Di Tahun 2100, Bumi Akan Tunjukan Tanda-tanda Kiamat dan Menjadi Wilayah yang Tak Dikenal

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

10 Ramalan Kiamat yang Tidak Terbukti (1)

TRIBUNJAMBI.COM - Persentase unsur karbon akan meningkat secara masif di lautan pada akhir abad ini dan habitat akan mengalami perubahan.

Peningkatan karbon dan perubahan habitat itu diprediksi akan memicu kepunahan massal keenam.

Dikutip dari Intisari.com, dalam kurun waktu 540 juta tahun terakhir, lima peristiwa kepunahan sudah terjadi, termasuk punahnya dinosaurus.

Sekitar 252 juta tahun lalu, peristiwa Great Dying, meluluh lantakan isi bumi dan lebih dari 95 persen makhluk hidup di lautan punah. Laut menjadi lebih asam pada saat itu.

Daniel Rothman, fisikawan dari Institut Teknologi Massachusetts, menggambarkan adanya keterkaitan antar peristiwa kepunahan tersebut.

Baca: Ternyata Tas ini Mampu Ciptakan Kiamat Mengerikan di Dunia Bila Sosok ini Menginginkannya

Baca: Pernah Terjadi Kemunculan Pesawat Kiamat di Bandara Soekarno Hatta dan Viral di Dunia Maya

Baca: Mengharukan, Ini Pesan Zumi Zola Untuk Istri Saat Sidang Pledoi di Pengadilan Tipikor

Baca: 5 Headset dengan Harga Dibawah Rp 100 Ribu, Kualitas Suara Bisa Diadu!

Dirinya memprediksi, karbon dalam jumlah besar akan ditambahkan ke lautan sehingga kiamat tak terelakan.

Pada pertemuan internasional tentang perbuahan iklim, ilmuwan menghasilkan skenario terbaik bahwa jumlah zat karbon di lautan disebut dalam ambang batas apabila penambahan mencapai 310 gigaton karbon.

Ambang batas kiamat menurutnya apabila melebihi angka 500 gigatons.

Dilansir di situs news.mit.edu, dua ambang batas tersebut didapat setelah Daniel mempelajari siklus karbon dalam kurun waktu 540 juta tahun.

Dalam jangka panjang, kepunahan akan terjadi apabila perubahan siklus tersebut terjadi lebih cepat daripada adaptasi ekosistem global.

Daniel Rothman, fisikawan dari Institut Teknologi Massachusetts, menggambarkan adanya keterkaitan antar peristiwa kepunahan tersebut.

Baca: 8 Skenario Mengerikan Soal Kiamat dari Para Ahli, Lewat Asteroid Sampai Cuaca

Baca: Terungkap! 8 Hal ini Bisa Jadi Alasan Gisel Menggugat Cerai Gading Marten

Baca: Ramuan Alami Pembersih Paru-paru Bagi Perokok, Ini Bahan dan Cara Membuatnya

Baca: Luncurkan Samsung Galaxy A9, Ini Promo dan Diskon yang Bisa Didapat

Sementara itu, siklus karbon yang terjadi pada rentang waktu yang lebih singkat, perubahan siklus karbon tidak akan menjadi masalah, namun ditentukan oleh besar kecilnya perubahan siklus yang akan menentukan kemungkinan terjadinya kepunahan massal.

Daniel Rothman juga menghitung peningkatan jumlah emisi karbon dioksida akhir akhir ini yang terjadi dalam waktu singkat. Ini akibat ulah manusia.

Daniel mencoba menghitung emisi karbon dari aktivitas manusia yang mempengaruhi ekosistem laut.

Daniel memperoleh angka 310 gigaton karbon akan tercapai pada tahun 2100.

Apakah ini berarti kepunahan massal akan segera terjadi pada pergantian abad ini?

Daniel menjelaskan kiamat akan membutuhkan waktu, bisa 100- 10.000 tahun lagi.

Namun menurutnya, tahun 2100, dunia mungkin menjadi "wilayah tak dikenal".

(Michael Hangga Wismabrata)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkini