Berita Viral

EMOSI Dedi Mulyadi Bantuannya Rp 50 Juta Diragukan Warga Saat Temui Keluarga Korban Ledakan di Garut

Ucapan warga mendadak bikin Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kesal saat temui keluarga korban ledakan di Garut.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Ucapan warga mendadak bikin Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kesal saat temui keluarga korban ledakan di Garut. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ucapan warga mendadak bikin Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kesal saat temui keluarga korban ledakan di Garut.

Ya, saat itu Dedi Mulyadi memberi bantuan kepada keluarga korban ledakan.

Namun terdengar ucapan dari warga sekeliling yang malah menyulut ketegangn.

Bahkan Dedi Mulyadi sampai menyemprot warga karena mengajukan pertanyaan yang dinilai tidak sopan.

Awalnya Dedi Mulyadi mendatangi keluarga korban ledakan di Garut, seorang anak dari korban menegaskan jika ayahnya ke lokasi bukan untuk mulung serpihan amunisi.

Oleh karena itu, sang anak memintak pertanggungjawaban atas kejadian tersebut.

Baca juga: ISYARAT di Postingan Atalia Bersama Ridwan Kamil di Tengah Isu Selingkuh, Pakar Ekspresi: Ada Jarak

Baca juga: REAKSI Dedi Mulyadi Saat Rafathar Minta Nagita Slavina Dikirim ke Barak Militer, Main HP Ogah Mandi

Baca juga: TERKUAK Dearly Djoshua Bos Kuliner Jakarta yang Dipacari Ari Lasso, Pabrik Uangnya Tak Main-main

"Saya perwakilan bapak saya. Saya minta pertanggungjawaban. Karena bapak saya di situ bukan seperti yang orang pikirin, bapak saya bukan mulung. Bapak saya kerja sama tentara," katanya kepada Dedi Mulyadi.

Sembari menangis ia bercerita, ayahnya bekerja pada TNI AD sudah lama.

"Saya tahu dari zaman saya sekolah. Sudah lama. Sudah kemana-mana, udah ke Manado, Makassar, ke Bali, ke Jakarta, Mabes TNI," katanya.

KDM menyimpulkan bahwa ayah dari anak tersebut menjadi korban kecelakaan kerja.

"Posisinya sudah bekerja. Kategori sedang melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan kerja," kata Dedi.

Sang anak membantah bahwa ayahnya ke lokasi pemusnahan amunisi dengan cara melawan TNI.

"Katanya banyak yang bilang bapak saya ke situ nyelonong ngelawan TNI, itu gak," kata anak.

"Kayak orang lagi nyangkul kepancong, orang lagi melaut tenggelam, orang lagi nyetir tabrakan. Termausk kategorinya kecelakaan kerja," katanya.

Hadir pula anak dari korban bernama Anwar.

Dedi Mulyadi pun mengangkatnya sebagai anak asuh.

"Berarti ini anaknya. Berarti yatim sekarang ? ya udah kamu jadi anak asuh saya. Kamu sampai kuliah aku urus," kata KDM.

"Seluruh anak dari korban sampai perguruan tinggi saya yang urus," tambahnya.

Selain itu Dedi Mulyadi juga memberikan bantuan uang Rp 50 juta bagi keluarga korban.

"Dan saya menyampaikan satu keluarga Rp 50 juta yah. Ada berapa sih semuanya ? Saya sampaikan uangnya hari ini ke keluar," katanya.

Lalu mendadak dari arah belakang ada suara yang bertanya soal cara penyaluran bantuan tersebut.

"Ini penyampaiannya secara langsung apa gimana pak ?" tanyanya.

Rupanya pertanyaan itu langsung mengusik Dedi Mulyadi.

KDM sontak langsung menyemprot orang tersebut.

"Jangan nanya gitu atuh itu mah urusan saya. Jangan nanya yang aneh-aneh, iya kan. Saya sampaikan Rp 50 juta. Ya langsung ke keluarganya. Masa dikasih ke orang lain," kata Dedi.

Dedi Mulyadi menjamin biaya sekolah dari anak korban ledakan Garut.

"Seluruh anak dari keluarga korban itu biaya hidup dan sekolah sampai kuliah itu saya tanggung jhawab. Jadi tanggungan saya," katanya.

Ia mengatakan kehidupan anak yang ditinggalkan korban ledakan Garut menjadi tanggung jawab Gubernur Jabar.

"Yang penting sekarang kan kalau yang meninggal gak bisa balik lagi, yang harus diurus kita, yang meninggal kan diurusnya sampai dikubur, tradisi NU tahlilan sampai 100 hari. Tugas gubernur bukan ngurusin yang dikuburnya, karena sudah ada yang bisa ngurus. Tugas gubernur ngurusin anak-anak yang ditinggalkan agar tidak terlantar pendidikannya, kehidupannya, seluruh anak yang belum berkeluarga semua jadi tanggung jawab saya," kata Dedi Mulyadi.

Menurutnya tragedi maut ini sudah menjadi musibah dan resiko pekerjaan.

"Musibah ini sudah terjaid karena bekerja di situ dan itu bagian dari resiko pekerjaan yang mungkin harus ditanggung yah. Mudah-mudahan peristiwa ini tidak terjadi lagi," kata Dedi Mulyadi.

Kini Dedi juga akan mengupayakan agar seluruh korban mendapat bantuan sesuai masa kerjanya.

"Nanti saya data yah lama bekerjanya mereka berapa yah. Mudah-mudahan ada solusi untuk lamanya bekerja. Kalau sekarang cuma sekadar untuk bagaiaman hari ini selesai untuk urusan pengurusan mayat," kata Dedi Mulyadi.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved