Suguhkan Pemandangan Indah, Danau-danau Ini 'Sembunyikan' Banyak Tengkorak di Dalamnya

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Danau dengn tengkorak di dalamnya

TRIBUNJAMBI.COM - Danau bisa menjadi sangat indah sehingga banyak dikunjungi oleh orang-orang.

Namun, terkadang danau juga menyimpan misteri karena cerita tentang terbentuknya danau tersebut atau karena ada bukti fisik berupa tengkorak yang ditemukan di dalamnya.

Tentu hal ini cukup membuat merinding dan menimbulkan pertanyaan mengingat danau yang indah ternyata ada tengkorak-tengkorak di dalamnya.

Baca: Diperbolehkan Menyetir, Perempuan Arab Jajal Mobil Formula F1 Seperti Bebas, Saya Bahagia

Inilah cerita-cerita dari danau yang terdapat tengkorak di dalamnya:

1. Danau Matano, Indonesia

Danau dengan tengkorak ()

Danau Matano adalah satu dari tiga danau yang ada di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Salah satu hal yang menarik tentang danau tersebut yaitu memiliki gua tengkorak di dalamnya.

Di bibir Danau Matano yang sebagian adalah tebing batu papan, juga terdapat beberapa lubang gua yang di dalamnya terdapat sisa peninggalan sejarah.

Baca: Putri Charlotte - Penerus Tahta Kerajaan Inggris Ini Kenakan Baju Bekas Kakaknya dan Sepatu Om-nya

Seperti tombak, parang, dan juga peralatan rumah yang terbuat dari besi kuningan, yang diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun silam.

Uniknya, tiga dari enam buah gua yang ada sekitar Danau Matano berada tepat di bibir danau, di mana liang gua tersebut, alur liangnya tembus dari tebing batu ke air danau.

Ada juga gua yang lokasinya berada tidak begitu jauh dari permukiman penduduk, di mana gua yang banyak dihuni kelelawar, terdapat banyak tulang belulang dan tengkorak manusia.

Gua tersebut dinamai warga Matano dengan sebutan Gua Tengkorak.

Baca: Soal Donasi Untuk Gerindra, Fahri Hamzah: Prabowo Itu Bingung Karena Dia Enggak BerkuasaI

"Tengkorak itu ada sejak ratusan tahun silam sebelum adanya ajaran agama masuk ke daerah Tana Luwu, di mana leluhur kami belum mengenal yang namanya agama. Mereka dulu dimasukkan ke dalam liang batu saat meninggal," ungkap Mahading (86), yang ditemui di rumahnya di Dusun Matano, Sabtu (16/6/2012).

Mahading adalah pemangku adat dari keturunan Makole Matano yang diberi gelar Mahole Matano.

Ayah empat anak ini adalah pemangku adat Matano, generasi kelima dari keturunan kepala adat Makole Matano bernama Camara yang telah meninggal dunia 400 tahun silam.

2. Danau Roopkund

Danau Roopkund ()

Danau Roopkund adalah danau glasial yang terletak di negara bagian Uttarakhand, India.

Danau itu menyimpan lebih dari 200 kerangka manusia.

Kerangka-kerangka tersebut pertama kali ditemukan oleh penjaga hutan Inggris pada tahun 1942.

Awalnya kerangka-kerangka tersebut diduga milik para tentara Jepang yang melakukan perjalanan melewati India saat Perang Dunia II.

Namun, setelah diteliti lebih jauh, kerangka-kerangka tersebut ternyata berasal dari tahun 850.

Sebagian kerangka masih memiliki rambut, kulit, bahkan memakai baju karena terawetkan oleh iklim dingin danau yang terletak pada ketinggian 4.800 meter di atas permukaan laut.

Ekspedisi ke Rookpund tahun 2004 akhirnya menemukan fakta bahwa para korban ini meninggal karena adanya badai.

Mereka terkena bebatuan yang terjatuh dari atas, sehingga sekujur tubuhnya, dari kepala hingga bahu mengalami retak yang cukup parah.

Di Roopkund memang tak ada tempat untuk berlindung, sehingga akhirnya semua orang meninggal.

Baca: Deretan Potret Paula Verhoeven, Model Cantik Calon Istri Baim Wong

Baca: 5 Tahun Pacaran dan Tunangan, Wanita Ini Curhat Batal Nikah, Alasannya Bikin Tambah Nyesek

3. Danau tengkorak (Skeleton Lake) di Ontario

Skeleton Lake ()

Danau ini terletak di Ontario, Kanda.

Dinamakan danau tengkorak atau kolam tulang karena ketika para surveyor bekerja di pantai utara, mereka menemukan dua kerangka dekat batu karang.

Ketika mereka bertanya kepada kepala suku mengenai tengkorak tersebut, dia mengatakan bahwa orang-orangnya berkemah di Danau Tengkorak saat musim dingin.

Ketika makanan mulai langka, mereka memutuskan untuk pindah ke tempat lain.

Seorang ibu bersama seorang putranya terlalu lemah untuk pindah, dan mereka menolak untuk menemani ibu dan anak tersebut.

Keduanya mati bersama karena kelaparan dan danau itu diberi nama untuk mengenang ibu dan putranya tersebut. (Intisari)

Berita Terkini