Kasus Ijazah Palsu
Menilik Filosofi di Balik Buku Jokowi White Paper, Respons Pedas Roy Suryo Singgung Keanehan Ijazah
Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi kembali memanas dengan diluncurkannya buku berjudul "Jokowi's White Paper".
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi kembali memanas dengan diluncurkannya buku berjudul "Jokowi's White Paper".
Buku yang ditulis oleh tiga tokoh kontroversial, yakni Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr. Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa.
Peluncuran dilakukan di Yogyakarta pada Senin (18/8/2025).
Adapun peluncuran buku ini tidak berjalan mulus setelah lokasi acara dibatalkan secara sepihak oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kepada media, salah satu penulis, Rismon Sianipar, menjelaskan buku ini adalah hasil dari penelitian mendalam dan catatan-catatan yang sudah lama mereka kumpulkan.
"Kami ini memang sudah kebiasaan ketika menulis, itu kita menuliskan jurnal atau catatan-catatan," katanya.
Dia menegaskan buku ini bukanlah karangan fiktif, melainkan sebuah penelitian.
Menurut Dokter Tifa, filosofi dari buku ini adalah untuk mengungkap sebuah "kejujuran yang bersih".
Baca juga: Pedas Komentar Roy Suryo Cs Usai UGM Buat Pernyataan di Kasus Ijzah Jokowi: Jauh Lebih Buruk
Baca juga: Lingkaran Pertemanan Bobby Nasution Disorot: KPK Bidik Rektor USU Terkait Kasus Korupsi PUPR
Baca juga: Mantan Kabareskrim Bocorkan Motif Dwi Hartono Orang Kaya di Rimbo Bujang Tebo Bunuh Kacab Bank BUMN
Dia mengklaim tujuannya adalah "membantu Jokowi untuk mengungkap kebersihan yang paling bersih terkait dengan dokumen yang digunakannya."
Pernyataan ini menyiratkan keraguan penulis terhadap kebenaran ijazah yang selama ini beredar.
Roy Suryo, yang dikenal vokal dalam isu ini, menambahkan pandangan tajamnya.
"Kalau memang ada tapi kan lucu, harusnya kan dengan kalau sedari awal, dengan bangganya. Kita kan menempuh pendidikan, menempuh studi, mulai dari S1 itu kan kita bangga. Kok ini malu nih orang ini? Menyembunyikan wajahnya di balik ijazah," ujarnya.
Komentar ini langsung menjadi sorotan dan menimbulkan beragam reaksi di masyarakat.
Peluncuran buku ini awalnya dijadwalkan di UC Hotel, yang berada di lingkungan UGM.
Namun, pihak kampus membatalkan rencana tersebut. Juru bicara UGM, I Made Arsana, mengklarifikasi bahwa pembatalan dilakukan karena UGM memandang acara tersebut "bernuansa politis" dan berbeda dari kesepakatan awal saat pemesanan tempat.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.