Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 10 Desember 2024 - Membangun Kerjasama

Bacaan ayat: Keluaran 18:14 (TB)  Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 10 Desember 2024 - Membangun Kerjasama

Bacaan ayat: Keluaran 18:14 (TB)  Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Salah satu ciri budaya modern ialah memilih untuk membangun kerjasama.

 Dulu, setiap bangsa ingin menunjukkan superioritas dengan cara peperangan. Bangsa yang menang perang akan menjadi bangsa yang hebat.

Wilayahnya luas, kekuasaannya besar dan dapat memaksakan sebuah budaya tertentu kepada bangsa lain yang dikalahkan.

Memasuki revolusi industri, dimana kemajuan teknologi merangkak baik, mulai disadari bahwa perang hanya akan menyisakan kehancuran.

Pepatah mengatakan, 'menang jadi arang, kalah jadi abu', menjadi penyadar bagi peradaban untuk membangun kerjasama.

Masing-masing merasa cukup dengan wilayah kekuasaannya dan mulai membangun kerjasama dalam banyak bidang kehidupan.

Sangat prihatin, jika hari ini masih saja ada yang memilih perang sehingga peradaban bisa saja hancur! 

Terpilihnya Musa sebagai seorang pemimpin adalah otoritas Tuhan. Melalui semak duri yang menyala tanpa terbakar, Tuhan hadir menyatakan  kehendak-Nya.

 Sudah terbiasa bagi Musa untuk menghakimi semua kasus yang diajukan kepadanya.

Ditambah lagi umat juga sudah terbiasa untuk menanyakan kepada Musa tentang apapun persoalan yang dihadapi.

Alhasil? Musa kelelahan, demikian juga umat yang harus antri panjang, sementara kasus yang diputuskan singkat. 

Yitro, sang mertua, melihat titik lemah ini.

 Ia pun mengidekan kepada Musa untuk berbagi kekuasaan dan pengetahuan. Ia diminta membagikan pengetahuannya kepada orang-orang tertentu yang dianggap layak dan cakap serta hidup takut akan Tuhan.

Orang-orang ini akan menjadi  pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.

Dengan demikian umat dapat terpuaskan, Musa tidak menjadi lelah dan penyelesaian setiap kasus menjadi efektif dan efisien. Sebuah ide baik yang disetujui oleh Musa dan dilaksanakan. 

Apakah prakteknya semudah idenya? Tentu tidak! Pertama, diperlukan kerendahan hati yang baik.

Dalam hal ini Musa tahu dan paham potensinya, dan memilih untuk membagi kekuasaannya dengan yang lain. Kedua, membutuhkan orang-orang yang mau belajar untuk memimpin. 

Orang-orang yang mau terlibat, bukan sekedar memberikan ide dan gagasan, atau kritikan semata; namun mau aktif dalam bertindak. Ketiga, kemauan untuk membangun kerjasama. 

Masing-masing sadar dan paham dengan tugas yang akan diemban. Masing-masing paham dengan batasan otoritas yang dipercayakan kepadanya tanpa harus iri hati dengan yang lain. 

Ternyata jumlah anggota yang banyak, tidak melulu tentang keberhasilan semata, melainkan sebuah tantangan untuk manajemen yang baik.

 Diperlukan orang-orang yang rendah hati; bukan rendah diri!

 Hanya dengan kerendahan hati sebuah kerjasama dapat terbangun dengan baik. Selanjutnya, mau untuk terlihat. Muara dari semua itu ialah kemuliaan nama Tuhan. Sudahkah kita menjadi bagian dari kerjasama tersebut? Amin

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved