Renungan Kristen
Renungan Harian 31 Juli 2024 - Yang Dibuang, Yang Mengasihi
Bacaan ayat: Kejadian 47:12 (TB) Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak me
Renungan Harian 31 Juli 2024 - Yang Dibuang, Yang Mengasihi
Bacaan ayat: Kejadian 47:12 (TB) Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak mereka.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Setiap peristiwa dalam hidup selalu mempunyai peran penting dalam membentuk karakter dan pilihan sikap dimasa depan. Itu artinya, kita menjadi seperti sekarang ini, karena banyak peristiwa yang pernah terjadi dimasa lalu.
Dalam hal ini setiap orang memiliki kebebasan dalam memberikan pemaknaan terhadap segala peristiwa yang telah terjadi. Diciptakan baik adanya oleh Allah, namun sayangnya telah mwnyimpang karena dosa. Akibatnya, pemaknaan yang dipilihpun jauh dari apa yang Allah kehendaki.
Diawal usia kehidupan, seseorang akan memaknai secara alamiah. Peristiwa yang menyebabkan ketidaknyamanan, cenderung akan membuat seseorang memberontak atau diam tanpa melakukan apapun.
Seiring berjalannya waktu, seseorang dapat melakukan pilihan. Berdasarkan berbagai pengalaman yang pernah terjadi, seseorang memutuskan untuk memilih makna yang dipikirnya terbaik.
Disini terjadi ujian dari orang-orang sekitar, apakah pemaknaannya baik atau jahat.
Demikian seterusnya, sampai akhirnya membentuk sebuah karakter tertentu pada diri seseorang.
Yusuf diperlakukan baik oleh orang tuanya. Namun sebagai akibatnya, para saudaranya justru memperlakukannya secara buruk.
Perjalanan panjang ia dijual sebagai budak, difitnahkan yang jahat, sampai akhirnya mendekam dalam penjara dan dilupakan; menjadi rangkaian peristiwa yang bisa menuntunnya pada pilihan memberontak atau pasrah terhadap keadaan.
Tiba-tiba kondisi berubah: ia menjadi penguasa di Mesir.
Ia menjadi orang kepercayaan Firaun dengan kekuasaan yang hampir setara. Bukankah ini kesempatan terbaik untuk berlaku semena-mena dan memanfaatkan kekuasaannya untuk memuaskan keinginannya?
Tiba-tiba tampil dihadapannya, orang-orang yang telah melakukan kejahatan kepadanya: para saudara yang tidak mau mendengar teriakannya saat ia berada dalam sumur tak berair! Sangat mudah bagi Yusuf untuk berlaku jahat dan membalaskan sakit hatinya, mengingat hari itu ia adalah orang yang berkuasa!
Pilihannya tepat jika ia justru, "Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak mereka." Sebuah pilihan yang terlihat janggal dan asing jika disandingkan dengan penderitaan yang ia alami.
Inilah pilihan Yusuf: pilihan yang didasarkan pada prinsip hidup bahwa Allah yang empunya kuasa atas segalanya. Jika para saudaranya merancangkan kejahatan, justru Allah merancang sebuah kebaikan.
Dalam hal ini Yusuf berhasil memilih untuk tetap berlaku baik dan benar meskipun telah diperlakukan secara jahat.
Jika Yusuf mampu memilih yang baik dan benar ketika diperlakukan jahat, maka kita hari ini pun bisa.
Karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus seharusnya cukup memberikan bekal pemahaman dan pembaharuan agar kita dapat memilih seperti pilihan Yusuf. Pilihlah pemaknaan yang baik dalam segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Amin
Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.