Laporan Wartawan Tribun Jambi Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Munculnya fatwa Mubah dari MUI terkait vaksin Merasles Rubella (MR), mendapat tanggapan beragam oleh warga. Salah satunya Aar, Warga Tempino, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi. Ia mengatakan takut jika nanti anaknya di suntik MR, karena adanya unsur babi di dalam Vaksin tersebut.
"Iya takut lah, unsur babi berarti haram lah. Enak lah dak disuntik. Kita orangtua pasti ngeri terjadi apa-apa dengan adanya suntikan itu," ujarnya kepada Tribunjambi.com, Kamis (23/8).
Hal senada dikatakan oleh War, meskipun anaknya telah mendapatkan suntikan MR dan tidak terjadi apa-apa, Ia mengaku takut jika kedepannya terjadi apa-apa.
"Iya anak saya udah disuntik, ya baru tau juga kalo itu belum ada (sertifikat) halalnya, kirain sudah ada. Ini juga baru tau kalo ada unsur babi nya, ya nyesallah. Kalo tau enak dak usah disuntik," terangnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan kabupaten Muaro Jambi Yes Isman mengatakan, bahwa ke depan pihaknya tetap menyampaikan hasil Fatwa MUI saat pemberian vaksin MR untuk anak-anak di Muarojambi. Pihaknya tidak akan memaksa bagi orangtua yang menolak.
“Jadi kita tetap mengikuti fatwa MUI, nanti sebelum pelaksanaan kita akan sampaikan kepada orangtuanya atau wali terkait Fatwa MUI dan risiko jika tidak divaksin MR, biarkan orangtuanya atau wali siswa menentukan sendiri,” jelasnya.
Pemberian vaksin MR untuk anak sekolah di Muarojambi telah dimulai Agustus dan September untuk anak di luar sekolah. Pemberian vaksin MR, kata Yes Isman, dalam rangka Indonesia bebas campak dan rubella dan ini juga menjadi Komitmen dunia termasuk Indonesia.
“Campak dan rubella itu penyakit menular, Imunisasi yang ada campak, untuk rubella selama ini belum pernah ada. MR ini memang cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian dan cacat, gejala campak dan rubella ini hampir sama maka vaksinasi sekarang jadi satu, kalau dulu hanya campak saja,” jelasnya.
Ditambahkan Kabid P2P (Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit) Dinas Kesehatan Kabupaten Muarojambi, Afif Udin, bahwa MR ini lebih cenderung sulit disembuhkan untuk perempuan dari pada laki-laki.
"Pada laki-laki itu mudah sembuh. Kenapa disuntik untuk usia di bawah 15 tahun, karena kelompok ini lebih berisiko. Jika umur di bawah 15 tahun menderita MR, jika sembuh namun virus ada, untuk perempuan pada saat hamil itu berisiko. Persentasenya CRS (Conginital Rubella Syndrom) gejala cacat bawaan," jelasnya.