Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri

Jamaah Islamiah Membubarkan Diri, Dulu JI Dikaitkan dengan Aksi Teror Bom Bali

Organisasi Jamaah Islamiyah (JI) menyatakan diri bubar. Melalui tokoh dan anggota seniornya, JI resmi membuarkan diri di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3

|
Editor: Suci Rahayu PK
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Sejumlah mantan tokoh dan anggota Jamaah Islamiyah (JI) berkumpul di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2024). Diketahui JI resmi membubarkan diri pada 30 Juni 2024 

Jamaah Islamiyah (JI)

TRIBUNJAMBI.COM - Organisasi Jamaah Islamiyah (JI) menyatakan diri bubar.

Melalui tokoh dan anggota seniornya, JI resmi membuarkan diri di Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/6/2024).

Mereka juga mendeklarasikan diri untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pembubaran JI ini diketahui dari unggahan video deklarasi di sebuah akun YouTube.

Dalam video terlihat seorang pria yang diketahui tokoh JI yang perna menjadi pemimpin atau amir JI yakni Abu Rusdan.

Dia terlihat membacakan pernyataan dengan belasan orang berdiri di belakangnya.

Baca juga: Pilwako Jambi 2024 - Maulana-Diza Diusung 5 Parpol, Siapa Wakil Budi Setiawan dan H Abdul Rahman?

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni KM TILONGKABILA Rute Bali-Bitung Periode 25 Juli sampai 8 Agustus 2024

Lantas apa organisasi JI itu?

Kelompok atau organisasi JI ini awalnya didirikan dengan tujuan menegakkan negara Islam dengan konsentrasi gerakan di Indonesia.

Didirikan oleh Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir pada 1993, JI kemudian dinyatakan sebagai organisasi terlarang pada 21 April 2008.

Secara historis, nama JI kerap dikaitkan dengan berbagai aksi teror yang melanda Indonesia sejak 2000.

Kerusakan yang terjadi di lokasi ledakan bom di Kuta, Bali, di tahun 2002 (Bom Bali I).
Kerusakan yang terjadi di lokasi ledakan bom di Kuta, Bali, di tahun 2002 (Bom Bali I). ((AAP/Dean Lewins))

Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 tercatat sebagai aksi teror terbesar dengan 202 korban jiwa, dan memunculkan nama JI sebagai organisasi yang bertanggung jawab atas ledakan bom yang terjadi sebelumnya.

Pasca Bom Bali sejumlah tokok yang tergabung JI ditangkap, seperti Imam Samudera, Ali Gufron alias Mukhlas, serta Amrozi.

Ada juga nama lain yang disebut sebagai anggota dan tokoh JI, dan terlibat berbagai aksi teror pada periode 2000 hingga 2009.

Mereka antara lain Azahari Husin dan Noordin M Top.

Meski begitu, ada juga sejumlah tokoh yang menyatakan tidak setuju dengan aksi teror, tetapi ikut terdampak.

Baca juga: Pilwako Jambi 2024 - Maulana-Diza Diusung 5 Parpol, Siapa Wakil Budi Setiawan dan H Abdul Rahman?

Baca juga: Fakta Tinggi Badan Nagita Slavina yang Sebenarnya

Kepemimpinan JI

Tongkat kepemimpinan JI kemudian dipegang Adung alias Sunarto (2004-2005), Zarkasih (2005-2007), lalu dilanjutkan Para Wijayanto setelah ada kekosongan pada 2007-2008.

Para Wijayanto memimpin JI sejak 2008 hingga 2019, yang berakhir saat dia ditangkap.

Abu Rusdan dan Para Wijayanto menjadi salah satu tokoh pembubaran diri yang dilakukan JI.

Alasan Membubarkan Diri

Dikutip dari laman Kompas.com, Ketua Majelis Fatwa JI Ustaz Imtihan mengatakan, pernyataan membubarkan diri tersebut dilandasi dari komitmen mereka terhadap ilmu, terutama dalam hal memandang Indonesia.

Dulu JI berpandangan, Indonesia itu bukanlah negara Islam tetapi juga bukan negeri kufur.

Hal ini bisa dimaknai JI memusuhi NKRI, tetapi tidak memusuhi warga negaranya.

"Jadi memusuhi sistem," ujar Imtihan saat ditemui Kompas.com di daerah Sukoharjo, Rabu (17/6/2024).

Namun, dalam perkembangannya, dari kajian-kajian di Majelis Fatwa memandang bahwasanya NKRI itu merupakan negeri Islam warisan para ulama.

"Negeri seperti Indonesia ini bukan darul kufr tapi juga bukan darul Islam, sehingga sikapnya pun berbeda. Kalau darul kufr sikapnya perang, kalau darul Islam berarti taat penuh," ungkap dia.

"Nah, JI mengambil sikap yang memandang sistemnya, pemerintahnya, pemerintah kufur, tapi masyarakat dan orang-orangnya adalah orang-orang Islam," paparnya.

Dari kajian-kajian yang dilakukan, JI kemudian berubah dan memandang Indonesia sebagai darul Islam secara total. "Untuk selanjutnya nanti kita beramal Islam.

Toh, di sini kita tidak dilarang untuk mengerjakan syariat-syariat Islam," ungkap dia.

Imtihan menjelaskan, sekitar 2016 atau 2017 dia pernah diminta oleh tokoh JI, Ustaz Para Wijayanto untuk mengkaji tentang Pancasila.

Dan dari hasil kajian bersama tim di Majelis Fatwa sampai pada kesimpulan bahwasanya butir-butir Pancasila, sila 1, 2, 3, 4, dan 5 tidak ada yang bertentangan dengan Syariat Islam.

"Sejak terjadinya Bom Bali, saya secara hati nurani enggak setuju. Ilmu kaji juga mengatakan ini tidak benar. Apalagi, para pelaku ini tidak pernah mendapatkan restu dari JI," bebernya.

Soal tudingan upaya membubarkan diri JI hanya untuk menyelamatkan aset pondok-pondok pesantren yang dimiliki, pihaknya menjawab santai.

"Ya monggo, biar waktu yang berbicara," ujar dia.

Baca juga: Update Pilwako Jambi, Geser Lagi, 5 Parpol di Belakang Maulana-Diza, Budi dan HAR Tunggu Waktu

Baca juga: Pengakuan Ustaz Abu Fatih Eks Ketua Mantiqi II Jamaah Islamiyah, Seri I

Perjalanan Jamaah Islamiah

1993
Abdullah Sungkar mendirikan Jamaah Islamiyah dan berlepas dari Negara Islam Indonesia (NII) Ajengan Masduki

1999
Abdullah Sungkar pulang ke Indonesia dan tak lama kemudian meninggal di Bogor, Jawa Barat

2000
Awal dari rentetan aksi pengeboman di Indonesia yang pelakunya kader-kader dan anggota Jamaah Islamiyah.
Penangkapan dan penindakan keras ditujukan ke banyak kader dan anggota JI
Abu Bakar Baasyir diangkat jadi Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)

2006
Pengadilan memvonis Ustad Zarkasyi dan Abu Dujana, dua pentolan Jamaah Islamiyah, serta menyatakan JI sebagai “korporasi terlarang”

30 Juni 2024
Jamaah Islamiyah (JI) dinyatakan bubar atau membubarkan diri lewat Deklarasi Sentul yang dibacakan Ustad Abu Rusydan alias Thoriqudin.

 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan di Balik Bubarnya Jamaah Islamiyah...",

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pilwako Jambi 2024 - Maulana-Diza Diusung 5 Parpol, Siapa Wakil Budi Setiawan dan H Abdul Rahman?

Baca juga: Setelah Greenwood dari MU, Marseille Ingin Datangkan Eddie Nketiah dari Arsenal

Baca juga: Update Pilwako Jambi, Geser Lagi, 5 Parpol di Belakang Maulana-Diza, Budi dan HAR Tunggu Waktu

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved