Kunci dan Jawaban

Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 237, Pentingnya Bermahzab

Berikut kunci jawaban Pendidikan Agama Islam  atau PAI kelas 9 SMP halaman 237, Kurikulum Merdeka.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
CANVA
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN-Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 237, Pentingnya Bermahzab. 


TRIBUNJAMBI.COM - Berikut kunci jawaban Pendidikan Agama Islam  atau PAI kelas 9 SMP halaman 237, Kurikulum Merdeka.

Setelah mengerjakan soal pilihan ganda di halaman 234-236, siswa bisa lanjut mengerjakan soal esai di halaman 237.


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Jelaskan pentingnya bermazhab dalam fikih!

JAWABAN

Bermazhab dalam fikih berarti mengikuti metode, prinsip, dan pemahaman ulama tertentu dalam menggali hukum-hukum syariat dari sumber aslinya, yaitu Al-Qur’an dan hadis.

Mazhab dalam Islam, khususnya dalam fikih, tidak berarti fanatisme buta terhadap tokoh tertentu, melainkan sebagai bentuk keterikatan terhadap sistem ijtihad yang telah teruji secara keilmuan dan konsisten.

Dengan mengikuti mazhab, seorang Muslim awam tidak perlu terjun langsung dalam proses ijtihad yang rumit, sehingga bisa tetap menjalankan ajaran Islam dengan benar dan aman.

Para imam mazhab seperti Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal adalah ulama besar yang memiliki keilmuan mendalam dan metodologi yang sistematis dalam memahami dalil-dalil syariat.

Mereka hidup di zaman yang dekat dengan generasi tabi’in dan memiliki akses ke sanad keilmuan yang kuat, menjadikan pendapat mereka sangat bernilai dan dapat dipercaya.

Mazhab menjadi jalan tengah bagi masyarakat Muslim yang ingin mengamalkan ajaran agama tanpa harus menjadi ahli tafsir atau pakar hadis terlebih dahulu.

Bermazhab juga merupakan bentuk tawadhu’ atau rendah hati dalam ilmu, karena seseorang tidak langsung merasa mampu menggali hukum sendiri tanpa bimbingan ulama terdahulu.

Bermazhab menjaga kesinambungan tradisi keilmuan Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi secara sistematis dan terstruktur.

Dengan mazhab, hukum-hukum Islam dapat diaplikasikan secara konsisten dan menyeluruh dalam kehidupan umat, dari aspek ibadah hingga muamalah.

Mazhab membantu menghindarkan umat dari kebingungan akibat banyaknya perbedaan pendapat di kalangan ulama yang mungkin sulit dipilah oleh masyarakat awam.

Mengikuti mazhab tidak menghambat pemikiran, justru membuka ruang ijtihad dengan kerangka metodologis yang aman dan ilmiah.

Tanpa mazhab, seseorang berisiko mengambil hukum agama secara serampangan dari sumber yang belum tentu sahih atau konteksnya dipahami dengan baik.

Di era digital saat ini, di mana informasi keagamaan menyebar tanpa filter, pentingnya mazhab semakin terasa agar umat tidak mudah terjerumus dalam ajaran menyimpang.

Mazhab juga menjadi benteng dari pemahaman tekstualis ekstrem yang sering kali mengabaikan maqasid syariah atau tujuan syariat Islam secara menyeluruh.

Melalui mazhab, kita belajar bahwa perbedaan pendapat itu lumrah, selama dilakukan dalam koridor ijtihad yang benar dan saling menghargai.

Mazhab mengajarkan bahwa hukum Islam bukan hanya soal dalil, tapi juga soal konteks, kondisi sosial, dan kebutuhan umat.

Konsistensi mazhab dalam menggali hukum menjadikan fikih Islam tetap relevan sepanjang zaman, meskipun zaman terus berubah.

Imam mazhab tidak hanya menguasai Al-Qur’an dan hadis, tetapi juga memahami bahasa Arab, asbabun nuzul, ilmu rijalul hadis, dan kaidah-kaidah usul fikih secara mendalam.

Oleh karena itu, mengikuti mazhab berarti mengikuti hasil ijtihad kolektif para ulama yang berkompeten, bukan hanya pendapat individu yang belum tentu valid.

Mazhab membantu membimbing umat untuk beribadah dengan tertib dan terarah, sesuai dengan pemahaman mayoritas ulama ahli sunnah wal jamaah.

Dalam sejarah Islam, mazhab fikih berperan besar dalam menyatukan umat Islam dari berbagai wilayah dan budaya dengan praktik ibadah yang seragam.

Mazhab juga menjadi sumber hukum yang digunakan dalam penyusunan undang-undang di banyak negara Muslim modern.

Pentingnya bermazhab terlihat pula dalam dunia pendidikan Islam, di mana kurikulum pesantren dan universitas Islam banyak mengacu pada mazhab fikih tertentu.

Tanpa rujukan mazhab, ilmu fikih akan kehilangan arah dan metode, serta mudah dipolitisasi atau diperalat demi kepentingan tertentu.

Bermazhab tidak menghalangi perbedaan, tetapi mengelola perbedaan dalam kerangka ilmiah dan penuh adab.

Dalam praktiknya, para pengikut mazhab pun tidak dilarang berpindah mazhab bila ada kebutuhan, selama itu dilakukan dengan dasar ilmu, bukan hawa nafsu.

Mazhab adalah hasil dari ijtihad yang jujur, mendalam, dan bertanggung jawab, bukan sekadar tradisi buta tanpa dasar.

Oleh sebab itu, menjaga eksistensi mazhab adalah bagian dari menjaga warisan keilmuan Islam yang autentik dan berkelanjutan.

Bermazhab juga membantu umat Islam menghadapi tantangan kontemporer dengan solusi hukum yang tidak lepas dari kerangka syariat.

Dengan demikian, bermazhab adalah bentuk kesadaran, kedewasaan, dan tanggung jawab dalam beragama, bukan sekadar pilihan personal.

Disclaimer

1. Pembahasan di atas hanya sebagai referensi belajar.

2. Soal di atas merupakan pertanyaan terbuka. Artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku di atas.

3. Artikel ini tidak mutlak menjamin kebenaran jawaban. Siswa dapat mengembangkan jawaban yang lebih baik.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 257, Prinsip Islam Terkait Budaya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved