Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 7 Juli 2024 - Percaya Itu Sulit!

Bacaan ayat: Markus 6:3 (TB) "... Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Renungan Harian Kristen 7 Juli 2024 - Percaya Itu Sulit!

Bacaan ayat: Markus 6:3 (TB) "... Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Beberapa orang berkomentar bahwa iman Kristen itu gampang: Percaya saja dan mendapatkan jaminan keselamatan!

Sekilas, komentar tersebut terasa benar ketika didasarkan pada fakta umum bahwa hidup beriman selalu terkait dengan ritual yang khusuk, berbagai aturan yang harus ditaati, beragam syarat yang harus dipenuhi; bahkan bermacam-macam proses panjang yang harus dijalani demi menuju kepada hidup yang berkenan kepada sesembahan.

Ketika iman Kristen tampil dengan pernyataan, "Percaya dan diselamatkan.", maka menjadi hal yang terlalu mudah untuk dipahami.

Sayangnya, banyak yang tidak mengerti atau tidak memahami bahwa untuk sampai pada respon seseorang menjadi percaya, ternyata diperlukan proses panjang dalam sejarah.

Pembacaan Alkitab secara utuh, seharusnya menyadarkan bahwa respon percaya yang dipilih seseorang, ternyata didasarkan pada karya penyelamatan Allah yang berkesinambungan terjadi dalam sejarah.

Nubuat, menjadi istilah teknis untuk menyebut tentang berbagai-bagai pesan Ilahi yang disematkan dalam sejarah kepada orang-orang khusus yang dipilih-Nya.

Penggenapan atas nubuat, menjadi fokus paham bahwa segala hal yang telah dinyatakan sebelumnya, ternyata benar adanya. Diperlukan proses uji atas segala hal, hingga sampai pada kesimpulan pada hadirnya

Seorang yang bernama Yesus dan dipercaya sebagai Tuhan dan Juruselamat yang telah dijanjikan. Disinilah nampak persimpangannya: percaya atau tidak percaya.

Bahkan para orang yang mengenal Yesus pun tidak bisa menerima bahwa Yesus adalah Mesias, yang dinanti-nantikan. Alasannya logis dan masuk akal: "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?

Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?". Hal membuktikan bahwa percaya itu sulit! Alasan logis dikemukakan, bahwa mereka merasa mengenal siapa Yesus itu.

Bagi mereka apa yang dilakukan Yesus masuk kategori tidak masuk akal; mereka tidak mendapatkan penjelasan yang cukup tentang asal kemampuan Yesus dalam melakukan banyak hikmat dan keajaiban.

Pada satu sisi, inilah sikap kritis yang sangat diperlukan untuk menguji, apakah segala yang terjadi adalah benar atau tidak. Mereka tidak mau menjadi orang bodoh yang hanya sekedar percaya.

Menolak, bagi mereka, dipahami sebagai pilihan yang bijak untuk terhindar dari ketersesatan. Persoalannya, ada banyak hal yang dianggap tidak masuk akal, justru posisinya diatas akal yang hanya bisa diterima keberadaannya melalui pilihan percaya.

Hanya dengan percaya, maka pemahaman akan berkembang menjadi semakin baik. Percaya dan dibawa untuk melihat perbuatan-perbuatan Allah yang lebih besar dalam kehidupan.

Bersyukurlah jika telah sampai pada pilihan untuk percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Memang diperlukan intervensi Ilahi kepada seseorang untuk sampai pada titik menjadi percaya. Meskipun demikian, jangan pula menjadi bodoh.

Perlengkapi percaya itu dengan rumusan iman yang cukup untuk menjadi saksi. Iman itu dunamist, artinya terus aktif dalam pengalaman hidup. Iman itu tentang relasi dengan Sang Kehidupan. Itu sebabnya segala hal yang terjadi dalam hidup adalah media terbaik untuk semakin mengenal Dia. Amin

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved