Berita Bungo

Ketika Bripka Arjunif Sulap Lahan Tidur Jadi Embung, Larang PETI dan Pemerhati Sosial Bagi Warga

Di balik seragamnya sebagai Bhabinkamtibmas Desa Sepunggur, Kecamatan Bathin II Babeko, Kabupaten Bungo, Jambi, Bripka Arjunif lebih dari sekadar...

Penulis: Rifani Halim | Editor: Nurlailis
Ist
Di balik seragamnya sebagai Bhabinkamtibmas Desa Sepunggur, Kecamatan Bathin II Babeko, Kabupaten Bungo, Jambi, Bripka Arjunif lebih dari sekadar penegak hukum. 

Ia menyalurkan sekitar 30.000 bibit sawit ke warga. Kini, sudah lebih dari 100 hektare lahan berubah menjadi kebun sawit produktif. 

Bagi Arjunif, tugas polisi tidak berhenti di patroli atau penangkapan.

“Kalau warga sudah sejahtera, mereka tidak akan melakukan kejahatan,” kata Arjunif.

Kisah Arjunif semakin luar biasa karena semua inisiatifnya murni dari pribadi.

Warga bahkan membangun rumah dinas sendiri dari dana warga dan dirinya, lengkap dengan fasilitas untuk pelayanan masyarakat.

“Kadang kotak suara pemilu pun disimpan di rumah saya, karena dianggap paling aman,” kata ayah tiga anak ini.

Tak heran, hubungan Arjunif dengan warga begitu dekat. Ia dianggap bukan hanya petugas, tapi keluarga. Dalam satu kisah, ia membantu seorang warga yang rumah tangganya berantakan, lalu diberi modal usaha hingga kini punya rumah dan mobil sendiri.

 “Setiap ketemu saya, dia cium tangan,” kenangnya dengan mata berbinar.

Tak hanya urusan sosial, Arjunif juga piawai menata konflik besar. Salah satunya konflik antara PT Sawindo dan warga terkait kebun plasma seluas 60 hektare yang selama bertahun-tahun mangkrak dan sempat diputuskan di Mahkamah Agung. Ia melobi semua pihak selama empat tahun. 

Hasilnya, warga kini mengelola sendiri dan mendapat pemasukan hingga Rp1,5 miliar setahun.

Bagi sebagian orang, mediasi konflik besar bukan tugas polisi desa. Tapi bagi Arjunif, ini bagian dari tanggung jawab. 

“Kalau bukan kita yang bantu menjembatani, siapa lagi ini aset desa. Kalau hilang, anak cucu yang rugi,” katanya.

Arjunif juga menjadi sosok yang dituakan oleh masyarakat. Rumah dinasnya dijadikan tempat rapat, musyawarah, bahkan kantor darurat untuk pelayanan administrasi. 

Ia menggaji staf pribadi dari gajinya sendiri untuk membantu ketik surat warga.

 “Kalau ada warga mau buat KK, akta lahir, surat damai, kita bantu. Bukan hanya disuruh ke kantor polisi, kita yang jemput pelayanan ke desa,” jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved