Profil Tokoh

Profil Indro Warkop DKI, Pelawak Anak Jenderal yang Diancam Dibunuh karena Lawakan Satir

Sosok Indro Warkop satu-satunya personel yang bukan mahasiswa Universitas Indonesia kala itu. Dia anak jenderal polisi dan pengusaha katering

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Instagram/warkop_dki_legend
PELAWAK - Personel Warkop DKI dari kiri ke kanan, Indro, Kasino, Indro dan Nanu Mulyono (mengundurkan diri). 

TRIBUNJAMBI.COM - Dari seluruh anggota Warkop DKI yang legendaris, Indro merupakan personel paling muda.

Sosok Indro Warkop satu-satunya personel yang bukan merupakan mahasiswa Universitas Indonesia kala itu.

Indro merupakan pelawak Warkop DKI lulusan Universitas Pancasila, yang pernah mendapat ancaman pembunuhan gara-gara lawakan satir.

Wajar, karena lawakan lawakan Warkop DKI kala itu penuh muatan kritik sosial dan pemerintah.

Indro Warkop merupakan satu-satunya pelawak anggota Warkop DKI yang masih hidup.

Profil Indro Warkop DKI

Nama asli: Mahatkarta Indrodjojo Kusumonegoro

Lahir, Jakarta, 8 Mei 1958

Almamater: Universitas Pancasila

Tahun aktif: 1975-sekarang

Istri: Nita Octobijanthy Saleh (menikah 1981; meninggal 2018)​

Anak: tiga orang

Selain pelawak, Indro juga merupakan aktor peran, penyanyi, dan produser film Indonesia. 

Nama asli Indro Warkop adalah Drs H Mahatkarta Indrodjojo Kusumonegoro.

Indro merupakan anak dari Irjen Pol Mochammad Oemargatab dan Soeselia Kartanegara.

Indro Warkop berpose dengan penghargaan yang diterima dalam acara Indonesian Box Office Movie Award 2017, di Kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (29/3/2017).
Indro Warkop berpose dengan penghargaan yang diterima dalam acara Indonesian Box Office Movie Award 2017, di Kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (29/3/2017). (Kompas.com/Ira Gita)

Ayah Indro Warkop DKI merupakan seorang jenderal polisi, dan ibunya seorang pengusaha katering. 

Saat masih kecil Indro sempat ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi perwira.

Tetapi, dia kemudian mengurungkan niatnya setelah kedua orang tuanya tidak setuju. 

Ayah Indro meninggal pada 1968. 

Setelah kematian ayahnya, Indro membantu ibunya yang mengelola usaha katering dengan menjadi tukang berbelanja ke pasar.

Perkenalan dengan Warkop DKI

Perkenalan Indro dengan grup Warkop dimulai pada 1976 ketika masih SMA.

Untuk menambah pundi pemasukan uang, Indro memberanikan diri melamar menjadi penyiar radio di Prambors. 

Saat itu, rekan-rekan Warkop lainnya seperti Dono, Kasino, Nanu Moeljono dan Rudy Badil hendak membuat sebuah program siaran bertajuk obrolan santai yang berbau jenaka. 

Indro yang saat itu berusia paling muda diajak bergabung.

Sejak acara obrolan itu mengudara, Indro bersama keempat rekannya akhirnya mulai berkomitmen menjadi komedian dengan nama Warkop Prambors. 

Debut Indro sebagai pelawak di Warkop Prambors dimulai dengan mengisi sebuah acara perpisahan di SMA Negeri IX Jakarta.

Ketika ia diminta oleh Rudy Badil untuk menggantikan posisinya yang kerap mengalami demam panggung.

Indro sendiri menjadi satu-satunya personil Warkop yang bukan merupakan mahasiswa Universitas Indonesia, karena ia berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila.

Bersama Dono, Kasino dan Nanu, Indro kemudian melebarkan sayap Warkop Prambors dengan membintangi film perdana mereka dengan judul Mana Tahaaan... yang dirilis pada 1979. 

Nanu mengundurkan diri dari Warkop, tidak lama setelah film itu dirilis.

Sejak saat itu sampai dengan tahun 1994, Warkop Prambors, yang kini berganti nama menjadi Warkop DKI.

Grup ini sudah membintangi sebanyak 34 film komedi dan 1 film dokudrama.

Indro Sebagai "Indro" Dalam Film Warkop DKI

"Jangan lupa Indro. India, Nederland, Denmark, Rusia, orang gila. Indro. I-N-D-R-O!"

Dalam film Mana Tahaaan..., Indro memerankan karakter Paijo yang digambarkan sebagai orang Jawa yang berasal dari Purbalingga. 

Karakter ini sendiri sudah diperankan Indro sejak ia masih menjadi penyiar di radio Prambors.

Dalam film Gengsi Dong, diketahui bahwa Paijo adalah anak dari seorang pengusaha kaya yang bergerak di bidang perminyakan. 

Kemudian, dalam GeEr - Gede Rasa, diceritakan bahwa Paijo sudah lulus kuliah dan menjadi dokter di sebuah rumah sakit.

Saat produksi film Warkop diambil alih oleh Parkit Film, Indro tidak lagi memerankan karakter Paijo dan diganti menjadi "Indro". 

Dalam sebuah wawancara, Indro menyebut bahwa karakternya di film-film Warkop, baik yang diproduksi oleh Parkit Film maupun Soraya Intercine Films lebih mengarah ke sosok yang jahil, sok tahu, dan tidak bertanggung jawab.

 Hal ini diperkuat dengan kalimat khas yang sering Indro ucapkan dalam film-filmnya, yaitu "emang gue pikirin?". 

Indro juga memerankan beberapa karakter dengan logat daerah yang berbeda. 

Dalam Sama Juga Bohong dan Depan Bisa Belakang Bisa, Indro menjadi seorang bersuku Betawi yang tinggal di Cikampek, Karawang.

Sedangkan dalam Saya Suka Kamu Punya, Indro menjadi seorang bersuku Batak yang berasal dari Tarutung, Tapanuli Utara.

Tak Tertarik Politik

Saat banyak artis Indonesia terjung ke dunia politik, Indro sama-sekali tak tertarik.

Sampai kini, aktor dan komedian Indro Warkop masih tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik.

Mengapa? Ada pengalaman buruk yang membuat Indro Warkop enggan melirik politk. Ia sampai diancam akan dibunuh. 

Diakuinya, tawaran itu sudah ada sejak masih aktif bersama Warkop DKI.

Ia bercerita pengalaman dari mulai masih mendapat bayaran tinggi sebagai grup komedian, sampai sama-sama diancam dibunuh karena komedi satirnya, tawaran di politik sudah ada.

"Dari mulai dibayar tinggi, sampai diancam mau dibunuh dulu (ditawari politik)," ucap Indro Warkop di kawasan Cibubur, Depok Jawa Barar, belum lama ini.

Indro Warkop mengaku jika ancaman ini didapatkannya saat dirinya ditawari politik pada era Orde Baru. 

"Zaman orde baru kami alami itu," katanya. 

Indro berpandangan bahwa dirinya ingin bicara jujur selayaknya seniman. 

Di matanya, politik banyak membawa kebohongan. Indroa Warkop tak mau itu.

"Saya ini seniman, dan seniman itu berbicara jujur. Politik itu hitam putih, menang kalahnya itu apa ya, seperti kemarin ini kan," tutur Indro.

"Seniman itu gak gitu, saya melawak gak mungkin saya melukis, gak mungkin saya memengaruhi orang lewat lukisan, saya pasti berkarya di bidang saya. Itu yang saya maksud soal kejujuran seniman," katanya.

Komedian Indro Warkop menjelaskan alasan dirinya belum juga tertarik terjun ke dunia politik.

Diakui Indro, pengalaman almarhum Dono dan Kasino yang sempat bermasalah dengan hukum karena kritik politik, membuatnya masih ingin fokus sebagai komedian.

Indro sama sekali belum menunjukkan ketertarikan di politik, ketika banyak artis yang ramai-ramai ingin jadi pejabat politik.

"Pelajaran kakak-kakak saya (Dono dan Kasino) bikin saya kekeuh ada di kesenian," ujar Indro Warkop . (tribun jambi/sud)

Baca juga: Profil Kasino Warkop DKI, Pelawak Gile Lu Ndro dan Jejaknya di Universitas Indonesia

Baca juga: Profil Wahyu Sardono alias Dono Warkop DKI, Pelawak yang Juga Dosen Universitas Indonesia

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved