Baca tanpa iklan
TRIBUNJAMBI.COM - Di Sarolangun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara memiliki BPJS.
Kurangnya sosialisasi membuat kartu BPJS yang dimiliki warga tak bisa digunakan.
Hal itu diakui oleh Bupati Sarolangun, Cek Endra pada acara MoU BPJS bagi tenaga kontrak di lingkup Pemkab Sarolangun, Senin (5/6) lalu.
Dia mengatakan, jaminan kesehatan seperti BPJS, masih banyak belum diketahui cara pengunaanya ditengah masyarakat. Seperti tak pernah membayar iuran tiap bulannya, sehingga tak bisa digunakan lagi.
“Banyaknya kartu BPJS milik masyarakat yang sudah memiliki kartu, tidak bisa digunakan saat berobat baik di Puskesmas maupun di rumah sakit,” kata Ce.
Penyebabnya sebutnya, karena masyarakat yang sudah mengurus kartu BPJS hanya membayar asuran bulanannya saat pertama mengurus saja. Kemudian pada asuran berikutnya tidak dibayar lagi.
"Kebanyakan BPJS miliki masyarakat dibawa ke rumah sakit tidak bisa digunakan karena sudah mati,” sebut Cek Endra.
Melihat hal itu tambahnya, menandakan masih banyak masyarakat yang belum tahu cara pengunaan kartu BPJS. Untuk itu dia berharap kepada pihak BPJS bisa mensosialisasikan lagi ke tengah masyarakat.
“Ini saya harapkan agar bisa disosialisasi lagi. Agar masyarkat bisa memahami cara mengunakan kartu BPJS tersebut,” tambah Cek Endra.
Selain itu lanjutnya, saat ini masih banyak juga masyarakat yang lalai akan BPJS tersebut. Dimana baru mau mengurus kartu BPJS saat sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.
“Masyarakat juga harus tahu. Jangan pas sakit baru mengurus BPJS. Ini yang sering saya temukan, tangan lagi diinfus baru nelpon minta tolong. Seharusnya hal seperti ini diurus awal,” sebutnya.
Sebab ungkapnya, sesuai aturannya kartu BPJS tersebut tidak bisa langsung digunakan.
“Ini untung masih bisa dibantu. Kalau tidakkan repot. Jadi kita minta bisa untuk memperhatikan hal ini agar bisa mudah kedepannya,” pungkas bupati.