TRIBUNJAMBI.COM- Masih terbaring lemah dan belum ada perkembangan, begitulah kondisi aktor kawakannya yang kini menjadi pendeta Advent Bangun.
Dia masih menjalani perawatan dan terbaring lemah akibat indikasi gagal ginjal dan penyakit diabetes yang dialaminya.
Kondisi inilah yang membuat para komunitas aktor laga bertindak cepat.
Mereka kemudian melakukan aksi, tetapi bukan melakukan adegan-adegan seperti ketika mereka berlaga di film, tetapi penggalan dana untuk sang legenda.
Seperti diketahui, usai mendengkar kabar tentang Advent Bangun itu, anggota Komunitas Aktor Laga yang terdiri dari Ki Kusumo, Slan Tjakra, Herdi Khiladi dan Lella Anggraini yang datang menjenguk, pada Kamis (18/1/2018) sore, keadaan Advent masih belum stabil dan masih dirawat secara intensif.
Baca: Gabung FC Barcelona, Yerry Mina Dapat Nomor Punggung 24, Philippe Coutinho Masih Tanda Tanya
Baca: Merasa Tak Selevel, Irfan Jaya Berharap Musim 2018 Ini Andik Vermansah Gabung Persebaya Surabaya
Baca: Bukan Raffi Ahmad Atau Ivan Gunawan, Ini Sosok Pria yang Dikabarkan akan Nikahi Ayu Ting Ting
Memang, sebelumnya, Ki Kusumo pun mengaku baru mendapatkan informasi mengenai keadaan aktor legendaris Indonesia tersebut.
Dia merasa kecolongan karena sudah tahu ketika sang legenda film laga itu terbaring lemah.
“Memang, Kabarnya pas udah sakit. Jujur sih kecewa. Tapi emang mau gimana lagi, kami akan berusaha membantu beliau” ujar Ki Kusumo sedih.
Maka itu, Komunitas Aktor Laga berencana akan mengadakan penggalangan dana untuk Advent Bangun sebagai bentuk solidaritas.
“Insya Allah dalam waktu dekat ini kita adakan acara kumpul-kumpul penggalangan dana. Supaya paling tidak bisa meringankan lah. Beliau bisa tahu kalau banyak rekannya yang masih peduli,” kata Ki Kusumo.
Seperti diketahui, komunitas yang baru berdiri setahun belakangan ini terbentuk karena rasa prihatin terhadap nasib para aktor laga khususnya era dulu.
“Selama ini banyak masyarakat yang nonton aja padahal banyak artis kita selama ini bekerja di dunia hiburan, sampai tua enggak ada yang peduli. Sakit sampai meninggal enggak ketahuan di mana rimbanya,” jelas Ki Kusumo prihatin.
Jagoan Tak Terkalahkan
Tampangnya yang keras itu kerap menghias layar kaca, mata elangnya yang tajam menjadi ciri khasnya dan begitu melekat di benak para penikmat film laga di era 80-n. Ya dialah Advent Bangun.
Pria asal Kabanjahe, Sumatera Utara, 12 Oktober 1952, (65 tahun) ini memang aktor kawakan.
Dia tidak sembarang aktor laga, karena sebelum menjadi aktor dia merupakan ahli bela diri karate.
Berantem memang hobinya sejak kecil, makanya tidak heran, jika kemudian tawaran menjadi aktor laga dia ambil.
Perlu diketahui, sebelum terjun di dunia film, Advent Bangun atlet karate nasional.
Awalnya, ia bergabung dengan perguruan karate INKAI.
Kerena merasa sulit untuk bersaing di tingkat nasional, lantaran perguruan INKAI tidak diakui oleh FORKI, maka Advent Bangun kemudian bergabung dengan perguruan karate INKADO.
Karirnya moncer, Tahun 1971, Advent Bangun menjadi juara nasional karate dan selama 12 tahun berturut turut terus menjadi juara satu nasional tanpa ada yang mengalahkan sampai dia meninggalkan karier karatenya.
Setahun kemudian ia tampil di berbagai kejuaraan tingkat dunia hampir di seluruh asia, Amerika, dan Eropa.
Bosan dan tidak lagi punya musuh sepadan.
Dia kemudian memilih aktor film laga.
Tak kurang dari 60 judul film pernah ia perankan.
Terserang Diebetes
Kini sosok garang yang menjadi panutan para aktor laga itu terbaring lemah.
Kini, dia tidak lagi garang bahkan penyakit menggerogoti tubuh rentannya.
Kabar terakhir, dia tengah dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta.
Pria berusia 65 tahun tersebut tengah menderita penyakit gagal ginjal.
Beberapa saat sebelumnya, beredar pesan berantai di berbagai media sosial yang menyatakan bahwa Advent Bangun butuh donor darah O, namun ketika dikonfirmasi ke pihak keluarga, sang istri justru membantah hal tersebut.
"Sebenernya share-nya hanya di keluarga dan kita sudah cover, dia butuhnya 3 kantong boleh diganti darah apa aja, kebetulan darah bapak O, tapi boleh diganti darah apa aja. Dan itu makanya saya bilang itu enggak, tapi karena ada masalah intern keluarga, maaf saya tidak siap diliput. Karena itu nanti enggak baik buat bapak," ujar LR, istri Advent, seperti dilansir dari bintang, Rabu, (17/1) malam.
Dia dikabarkan gagal ginjal.
Namun sang istri menjelaskan jika pria tinggi besar ini, menderita diabetes sejak tahun 2005, sedangkan prosedur cuci darah berlangsung sejak bulan April tahun 2017.
Ia menambahkan, dalam seminggu, Advent Bangun bisa dua kali melakukan cuci darah.
Namun ia sendiri belum bisa memastikan apa penyebab suaminya menderita gagal ginjal.
Karier film
Advent Bangun Memang simbil film laga, dia memberikan pesan moral yang sangat mendalam bagi banyak aktor laga di era kekinian.
Tidak cuma aktingnya yang mumpuni, tubuh besarnya yang cocok untuk aktor laga, namun keterampilannya dalam olah kanuragan menjadi modal utama.
Pada era 80-an, siapapun yang menyaksikan film laga akan terbawa oleh akting maupun adegan laga yang diperankannya.
Dia mengatakan, bahwa menjadi aktor laga tidak hanya modal bodi besar dan tampang saja, tetapi harus mumpuni dalam bela diri.
Mungkin hinggi kini, para penggawar bela diri, di era 80-an masih merindukan aksinya, namun dia memang sudah 20 tahun menghilang dari dunia laga dan memilih jadi pendeta.
Hanya lawannya Barry Prima, yang masih aktif, itupun sebagai aktor komedi dan hanya sesekali menjalani adegan berantem di beberapa sinetron yang dijalaninya.
Ya Advent Bangun memang lebih banyak membintang film laga sebagai pemeran antogonis, dan selalu dipadankan dengan Barry Prima, aktor laga yang juga jago bela diri, dalam setiap film laga.
Jika keduanya dipadankan, maka akan menjadi jaminan jika film itu akan sukses.
Seperti diketahui, Film pertamanya adalah "Rajawali Sakti" pada tahun 1976, kemudian menjadi pemeran utama bersama aktris Enny Beatrice dalam film "Satria Bambu Kuning" 1985, "Anita" 1984, dan "Dendam Jagoan" 1986. Film-filmnya sering disutradarai oleh Atok Suharto, Ratno Timoer, dan Sisworo Gautama yang sangat populer pada waktu itu.
Terlahir dengan nama Advent Bangun, pria kelahiran Kabanjahe - Sumatera Utara ini sejak kecil mendapatkan didikan keras.
Bapaknya (M.P. Bangun) yang seorang jaksa sangat ketat menanamkan nilai-nilai disiplin dan kejujuran.
Kesuksesan semula membiusnya.
Ia menjadi sombong hingga suatu saat, sebuah kekuatan doa meluruhkannya dalam pangkuan gereja. Istrinya, Lois Riani Amalia Sinulingga lah yang selalu bergumul dalam doa hingga pertobatan tumbuh di hati Advent Bangun.
Tolak Tawaran The Raid dan Mantap Jadi Pendekar
Kini, ia adalah seorang pendeta, dengan nama barunya Pendeta Muda Thomas Bangun.
Sebagai pendeta muda, ia juga mempunyai karunia khusus dalam pelepasan dan penyembuhan.
Banyak orang yang diselamatkan jiwa dan raganya.
“Dulu saya memang orang yang emosian. Kalau dulu ditantang berantam sih, sudah saya hajar langsung tanpa ampun. Sekarang sudah jadi pendeta ya beda, lebih belajar mengasih,” katanya dengan tatapan lurus ke depan.
Seolah hendak mengatakan bahwa ia tak menyesal dengan pilihannya meninggalkan dunia karate dan perfilman yang telah membuatnya terkenal.
Sinar matanya yang tajam menyiratkan perasaan bahagia menjalani hidupnya sekarang ini sebagai pendeta dan mengurus keluarga.
“Hidup ini kan seperti uap air. Sebentar ada, lalu hilang. Makanya, mengalir saja sekarang,” mendadak ia berfilsafat.
“Kalau dulu kan menggebu-gebu, pengen ini-itu. Ada sih satu cita-cita untuk membuat sebuah panti jompo atau panti asuhan. Pokoknya saya mau bermanfaat buat orang banyak,” tambahnya
Berbincang dengan Advent Bangun tentu kurang afdol tanpa menyinggung soal film laga.
Kebetulan, fenomena film ‘The Raid’ baru saja mengguncang jagad perfilman Tanah Air. K
etika disinggung soal itu, Advent ternyata punya cerita yang mengejutkan.
Advent ternyata sempat dibujuk sutradara Gareth Evans untuk bermain dalam film yang kemudian dibintangi Iko Uwais itu.
Namun, ia menolak.
Padahal, tawaran honornya menggiurkan.
Tak hanya menelepon, sutradara asal Wales itu bahkan sampai bolak-balik menyambangi rumahnya untuk bernegosiasi.
“Dia terus membujuk. Tawaran uangnya cukup besar lho. Tapi saya tolak,” ungkapnya. Berapa? “Ah, itu rahasia dialah, nggak enak,” hindarnya. Namun, ketika didesak, apakah sampai angka ratusan juta, Advent pun mengiyakan.
Kini, setelah tahu filmnya meledak luar biasa, bahkan mendapat sambutan hangat di berbagai negara, menyesalkah Advent? Ia menggeleng mantap.
“Dari tahun 1976 saya sudah main lebih dari 60 judul film. Sinetron sudah nggak terhitung. Jadi tahun 2000 sudah stop semua,” katanya.
Rajawali Sakti - 1976
Dua Pendekar Pembelah Langit - 1977
Krakatau - 1977
Golok Setan - 1983
Si Buta Lawan Jaka Sembung - 1983
Gadis Berwajah Seribu - 1984
Anita - 1984
Noda X - 1984
Mawar Berbisa - 1984
Dia Yang Berhati Baja - 1985
Komando Samber Nyawa - 1985
Darah Perjaka - 1985
Gantian Dong - 1985
Putri Duyung - 1985
Carok - 1985
Bukit Berdarah - 1985
Sunan Gunung Jati - 1985
Tertembaknya Seorang Residivis - 1985
Si Buta Dari Gua Hantu - 1985
Satria Bambu Kuning - 1985
Terjebak Penari Erotis - 1986
Dendam Dua Jagoan - 1986
Petualangan Cinta Nyi Blorong - 1986
Menumpas Teroris - 1986
Langganan - 1986
Malaikat Bayangan - 1987
Pendekar Bukit Tengkorak - 1987
Cewek-Cewek - 1987
Kelabang Seribu - 1987
Pendekar Ksatria - 1988
Pertarungan Iblis Merah - 1988
Bangkitnya Si Mata Malaikat - 1988
Mandala Penakluk Satria Tartar - 1988
Siluman Kera - 1988
Siluman Srigala Putih - 1988
Rimba Panas - 1988
Si Pahit Lidah Dans Si Mata Empat - 1989
Buronan - 1989
Pembalasan Si Mata Elang - 1989
Gerbang Keadilan - 1989
Sumpah Si Pahit Lidah - 1989
Genta Pertarungan - 1989
Jago-Jago Bayaran - 1989
Jaringan Terlarang II - 1990
Mat Pelor - 1990
Ekspedisi Harta Karun - 1990
Melacak Tapak Harimau - 1990
Pemburu Nyawa - 1990
Pedang Naga Pasa - 1990
Tiada Titik Balik - 1991
Bang Somad Si Tangan Satu - 1991
Pemburu Teroris - 1994
Amrin Membolos - 1996