Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 9 Juni 2025 - Tuhan Pasti Mendengarkan

Bacaan ayat: Mazmur 50:15 (TB)  Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela 

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 9 Juni 2025 - Tuhan Pasti Mendengarkan

Bacaan ayat: Mazmur 50:15 (TB)  Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan berseru sebagai memanggil atau menarik perhatian dengan suara nyaring. Biasanya dilakukan oleh para pemburu di hutan.

Demi memberikan petunjuk kepada rekan yang lain, para pemburu akan berseru untuk menyampaikan sebuah pesan.

 Atau ketika seorang berada pada jarak yang jauh dengan orang lain sementara ia ingin memanggil, maka ia berseru.

Atau seorang yang tersesat dalam sebuah pendakian; ia akan berseru untuk menarik perhatian agar segera dapat ditolong. Ada kesamaan konteks yaitu menyampaikan sebuah pesan sementara jarak terlalu jauh. 

Ketika penulis Kitab Mazmur bersyair, "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."

Apakah itu berarti Tuhan  itu jauh sehingga tidak bisa mendengar permohonan?

Sayangnya, banyak orang berasumsi demikian. Itu sebabnya dalam banyak ritual ibadah, suara keras dikumandangkan agar Tuhan berkenan mendengarkan.

Jika sebuah doa belum dikabulkan, disarankan agar mengulangi doa dengan suara yang lebih keras, dengan asumsi akan dapat menarik perhatian Tuhan! 

Faktanya, bahwa Tuhan itu Mahahadir. Ia mengatasi ruang dan waktu, sehingga tidak mungkin ada hal yang bisa menghalangi pendengaran-Nya. 

Lalu, apa maksud Pemazmur ketika dalam syairnya mengajak orang-orang percaya berseru kepada-Nya? 

Membaca Kitab Mazmur secara utuh, kita mendapatkan banyak keunikan. Salah satu keunikan tersebut ialah memahami Tuhan secara manusiawi.

Tentu ini baik, mengingat bahwa Kitab Kejadian juga membawa pesan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Itu artinya manusia yang menyerupai Allah, bukan Allah menyerupai manusia. 

Meskipun demikian, tidak masalah jika Mazmur menulis, 'tangan Tuhan teracung', atau 'mata Tuhan melihat'. Yang difokuskan ialah pesan apa yang hendak disampaikan dalam kalimat tersebut. 

Berseru kepada Tuhan, sangat erat kaitannya dengan membangun hubungan yang akrab, dekat dan intim dengan Tuhan. Berseru menjadi wujud kedekatan, sebagaimana Yesus mengajarkan kepada para murid untuk menyapa Allah sebagai Bapa.

Berseru terkait erat dengan kesungguhan yang didasarkan pada kesadaran diri bahwa diri sendiri tidak akan mampu mengatasi persoalan yang sedang dihadapi.

 Sekaligus menjadi sikap percaya bahwa hanya Tuhan yang mampu dan mau menolong.

Inilah yang dikumandangkan, entah dinyatakan dengan suara keras dan lantang, atau suara parau, bahkan berseru dalam hatipun dipastikan Allah mendengarkan. 

Kesesakan akan terus ada dalam kehidupan. Namun orang-orang percaya akan terus hidup dalam pengharapan.

Berseru kepada Tuhan menjadi pilihan paling bijaksana menimbang kelemahan kita sebagai manusia yang fana. Jangan sungkan untuk berseru. 

Jangan juga bosan untuk berseru. Jangan pula enggan untuk berseru. Berseru bukan tanda kelemahan. Berseru justru menjadi tanda pengharapan dan sikap mempercayakan hidup hanya kepada Tuhan. 

Berserulah kepada Tuhan dan Ia akan memberikan kelegaan. Amin.

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved