Femalenial
Kisah Fannie, Atlet Jambi: Transformasi dari Rasa Benci Jadi Cinta dalam Dunia Angkat Besi
Di tengah sorotan dunia angkat besi Indonesia, nama Fannie Wahyu Agnie kini menjadi lambang keberanian dan ketekunan.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Darwin Sijabat
Pencapaian terbarunya, juara ketiga di PON Aceh-Sumut 2024, menegaskan posisinya sebagai salah satu atlet terkuat di kelas 64 kilogram putri.
Namun, jalan menuju puncak tidak selalu mudah. Menghadapi tantangan fisik dan akademik, Fannie harus mengatur waktunya dengan bijak.
Baca juga: PON Aceh-Sumut : Mutiara Borong 2 Emas Untuk Jambi dari Cabor Dayung
“Alhamdulillah, saya bisa mengatur waktu untuk ngerjain tugas sambil latihan, tapi kadang sampai begadang,” ungkapnya, berbagi tantangan sebagai mahasiswa dan atlet.
Selain itu, Fannie juga pernah mengalami cedera serius di pinggang setelah Prapon tahun lalu. Cedera tersebut memaksanya untuk beristirahat selama sebulan, namun dia tidak menyerah.
“Cedera adalah bagian dari perjalanan. Yang penting adalah bagaimana kita bangkit setelah jatuh,” ujarnya tegas.
Fannie memiliki moto hidup yang kuat:
“Jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba. Jatuh itu biasa, tapi berani bangkit itu luar biasa.”
Melalui perjuangannya, dia telah menjadi simbol tekad yang tak kenal lelah, dan menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada impian mereka.
Kini, Fannie terus mengasah keterampilannya, sembari menginspirasi banyak orang melalui media sosialnya.
Di balik perjuangannya, tersimpan pelajaran penting bahwa ketekunan dan keberanian untuk menghadapi ketidaknyamanan bisa mengubah rasa benci menjadi cinta, dan cinta itu dapat membawa seseorang menuju kesuksesan yang tak terduga. (rara khushshoh azahro)
NUKILAN
Nama : Fannie Wahyu Agnie
Tempat tanggal lahir : Jambi,5 Januari 2005
Pendidikan : Mahasiswi UNJA Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Hobi : Nonton film
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.