Pasukan Amerika Kelabakan Menghadapi Gerilyawan Vietkong: Mereka Punya Ranjau dan Terowongan

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Sappers Vietnam

TRIBUNJAMBI.COM---Bayangkan, di bawah, di atas, di kiri-kanan semua tanah. Di Terowongan Cu Chi itulah seorang gerilyawan Vietkong melahirkan.

Perlengkapan untuk membantu persalinan juga seadanya saja. Pakaian untuk bayi hanya sapu tangan.

Itu tidak berarti kehidupan di bawah tanah tanpa hiburan. Buku berjudul The Tunnels of Cu Chi - A Remarkable Story of War karya Tom Mangold dan John Penycate ini bercerita soal kehidupan terowongan dan bagaimana Amerika Serikat kelabakan menghadapi Vietkong dengan terowongannya.

Nam Thuan mendengar suara kedatangan kendaraan berlapis baja, padahal debunya saja belum kelihatan. la lantas duduk diam-diam sambil mencoba menghitung jumlah kendaraan itu.

Nam Thuan ialah sekretaris partai komunis Desa Phu My Hung merangkap komisaris politik kesatuan pertahanan desa tersebut.

Tugasnya sederhana: Kalau bisa ia harus membunuh tentara Amerika yang datang ke Phu My Hung, tetapi kalau tidak bisa, mereka harus dialihkan perhatiannya supaya ada waktu untuk mengungsikan isi desa, menyembunyikan gerilya dan senjata.

Nam Thuan berhasil menghitung tiga belas M-133. Jumlah itu lebih besar daripada yang diperkirakan. Thuan bergerak cepat.

Ia mempunyai dua ranjau yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Begitu ranjau meledak, terjadilah kekacauan di antara satuan Amerika. Thuan membiarkan dirinya dilihat oleh orang Amerika, supaya mereka mengejarnya masuk ke dalam terowongan bawah tanah. Terjadilah pertempuran.

Seperti tikus tanah

Hal semacam itu sering terulang dan Thuan selalu lolos dari maut. Malam itu Thuan agak demam. Ia pergi ke lubang tempat tidurnya di dalam terowongan.

Lubang itu hanya cukup luas untuk satu orang dan mempunyai lubang ventilasi yang menuju ke permukaan tanah. Letak lubang itu semeter di bawah tanah dan bisa dipakai untuk menyembunyikan orang yang terluka sebelum bisa diangkut ke luar menuju terowongan bawah tanah yang bersambung ke rumah sakit di Phu My Hung.

Pembalut penuh darah di lubang tersebut belum sempat dibakar. Waktu itu Agustus 1968, perang melawan Amerika sudah berlangsung tiga tahun.

Terowongan bawah tanah di Cu Chi merupakan bagian jaringan terowongan paling rumit. Pada saat Perang Vietnam mencapai puncaknya pertengahan tahun enam puluhan, jaringan terowongan membentang dari Saigon (sekarang Ho Chi Minh City) sampai perbatasan Kamboja.

Terowongan yang menghubungkan kota, distrik, dan bahkan provinsi itu panjangnya ratusan kilometer. Ada yang dipakai untuk tempat tinggal, gudang, pabrik, rumah sakit, markas besar. Pokoknya, segala sesuatu yang diperlukan untuk meneruskan perang.

Jenderal William Westmoreland, yang memimpin satuan Amerika di Vietnam antara 1964 - 1968 menulis dalam memoamya, "Tidak ada orang yang pernah memperagakan kemampuan demikian besar untuk menyembunyikan instalasi mereka seperti Vietcong. Mereka seperti manusia tikus tanah."

Labirin luas itu tidak dirancang oleh insinyur militer. Terowongan itu muncul sebagai jawaban alamiah tentara gerilya yang umumnya penduduk setempat yang tak memiliki persenjataan canggih.

Pesawat terbang, bom, artileri, dan bahan kimia lawannya memaksa Vietcong untuk hidup dan bertempur di bawah tanah. Cu Chi letaknya di daerah Vietnam Selatan, sebelah tenggara Saigon.

Cu Chi penting dari segi militer karena dilewati jalur sungai yang masuk ke Saigon. Selama perang berlangsung, Vietcong mendapat pasokan dari Kamboja lewat jalur itu.

Alasan kedua ialah karena Distrik Cu Chi satu- satunya daerah di Vietnam Selatan ketika tentara dan kendaraan bisa bergerak gampang, bahkan juga di musim hujan.

Terowongan Cu Chi mula-mula digali untuk tempat persembunyian Viet Minh, gerilyawan nasionalis yang melawan kekuasaan kolonial Prancis tahun 1940-an dan 1950-an.

Viet Minh maupun penggantinya Vietcong, dua-duanya pejuang kemerdekaan yang didominasi oleh komunis. Ho Chi Minh dianggap sebagai pemimpinnya.

Veteran terowongan Mayor Nguyen Quot menaksir bahwa terowongan yang digali selama perang melawan Prancis panjangnya 48 km.

Jaringan itu sudah memanjang sampai 200 km waktu tentara Amerika datang tahun 1965. Orang Amerika menjulukinya IRT kecil, sesuai dengan bagian sistem kereta api bawah tanah di New York City.

Penuh kalajengking

Jumat, 7 Januari 1966, batalyon I dari Infanteri ke-28, sebagian brigade ketiga infanteri pertama AS, Big Red Bone, diangkut lewat udara ke Phu Loi. Amerika akan melakukan operasi paling besar yang pernah dilakukan di Vietnam, yaitu Operation Camp.

Di Phu My Hung, di tepi Sungai Saigon dan di daerah Hutan Ho Bo, Letnan dan kemudian Kapten Nguyen Thanh Linh dari Batalyon VII Cu Chi Vietcong (VC) duduk dalam terowongan sambil membaca laporan panjang yang ditulis tangan untuk komandan regionalnya.

Laporan itu berisi rencana operasi Amerika itu. Linh mengepalai batalyon VC yang berjumlah tiga ratus orang. la memang memiliki banyak anak buah, karena akan menyulitkan pembelaan kompleks terowongan. Orang-orangnya juga bukan veteran, tetapi anak muda belia.

Kesulitan Linh yang paling utama ialah merangsang anak anak muda itu untuk melawan Amerika. Artinya, melawan negara adidaya yang bisa menembakkan roket ke angkasa dan bisa menghancurkan dunia.

Selain itu orang Amerika jangkung. Beberapa di antaranya bahkan hitam dan malah ada yang tangannya berbulu.

Dalam perannya sebagai pendidik kader, Linh sering harus menjawab pertanyaan yang aneh-aneh. Apakah peluru yang di tembakkan dari senapan tua bisa membunuh orang Amerika yang besar?

Apakah bisa membunuh orang kulit hitam maupun putih? "Saya meyakinkan mereka bahwa peluru mereka akan membunuh, asal ditembakkan di tempat yang tepat. Saya juga memberi tahu bahwa peluru Amerika juga akan membunuh mereka sama mudahnya. Empat hari kemudian, orang Amerika benar datang. Saya melihat dengan hati berat helikopter yang tak henti-hentinya menurunkan orang."

Hari-hari pertama di sana tidak tampak aktivitas VC, tetapi ada saja orang GI yang tertembak senapan Vietcong. Namun, 11 Januari ada berita bahwa kesatuan Australia di Utara akhirnya bentrok dengan Vietcong di terowongan.

Letkol Robert Haldane, komandan batalyon, sekarang insaf bahwa mereka berjalan di atas musuh. la mulai mencari mulut terowongan.

Beberapa GI dengan hati berat masuk ke dalam lubang untuk menyelidikinya. Mereka menemukan tempat perlindungan cukup untuk beberapa orang, tetapi tidak ada terowongan.

Tak heran kalau tentara Amerika tambah gugup, karena menghadapi lawan yang tidak tampak. Selain semrawut, terowongan itu juga penuh dengan kalejengking, semut api besar, dan ular.

Haldane sendiri juga tidak tahu cara menghadapi musuh seperti ini. Ketika batalyonnya dilatih di Fort Riley, Kansas, mereka tidak diajari berperang dalam terowongan.

Pernah Stewart Green dengan sukarela menawarkan diri untuk memeriksa terowongan yang ditemukan. la meloncat masuk dan ternyata di dekatnya ada peralatan rumah sakit.

Alat itu dinaikkan dan diserahkan kepada Unit S-2 (perwira intel) Kapten Marvin Kennedy. Ketika Kennedy sedang menganalisis sebuah bungkusan ia mendengar orang berteriak.

Para penyelidik terowongan keluar terengah-engah. Paling akhir muncul Stewart Green. la bukan cuma penuh keringat, tetapi juga kotoran. Ternyata dalam terowongan utama itu mereka tiba-tiba melihat sekitar tiga puluh tentara Vietcong dalam keremangan sinar lilin.

Kapten Kennedy merasa berhasil memerangkap tiga puluh VC dalam tanah. Jadi, ia memanggil seorang penerjemah Vietcong dan memerintahkan Stewart Green yang malang untuk turun lagi.

Mereka masuk dengan enggan. Beberapa menit kemudian kedua orang itu kembali dengan tangan kosong. Menurut penerjemah, ia tidak bisa berbicara karena harus menahan napas. Soalnya, tidak ada udara. Memang betul. Andaikata ia berteriak, mereka pasti ditembak.

Haldane lantas mengambil keputusan untuk mengusir musuh dengan asap. Ia meminta sebuah blower ringan yang dijalankan dengan minyak tanah. Alat penyemprot itu ditaruh di mulut terowongan untuk meniup asap dari granat asap merah.

Beberapa menit kemudian para GI heran karena melihat asap mereka yang tersebar di daerah itu. Namun, asap itu tidak membuat musuh keluar. Kemudian mereka menggunakan gas tidak mematikan yang biasa dipakai dalam demonstrasi. Sekali ini pun tidak ada hasilnya.

Akhirnya, Stewart Green masuk lagi, kali ini ditemani seorang ahli bahan peledak. Orang itu menaruh bahan peledak di setiap sisi terowongan utama dan sekunder dan merangkak kembali cepat-cepat ke permukaan.

Memang terjadi ledakan. Dengan puas Haldane memindahkan unitnya untuk bergabung dengan Batalyon II. Ternyata ditemukan lagi kompleks terowongan lain. (intisari)

Berita Terkini