TRIBUNJAMBI.COM - Beberapa kasus ular memangsa manusia tidak hanya membuat geger warga.
Persoalan lebih dalamnya adalah traumanya warga yang berdomisili di daerah yang banyak dihuni ular berukuran besar seperti piton.
Peristiwa ular memangsa manusia seringkali terjadi, terutama di desa terpencil yang dekat dengan tempat tinggal hewan melata ini.
Warga Desa bandar Agung, Kecamatan Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan geger saat melihat ular piton yang perutnya membesar.
Warga pun menduga bila ular piton sepanjang 7 meter itu baru saja memakan manusia. Kejadian ini terjadi pada pertengahan tahun 2018 lalu.
Mulanya warga menemukan ular piton ini ketika hendak menuju ke kebun.
Mereka kemudian melihat ular tersebut ditengah jalan dalam keadaan melingkar tak bergerak.
Rupanya ular tak bisa bergerak karena kekenyangan setelah menelan mangsanya ketika kepergok perut ular yang membesar.
Warga kemudian takut dan berasumsi jika yang ditelan oleh si ular adalah manusia.
Info yang belum benar ini secepatnya menyebar dan banyak warga berbondong-bondong datang untuk menangkap ular piton tersebut.
Warga kemudian membunuh si ular piton. Setelah mati, perut ular piton dibelah.
Ternyata yang didalam perut hanyalah seekor babi hutan yang merupakan makan siang si ular piton.
Sementara itu Camat Pasemah Air Keruh, Indra Supawi mengatakan sudah dua kali warga memergoki ular piton berukuran besar.
Dalam kejadian yang lalu itu ada seekor ular piton yang memangsa ternak peliharaan warga.
"Sejauh ini tidak ada manusia yang menjadi korban. Piton itu habis memangsa babi, awalnya takut ada warga yang dimangsa, ternyata habis memangsa babi," kata Indra.