Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 3 Juni 2025 - Harta sebagai Kawan dan Lawan

Bacaan ayat: Matius 19:21-22 (TB)  Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada o

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Kristen 3 Juni 2025 - Harta sebagai Kawan dan Lawan

Bacaan ayat: Matius 19:21-22 (TB)  Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Dalam sejarah peradaban manusia, emas menjadi salah satu logam yang diposisikan mulia. Itu sebabnya emas disebut sebagai logam mulia. 

Mengapa bisa demikian? Pertama, emas tergolong logam yang sulit didapatkan.

Hanya wilayah tertentu di bumi yang mengandung logam ini. Kedua, ada keunggulan lain pada emas. 

Meskipun pengerjaannya sulit, logam ini tidak berkarat dengan warna yang menarik. Itu sebabnya sangat cocok dijadikan perhiasan. Dalam banyak budaya, emas dijadikan simbol kemuliaan. 

Tempat-tempat penyembahan dihiasi dengan emas. Bahkan Bait Allah yang dibuat Raja Salomo pun disalut dengan emas pada dinding dan perkakas yang dipakai untuk ritual. 

Hari ini, emas masih berjaya. Orang-orang berbondong-bondong berinvestasi emas, sebab lebih mudah diuangkan daripada benda yang lain.

Selama emas dijadikan sebagai sarana bagi berjalannya roda ekonomi, tidak ada yang salah dengan emas. 

Sayangnya, emas mulai bergeser fungsi. Jumlah emas yang dimiliki, justru menjadi penentu kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat. 

Emas yang dimiliki dapat memposisikan pemiliknya disebut sebagai orang kaya dalam hidup bermasyarakat. 

Nampaknya situasi ini yang dialami, seorang muda kaya yang berdialog dengan Yesus. Ia merindukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Ia adalah orang baik, sebab telah melakukan segala hukum sejak masa mudanya.

 Masalah timbul ketika ia kedapatan bahwa hati dan kehidupannya dilekatkan pada harta yang dimiliki.

Itu sebabnya ketika Yesus berkata, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Ia justru pergi dengan sedih. 

Mengapa?

Sebab banyak hartanya. 

Ironis bukan?

Harta yang seharusnya menjadi sarana untuk memuliakan Tuhan, ternyata hari itu justru menjadi penghambat baginya untuk memperoleh hidup yang kekal. 

Harta milik adalah kawan dan lawan dalam hidup beriman. Tidak ada larangan untuk kaya atau memiliki segala hal indah yang ada dibumi.

 Persoalan muncul ketika harta milik yang dipunyai menjadi fokus hidup, seakan tidak bisa dipisahkan dengan apa yang dimiliki!

Harta milik adalah sarana untuk menjalani kehidupan, bukan tujuan kehidupan. Harta milik adalah pelayan kehidupan; bukan tuan atas hidup. 

Dalam hal ini, harta milik akan menjadi lawan yang berat ketika dijadikan tujuan hidup.

Sebaliknya, harta milik adalah kawan terbaik jika dijadikan sarana, bahwa melalui harta milik, seseorang semakin hidup dekat kepada Tuhan.

 Pakailah perhiasan secukupnya, bukan semuanya. Jadikan harta milik sebagai kawan untuk menikmati kehidupan sebagai berkat dari Tuhan. Amin.

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved