Simpan Dulu Sebelum Ketemu Tempat Sampah, Tips Sederhana Ini Bisa Diajarkan Sejak Kecil

Penulis: Nurlailis
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gita Anggraini, ibu muda dari Jambi yang hobi mendaki, membagikan pengalamannya mendaki gunung bersama sang buah hati, Putri Birru Shafa (10).

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Membuang sampah pada tempatnya merupakan sebuah kebiasaan yang perlu diajarkan sejak dini. Sampah memang menjadi permasalahan besar karena menjadi penyebab banjir.

Gita Anggraini, seorang ibu muda, mengatakan membuang sampah merupakan pendidikan yang paling mendasar.

“Membuang sampah juga masalah sopan santun, kita harus menjaga kebersihan untuk orang lain. Saya ajarkan kepada anak sehari-hari bahwa kalau buang sampah ya ditempat sampah. Kalau belum nemu tempat sampah ya dimpan dulu sampai nemu tempat untuk buang,” ungkapnya.

Ia dan anaknya Putri Birru Shafa (10) merupakan ibu dan anak yang hobi mendaki gunung. Juga bersama sang suami Sigit Nur Hidayat.

Saat ini ia bersama anak dan suami mencoba untuk mendaki seven summit Indonesia. Ia mengenalkan tentang pendakian gunung kepada Shafa sejak kecil dan ternyata anaknya tertarik akan hal itu.

“Saya kasih juga pandangan tentang pendaki cilik yang ternyata ada banyak di Indonesia. Dan mereka telah mendaki seven summit juga. Jadi itu yang buat dia tertarik dan mau mencoba,” ujarnya.

Baca Juga:

 Kisah Ibu dan Anak dari Jambi Mencoba Mendaki Seven Summit, Gita dan Shafa Dihantam Hujan Deras

 BUKA Puluhan Lowongan Kerja Jambi pada Maret 2019, Ini Daftar Nomor dan Alamat Perusahaan

 Maia Estianty Terbang ke Surabaya Bareng Al Ghazali & Dul Jaelani, Bakal Jenguk Ahmad Dhani?

 Video Live Streaming Perseru Serui vs Persebaya Surabaya, Kick Off 19.00 WIB, Bisa Nonton Lewat HP

Mengenai beban ia mengatakan ada gunung yang Shafa bisa bawa sendiri barang bawaanya dan ada gunung yang medannya begitu berat sehingga tidak mengharuskan untuk membawa beban sendiri.

Menyelesaikan Seven Summit

Seven Summit di Indonesia merupakan cita-cita bagi para pecinta pendakian gunung.

Sebut saja Cartenz Pyramid, Gunung Kerinci, Rinjani, Mahameru, Rantemario, Binaiya dan Bukit Raya.

Bagaimanakah jika kita memulainya sejak kecil?

Apakah memungkinkan mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia tersebut?

Putri Birru Shafa (10) akan membuktikan bahwa dirinya akan mendaki seven summit di Indonesia bersama ibunya.

Dari tujuh gunung tertinggi itu, lima dari gunung itu telah didaki Gita Anggraini dan anaknya.

Sisanya akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Membawa anak dalam pendakian, Gita Anggraini yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan mengaku tidak terlalu menemukan kesulitan.

Kesulitan itu teratasi karena pada dasarnya anaknya memang suka mendaki gunung.

Putri Birru Shafa (10) dan Gita Anggraini, ibu dan anak dari Jambi yang akan menyelesaikan pendakian Seven Summit Indonesia. (IST)

Sebelum berangkat, ibu muda ini mengatakan persiapannya mulai dari persiapan fisik seperti joging.

"Dan kita ajarkan untuk komitmen bahwa sebelum mendaki memang harus ada persiapan fisik," tuturnya.

"Yang susah ini menjaga emosi anak. Kalau Shafa ini harus menangis. Terlebih saat perjalanan dia sudah capai, hujan dan lainnya. Itu saya biarkan dulu dia nangis, pas udah selesai baru lanjutin lagi perjalanannya. Saya jelaskan bahwa nangis tidak menyelesaikan apapun, boleh menangis tapi setelahnya harus tetap melanjutkan perjalanan," ungkapnya.

Menurutnya, hal yang penting saat pendakian yaitu tidak memaksakan ritme untuk berjalan, sehingga Shafa tidak pernah digendong.

“Kalau dia capai ya istirahat. Kalau ada sungai itu yang buat dia menyenangkan karena bisa berenang,” ujarnya.

Tips mendaki gunung bersama anak

Mendaki gunung merupakan satu di antara kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan di alam.

Bisa menikmati alam tanpa polusi, ditambah suguhan pemandangan negeri atas alam yang memanjakan mata.

Hobi ini menjangkiti semua kalangan karena memang bakal mendapat pengalaman tidak terlupakan.

Selain orang dewasa, ada juga anak-anak yang mulai memiliki ketertarikan terhadap mendaki gunung.

Lalu sebagai orang tua, bagaimana sebaiknya mengenalkan pendakian kepada anak?

Nih, ada cerita dari seorang ibu muda yang hobi mendaki gunung.

Dia sudah mengajarkan anaknya mendaki di usia sangat muda.

Gita Anggraini, seorang karyawan yang juga memiliki hobi mendaki membagikan pengalamannya mendaki gunung bersama sang buah hati, Putri Birru Shafa (10).

“Pertama kali mendaki persiapannya itu dimulai dari antisipasi," tuturnya.

"Aku mencoba mengemas perjalanan dengan menyenangkan," kata Gita.

"Di rumah, saya jelaskan dengan simulasi di rumah bahwa di gunung itu akan tidur di tenda, akan main ayunan, akan masak dan sebagainya. Kalau bilangnya pendakian mungkin akan tampak melelahkan. Jadi saya mencoba menjelaskan dengan hal yang menyenangkan dan yang mungkin dia suka,” ungkapnya.

Gita yang memang memiliki hobi hiking sejak SMA mencoba mengenalkan ke anak untuk travelling, hiking, dan lainnya.

Gita Anggraini membagikan pengalamannya mendaki gunung bersama sang buah hati, Putri Birru Shafa (10). (Tribun Jambi/Nurlailis)

Pertama kali mengajak anak untuk backpacking itu dari usia 3 tahun dan mulai naik gunung itu dari usia 7 tahun.

“Ternyata anaknya suka dan tidak merasa lelah. Dia terlihat senang menjalani dan justru minta lagi,” ucapnya.

Sejauh ini ia tidak terlalu menemukan kesulitan untuk mengajak anaknya mendaki gunung.

Selama pendakian, ia akan bercerita tentang banyak hal kepada anaknya dan juga suami karena menurutnya hal itu akan lebih membuat perjalanan lebih mengasyikkan. (nurlailis)

Berita Terkini