TRIBUNJAMBI.COM - Umumnya, sate diolah dengan cara ditusuk kemudian dibakar. Namun lain halnya dengan sate ikan di Seberang Kota Jambi. Ikan ini tidak dibakar di atas bara api seperti sate kebanyakan, melainkan dikukus. Wujudnya pun tidak merupakan irisan daging kecil yang ditusuk, melainkan dihaluskan. Bila banyak orang bilang ciri khas sate ada pada tusukan dan bakaran, masyarakat seberang memiliki sate khas-nya sendiri.
JELAJAH kuliner kali ini belum beranjak dari daerah Seberang Kota Jambi. Sebagai daerah yang kaya akan sumber ikan, praktis penganan-penganan khas berbahan ikan masih mendominasi di tempat ini, termasuk sate ikan. Meski begitu, olahan khas tersebut saat ini sudah cukup susah ditemukan di rumah makan yang ada di Kota Jambi. Lebih mudah menjumpai sate Madura ataupun sate Padang yang banyak dijajakan di tepian jalan raya.
Yusnida salah satu warga Seberang Kota Jambi yang masih konsisten memeroduksi sajian khas ini. Tidak setiap hari memang, namun setiap momen-momen tertentu sate ikannya selalu laris dipesan, semisal ada hajatan atau hari besar keagamaan. Menu ini juga tersedia di rumah makannya setiap bulan ramadhan tiba. Dibantu beberapa anaknya, Yusnida tidak begitu kesulitan membuat beberapa porsi sate ikan.
“Dari saya masih kecil, sate ikan sudah ada. Karena keluarga sering bikin dulu, jadi tidak begitu susah membuat makanan ini,” tutur perempuan 47 tahun ini kepada Tribun, sembari mengolah bahan sate ikan yang ada di hadapannya.
Sate ikan biasanya berbahan ikan gabus yang memiliki daging tebal dan empuk. Daging ikan gabus ini dibersihkan lalu dihaluskan. Secara garis besar, untuk membuat sate ikan hanya butuh tiga bahan pokok, yakni ikan, santan, telur, bumbu dan daun pisang untuk bungkus. Khusus untuk bumbu, ibu tujuh anak ini menggunakan sahang, merica, bawang putih, bawang merah, daun sop, daun kucai dan garam.
Dibanding membuat tepek ikan, membuat sate ikan lebih simpel. Langkah pertama adalah menghaluskan ikan, begitu juga bahan bumbu seperti sahang dan bawang. Sedangkan daun bumbu cukup diiris tipis. Setelah siap, satukan semuanya dalam satu wadah untuk diaduk. Saat proses mengaduk, jangan lupa campurkan telur dan harus diaduk sampai rata. Adonan kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. Bila hal itu sudah dilakukan, maka tinggal langkah terakhir, yakni mengukus. Adonan yang sudah dibungkus daun pisang dikukus selama setengan jam.
Sate ikan paling enak disantap panas-panas untuk lauk pendamping nasi. Selain rasa gurih, sate ikan juga memberikan efek hangat di tubuh. Dan karena bahan utama untuk membuat sate ikan adalah ikan gabus, masakan ini tentulah bergizi, pas untuk dikonsumsi semua anggota keluarga. Biasanya Yusnida menjual satu bungkus sate ikan dengan harga Rp 5.000. Satu bungkus sate ikan dapat untuk menemani makan nasi satu piring.