal sebagai prajurit yang ulet dan tekun.
Karir Untung Pranoto di kesatuan Angkatan Darat terus menanjak sampai akhirnya terpilih masuk dalam satuan elite TNI, Kopassus.
Baca: Bantahan Kampanye Akbar Prabowo-Sandi Tak Inklusif
Meski saat itu gaji menjadi anggota Korps Baret Merah sangat kecil, namun Ia jalani dengan ikhlas dan rasa bangga.
Usai mendapat pekerjaan tetap sebagai Kopassus, Untung kemudian melamar kekasih pujaan hatinya.
Namun, lamaran Untung tak diterima karena calon mertuanya menginginkan mahar yang jumlahnya cukup.
Untung Pranoto muda begitu kaget dan syok mendengar mahar yang diajukan calon mertuanya
Baca: VIRAL VIDEO! Pengemis Bawa Mobil Toyota Vios di Lhokseumawe
Tak ingin lama tenggelam dalam kekecewaan, Untung Pranoto muda lebih memilih untuk fokus mengabdi di Kopassus
Karier Untung dibilang cukup cemerlang dengan 17 kali naik pangkat.
Saat ditanya apa modalnya, ia selalu menjawab "Tuhan sudah berbaik hati".
Baca: Punya Memori Kelam dengan Kopassus di Kalimantan, Pasukan SAS Inggris pun Kagumi Aksi si Baret Merah
Saat wawancara untuk buku Kopassus Untuk Indonesia, Untung merupakan perwira berpangkat Letnan Kolonel.
Tugas Untung di Kopassus yakni ikut mendidik para prajurit Kopassus menjadi prajurit yang loyal dan setia kepada NKRI.
Agus Hernoto Prajurit Kopassus Penyandang 'Bintang Sakti'
Nama Kolonel Agus Hernoto menjadi legenda dalam deretan misi prajurit Kopassus.
Baca: Daftar Harga Empat Scrambler Ducati Terbaru di Indonesia April 2019
Agus adalah pejuang tak kenal takut dari Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang lebih dikenal dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Dilansir dari buku 'Legenda Pasukan Komando, Dari Kopassus Hingga operasi Khusus', Bob H Hernoto, Penerbit Buku Kompas
Dikisahkan Agus kehilangan kaki kiri dalam sebuah pertempuran membebaskan Irian Barat dari Belanda.
Baca: Jadwal Malam Nisfu Syaban 2019, Niat Puasa dan Amalan Lainnya yang Dianjurkan Jelang Ramadhan
Dalam pertempuran di pedalaman Papua pada pertengahan 1962, Agus dan pasukannya terlibat kontak senjata yang sengit.
Dia terluka parah pada bagian punggung dan kaki kirinya.
Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.
Baca: Diminta Buat Video Iklan, Baim Wong Langsung Menolak Karena Suami Paula Verhoeven Diminta Berbohong
Ia tetap berada di medan pertempuran hingga akhirnya tertangkap dan ditawan oleh tentara Belanda.
Meski hari-harinya diisi dengan penyiksaan, tapi mulut Agus terkunci rapat.
Dia tak sudi membocorkan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani atasannya.
Meski begitu, pasukan Belanda juga memperlakukan Agus sesuai konvensi Jeneva.
Baca: Tim Supervisi dan Asistensi Operasi Mantab Brata Mabes Polri Tiba di Polda Jambi
Agus dirawat hingga sembuh tapi kakinya terpaksa diamputasi mengingat luka tembaknya sudah membusuk.
Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.
Kabar buruk kemudian menghampiri. Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD dan Agus termasuk di dalamnya.
Baca: Fakta John Juanda, Raja Poker Dunia Asal Medan Raih Hadiah Rp 28 Miliar, Anti Minum Alkohol
Rekan yang sekaligus juga atasannya, Benny Moerdani, berusaha membelanya.
Akibatnya, mereka berdua sama-sama dikeluarkan.
Namun, Agus kemudian sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno (Paspampres)
Sedangkan Benny ditarik ke Komando Cadangan Strategis Angkatan darat (Kostrad) di bawah Mayjen TNI Soeharto
Baca: Jadi Anggota Kopassus, Deretan Anak Artis Ini Anggota TNI & Polri, Tak Mau Jadi Seleb Ikuti Orangtua
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perjuangan Mantan Preman Jadi Prajurit Kopassus, Sempat Ditolak Karena Berpenampilan 'Sangar',