Berita Nasional
Tikus-Tikus di Sawah Ayah: Kisah Anak-Anak yang Bertarung Demi Panen, Pulang Dapat Cuan
Puluhan anak-anak berusia sekolah dasar berlarian di persawahan Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, pada Minggu (20/4/2025).
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
“Dengan cara ini, anak-anak menjadi lebih bahagia dan termotivasi. Mereka belajar bahwa makanan yang sampai ke meja bukan datang begitu saja, tapi lewat kerja keras,” tambah Rohmad.
Baca juga: Viral Fenomena Ribuan Tikus Masuk Permukiman Warga di Karawang, Ancaman Serius Bagi Kesehatan
Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, menegaskan bahwa gerakan ini bukan hanya sekadar aktivitas tahunan, tapi bagian dari strategi besar yang berkelanjutan.
“Selain gropyokan, kami juga menambah rumah burung hantu. Sudah ada 38 yang kami pasang. Jangan ada lagi perburuan burung hantu, karena mereka pemangsa alami tikus,” tegasnya.
Menurut Edy, program ini adalah bentuk komitmen untuk mengembalikan keseimbangan alam dan memberdayakan masyarakat lokal melalui pendekatan alami dan kolaboratif.
“Gerakan Pengendalian hama tikus ini bukan sekadar membunuh tikus. Ini tentang membangun kesadaran, kebersamaan, dan harapan bahwa pertanian kita bisa bangkit lagi,” ujarnya.
Di sawah yang becek itu, anak-anak seperti Ibnu bukan hanya sedang mengejar tikus. Mereka sedang menjaga masa depan—masa depan sawah, panen, dan keluarga mereka.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Stok Beras Bulog Jambi Aman hingga Enam Bulan ke Depan
Baca juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 Halaman 167, Informasi yang Kalian Dapatkan
Baca juga: Kasus Perceraian di Kota Jambi Masih Tinggi, Judi Online Salah Satu Penyebab
Baca juga: Kemenhan Bicara Soal Keterlibatan Asing Pasok Logistik Hingga Senjata Api ke KKB Papua
Sebagian Artikel ini dolah dari Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.