Berita Internasional

AS Kerahkan Kekuatan Militer ke Timur Tengah, Situasi Memanas di Tengah Perang Iran-Israel

Perang Iran dan Israel, Amerika Serikat (AS) mengambil langkah strategis dengan mengerahkan sejumlah mesin tempurnya.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Generated Gemini AI
PERANG -AS Kerahkan Kekuatan Militer ke Timur Tengah, Situasi Memanas di Tengah Perang Iran-Israel. 

Kapal induk USS Carl Vinson saat ini berada di Laut Arab bersama empat kapal perang pendamping.

Namun, armada ini belum ikut serta dalam operasi perlindungan langsung terhadap Israel, melainkan disiagakan untuk mengamankan pasukan dan pangkalan militer AS di Teluk Oman dan Teluk Persia.

Sebagai penguatan tambahan, USS Nimitz dilaporkan sedang menuju kawasan tersebut dan dijadwalkan tiba pada akhir Juni untuk menggantikan posisi Carl Vinson.

Sementara itu, kapal perusak lainnya juga telah dikerahkan ke Laut Merah dan Laut Tengah bagian barat sebagai bagian dari penyebaran taktis menyeluruh.


Situasi geopolitik yang memanas turut berdampak pada peningkatan jumlah personel militer AS di Timur Tengah.

Biasanya, sekitar 30.000 tentara ditempatkan di kawasan ini, namun angka tersebut kini naik menjadi sekitar 40.000 pasukan.

Bahkan, pada Oktober 2024 lalu, sempat mencapai 43.000 personel angka tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Peningkatan ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi ancaman dari kelompok Houthi di Yaman serta kemungkinan perluasan konflik yang dapat melibatkan pihak-pihak lain di kawasan.

Menteri Pertahanan AS Pete Heghseth, dalam pernyataan singkatnya Senin lalu, hanya menyebut bahwa pengerahan kekuatan ini dilakukan demi memastikan "warga dan kepentingan AS tetap aman".

 Ia tidak merinci lebih lanjut jenis dan tujuan operasional alutsista yang telah dikirim.

Stabilitas Regional Kembali Dipertaruhkan
Pengerahan besar-besaran militer AS ke Timur Tengah menandai babak baru dalam konstelasi keamanan regional. Meskipun AS belum mengambil sikap ofensif terhadap Iran, kehadiran armada tempur dan kapal perang di kawasan jelas menunjukkan kesiapan Washington untuk merespons eskalasi yang lebih luas.

Dalam konteks hubungan internasional, langkah ini juga menjadi pesan tersirat bagi negara-negara lain bahwa keterlibatan AS dalam menjaga stabilitas Timur Tengah masih akan terus berlanjut—dengan segala konsekuensinya.

(TRIBUNJAMBI/TRIBUNNEWS.COM)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved