Disebut Sandiaga Uno Menangis Lalu Mengundurkan Diri, Dirut BUMD Tak Terima Pernyataan Wagub DKI

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma

TRIBUNJAMBI.COM — Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati membantah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang menyebut dirinya datang menangis meminta pencairan dana untuk pembelian ayam bersubsidi bagi warga.

Baca: Bakal Ada Perubahan Besar Terhadap Orang dengan 4 Zodiak ini, Hingga Cowok Naksir Kamu?

Baca: Pilkada Kerinci - Posko Adirozal-Ami Taher Dirusak dan Dibakar, Polisi Turun ke Lokasi

Marina bercerita, ia bukannya menangis, tetapi datang ke Sandiaga untuk mengundurkan diri.

"Bahwa saya datang nangis-nangis ke Pak Sandi, itu tidak lho. Saya datang ke sana mengajukan pengunduran diri. Tolong catat itu. Serius. Saya tidak pernah menangis," kata Marina kepada wartawan, Kamis (15/3/2018).

Marina mengungkapkan, pengunduran diri itu disampaikan ke Sandiaga beberapa waktu lalu. Alasannya, ia kesal dengan kinerja satuan kerja perangkat dinas (SKPD) yang mempersulit dirinya.

Baca: Tetangga Larang Mendekat ke Rumah Roro Fitria, Kondisi Mengerikan Hingga Bentuk Tempat Tidurnya!

Baca: RSPN Ingin Mendeklarasikan Gatot Nurmantyo Sebagai Capres Usai Jenderal TNI Tersebut Pensiun

Baca: George Peabody yang Muncul di Google Doodle, Pria Miskin yang Berubah Jadi Jutawan

Sebagai Dirut BUMD yang bertugas menyediakan pasokan daging sapi dan ayam, Marina harus terus menyediakan pasokan, tetapi di sisi lain dana untuk subsidi yang dijanjikan Sandiaga tak juga dicairkan sejak November 2017 lalu.

"Masuk akal enggak sih dari bulan November PSO (public service obligation) untuk DP belum keluar sampai tanggal segini? Masuk akal enggak?" tanya Marina.

"Saya kalau mau dijatuhkan bukan dengan cara begini! Ini, kan, pasar terus-terusan minta ayam," ujar dia.

Selain menagih dana PSO yang dijanjikan, tagihan reimburse sejak Desember juga belum dicairkan. Marina mengaku sudah kebingungan mencari utang sebab sudah ditagih penyuplai daging ayam.

Rabu (14/3/2018), Marina datang menangis ke Balai Kota. Ia kebingungan bagaimana caranya menyediakan daging ayam untuk program subsidi bulan depan, padahal pembeliannya yang lalu-lalu masih menunggak.

"PSO (public service obligation ) ya belum keluar. Pada waktu November, Wagub ( Sandiaga Uno) minta dibantukan, dan sekarang belum cair," kata Marina di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu siang.

Akhir tahun lalu, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies-Sandi tidak memberikan penyertaan modal daerah (PMD) ke Dharma Jaya. BUMD yang melayani kebutuhan daging warga Jakarta itu diminta mandiri.

Baca: Hasil Laga Arsenal vs AC Milan, The Gunners Melaju ke Perempat Final Liga Europa

Baca: Undian 8 Besar Liga Champions, Klub Liga Spanyol Mendominasi, Adakah Klub Kegemaranmu Masuk?

Baca: Ketika Bule Mencoba Jamu dan Kerokan Ala Indonesia, Komentarnya Bikin Geli

Tanpa PMD, Dharma Jaya harus mengandalkan dana public service obligation (PSO) untuk membeli kebutuhan pangan bagi 700.000 warga DKI yang disubsidi. Sandiaga mengatakan akan menyalurkan PSO agar Dharma Jaya bisa tetap memenuhi kebutuhan warga.

Dana PSO sebesar Rp 41 miliar yang dijanjikan itu rupanya belum dicairkan juga. Akibatnya, Marina kebingungan membeli persediaan ayam baru dan melunasi utang-utang ke pemasok pembelian ayam di bulan-bulan sebelumnya.

"Pokoknya saya begini, saya berusaha keras cari sana-sini. Sekarang di sana nilainya sudah sampai Rp 80 miliar, sekarang kan sudah jalan Maret. Sampai Februari tuh sudah banyak banget (utang). Ya sudah habis, ya orang mau ngutangin limited," kata dia.

"Anak-anak (pegawai PD Dharma Jaya) sudah dimaki-maki sama supplier, sampai nangis-nangis. Saya sampai minta tolong supplier-nya sudah nangis. Karena kan saya merangkul UKM, kan, saya nggak merangkul orang besar semua. Kan katanya saya harus merangkul rakyat kecil," ujar dia. 

Antrean warga yang ingin membeli pangan murah bersubsidi di RPTRA Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Februari 2018.(PT Food Station Tjipinang Jaya)
Menurut Marina, dana itu ada di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) tetapi belum juga bisa dicairkan.

"(Dana) enggak boleh diambil-ambil. D itempatnya Pak Michael (Kepala BPKD). Alasannya bolak-balik, bolak-balik, bolak-balik," kata Marina. 

Marina mengatakan, ketika ia mengajukan pengunduran diri, Sandiaga sempat menahan. Marina bertahan karena ingin membantu Pemprov DKI menyalurkan daging, tetapi ia memberi waktu satu bulan ke Sandiaga untuk memperbaiki.

"Saya akan tahan, akan tahan di sini, akan tetap junjung tinggi kebenaran. Saya sudah mulai enggak suka ini, saya enggak suka dibilang nangis, saya nggak nangis aduh. Kalau kalian (masyarakat) susah, saya nangis. Mungkin dia (Pemprov DKI) senang kalau saya mengundurkan diri, sudah viral dari dulu saya mau diganti. April ini, kan, ada penggantian," kata Marina.

Sebelumnya, Sandiaga mengaku ditangisi Marina karena belum cairnya PSO yang ia janjikan. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)

“Saya dilaporkan sekitar 10 hari lalu, Bu Marina nangis-nangis ke saya 'Belum turun uangnya' terus saya bilang ‘Saya bantu, sabar Bu’”, ujar Sandiaga di Balai Kota, Rabu (14/3/2018).

Sandiaga mengaku akan membantu agar dana tersebut segera cair. Ia kini meminta Marina menghadapi para vendor yang sudah menagih utang.

“Saya cek ke DKPKP (Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan) memang lagi diproses, saya nanti akan dorong supaya lebih cepat, saya minta Bu Marina sampaikan dan koordinasikan dengan para penyuplai, para vendor kami lagi proses, kami akan selesaikan,” kata Sandiaga.

Berita Terkini