TRIBUNJAMBI.COM - Hingar-bingar pesta malam sudah tak lagi terasa ketika tim Grid.ID menyambangi Diskotek Tanamur,, Tanah Abang Timur, Jakarta Pusat, yang sempat berjaya di tahun '70 hingga '80-an.
Diskotek pertama yang berdiri di Indonesia bahkan di Asia Tenggara itu kini mati, tak ada lagi keceriaan di dalam ruang bangunan yang sempat menjadi candu bagi remaja hingga orang dewasa pada zamannya itu.
Kini tinggal bangunan lusuh yang tersisa dari diskotek peninggalan mantan suami Ratna Sarumpaet, Ahmad Fahmi Alhady itu.
Gerbang depan diskotek tertutup rapat, lahannya pun kini sudah digunakan untuk sebuah warung asongan dan pegadagang kaki lima yang menetap di depan gerbangnya.
Baca: Update Gempa Sulawesi Tengah - Melalui Kompas Grup, Pembaca Koran Kompas Bantu Korban Gempa
Baca: Tim Kecil Pusaka Nanggala Kopassus yang Ampuh Bersihkan Musuh dengan Cepat Miliki Nama Unik
Saat memasuki halaman depan, yang terlihat kini hanya beberapa baju yang tengah berjemur di antara puing-puing kumuh.
Lahan kosong yang berada di samping halaman depan pun dimanfaatkan untuk menjadi tempat pemarkiran motor.
Ruangan utama Tanamur, sendiri dibiarkan berantakan, sepi, gelap dan pengap terasa ketika memasuki pintu kecil yang berada di depan halaman.
Disambut oleh pria paruh baya bernama Vincent, yang dahulu menjadi disc jockey (DJ) di Tanamur,, ya dia adalah raja DJ pada masanya.
Baca: Li Ka Shing Sumbangkan Rp 75 Miliar untuk Korban Gempa Sulteng, Ini Sumber Duit Bos Hongkong Ini
Dengan berbaju hitam bertuliskan Lombok dan rambut putih panjang dibiarkan terikat, lantas ia membawa Grid.ID untuk menyusuri tempat kejayaannya itu.
"Di sini dulu sesak, sekarang hampa," tutur Vincent di tengah ruang yang dulunya menjadi lantai dansa.
Menurutnya tempat gelap yang hanya terisi cahaya dari sela-sela ventilasi ini berkisah tentang manusia-manusia yang tak kenal kasta.
Baca: Li Ka Shing Sumbangkan Rp 75 Miliar untuk Korban Gempa Sulteng, Ini Sumber Duit Bos Hongkong Ini
Mereka berbaur menjadi satu dan tak ada kesenjangan setelah ajojing di lantai dansa.
"Sayang di masa itu kamu belum ada, jadi belum bisa merasakan gimana gilanya lantai dansa kala itu," kata Vincent.
Kini Tanamur, tinggal cerita, ruangan yang dulunya penuh hingar-bingar dunia malam, kini hanya terasa sepi dan kosong yang menggerogoti.
Barang pun dibiarkan berserakan tak lagi terurus, tergerus zaman hingga mengusang.
Baca: Detik-detik Video Kericuhan Suporter Arema FC Masuk Lapangan dan Tantang Kiper Persebaya Surabaya
Tak ada potret kehidupan malam yang tersisa dan sempat terselamatkan Vincent dan kawan-kawan.
"Dulu saya nggak pernah berpikir Tanamur, akan mati, jadi fokus di lantai dansa saja, dan nggak ada foto bahkan waktu saya jadi DJ-nya," tukasnya.
(*)