Human Interest Story

Tegak Tiang Tuo Jadi Penanda, Megaproyek Revitalisasi KCBN Muara Jambi Dimulai

Tiang Tuo dihiasi pakaian sepelulusan, minyak kemiri, bedak, celak, kincu, dan parfum, melambangkan harapan bahwa rumah ini akan menjadi tempat yang n

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/A MUSAWIRA
BATU PERTAMA - Prosesi peletakan batu pertama untuk revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muarojambi, Rabu (5/6) siang. 

SEDERET benda diletakkan di sana, antara lain emas, perak, besi, tapak kuda, dan sawang angin sebagai lambang berbagai aspek kehidupan dan kekuatan alam yang harmonis.

Prosesi Beselang Tegak Tiang Tuo menandai dimulainya megaproyek revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muarojambi, Rabu (5/6) siang.

Tegak Tiang Tuo merupakan kearifan lokal dalam bentuk upacara tradisi peletakan tiang pancang.

Terlihat hadir saat prosesi di kompleks percandian Buddha terluas di Asia, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Gubernur Jambi Al Haris, Plt Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko, dan para tamu.

Menurut adat masyarakat sekitar kompleks Percandian Muaro Jambi, dalam prosesi Beselang Tegak Tiang Tuo ada simbolisme melalui beberapa benda yang merupakan lambang berbagai aspek kehidupan dan kekuatan alam yang harmonis.

Selain itu, prosesi ini merupakan adat istiadat tepian Sungai Batanghari.

Peletakan tiang pertama menggunakan kayu bulian, di tengah lokasi bangunan.

Tiang dilengkapi dengan cecokot, stabun tawar, serta dibacakan pento sebagai doa dan harapan.

Prosesi kemudian diakhiri penaburan setabun tawar dan secupak garam.

Tiang Tuo dihiasi pakaian sepelulusan, minyak kemiri, bedak, celak, kincu, dan parfum, melambangkan harapan bahwa rumah ini akan menjadi tempat yang nyaman dan memikat.

Museum di Percandian Muaro Jambi itu akan menjadi yang terluas di Indonesia. Luas museum 10 hektare di atas kawasan 3.981 hektare.

Hilmar Farid, dalam sambutannya, mengatakan prosesi Tegak Tiang Tuo telah dinantikan dengan baik.

Pembangunan di KCBN Muarajambi merupakan langkah penting perjalanan mewujudkan upaya pemerintah mendorong pelindungan warisan budaya di Indonesia.

"Melalui upaya ini, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muarajambi yang hilang melalui ekskavasi benda sejarah, mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya dengan tujuan akhir untuk mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi publik," katanya.

KCBN Muarajambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan dan destinasi spiritual.

Berada di tengah keheningan dan keagungan situs, pengunjung diajak menyusuri jejak masa lalu dan memahami peran vitalnya dalam proses edukasi dan pembangunan peradaban.

"Sesuai arahan Presiden Jokowi pada saat kunjungan beliau di Muarajambi, kami merencanakan revitalisasi dan penataan Muarajambi beserta pembangunan museum ini. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama dan mengawal proses ini dengan teliti dan efisien," ujarnya.

"Revitalisasi ini memiliki nilai prestisius bagi kami, karena kami bertujuan untuk mewariskan kebudayaan, bukan hanya sekadar membangun dan menata lingkungan oleh karenanya dalam menandai pekerjaan ini kami menggunakan prosesi Tegak Tiang Tuo yang memiliki nilai adat kental bagi masyarakat sekitar," tambah Hilmar.

Lanjutnya, revitalisasi KCBN Muarajambi membawa sejumlah perubahan. Secara fisik, lanskap yang dulu dirancang seperti taman wisata diubah menjadi konsep cagar budaya.

Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris, dalam acara yang sama turut menyampaikan rasa syukurnya atas proses revitalisasi yang dilakukan.

"Sesuai arahan Pak Presiden, candi ini kita revitalisasi dan kembalikan fungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Hari ini dengan prosesi (Tegak Tiang Tuo) merupakan bukti nyata bahwa nantinya di KCBN Muarajambi akan memiliki fasilitas yang melengkapi candi. Saya berterima kasih kepada Pak Dirjen yang meyakinkan agar revitalisasi ini berjalan dan saya yakin setelah selesai, KCBN Muarajambi akan menjadi magnet yang besar bagi Jambi," katanya.

KCBN Muarajambi memiliki makna sejarah yang sangat dalam, merepresentasikan keunikan tradisi spiritual dan pendidikan Buddhisme di Asia Tenggara.

Kompleks ini mencakup candi tinggi, serta stupa besar yang mencapai ketinggian 27 meter, yang semuanya dibangun tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern.

KCBN Muarajambi menjadi kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara, membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batanghari dan mencakup delapan desa.

"Museum ini didirikan di atas lahan 10 hektare, akan menjadi tempat terpenting yakni sebagai tempat penelitian. Saya harapkan dari seluruh dunia akan datang ke sini untuk belajar, menambah informasi mengenai situs ini.

Tentunya mendalami pengetahuan di bidang arkeologi dan keagamaan Buddha," katanya pada Rabu (5/6/2024).

Hilmar menyebut kompleks KCBN Muarajambi merupakan peninggalan dari Agama Buddha yang terluas dari Asia Tenggara.

Sejak 1990-an, kompleks KCBN Muarajambi sudah menarik perhatian dari para ahli arkeologi dari seluruh dunia.

"Temuan arkeologi dari revitalisasi yang kita lakukan sekarang, saya berharap akan menambah perhatian dunia terhadap situs ini," ujarnya.

Diakui Hilmar, KCBN Muarajambi seperti kampus pendidikan dalam memperdalam Agama Buddha.

"Jadi orang datang ke sini untuk belajar, memang catatan sejarahnya juga menunjukan begitu bahwa orang datang dari berbagai tempat ke Asia ke sini (Candi Muarajambi, red) untuk belajar bahasa sankrit, memperdalam agama Buddha dan seterusnya," sebutnya.

Kegiatan revitalisasi KCBN Muara Jambi melalui ekskavasi arkeologi akan terus dilakukan agar pengetahuan masyarakat bisa bertambah.

"Temuan arkeologi masih terus ditemukan, yang terbaru yang kita lihat ada satu patung logam kecil. Kalau dilihat dari sejarah seni rupanya itu dari periode Gupta, India. Dan proses pembuatannya di sana sekitar abad ke-4 Masehi," ucapnya.

KCBN Muarajambi, bilang Hilmar, menjadi situs terbuka, pasalnya masih ada terus temuan-temuan baru yang membuat pemahaman makin terus bertambah.

"Banyak sekali kita menemukan tidak hanya arca, perhiasan emas dan itu cukup banyak, biasanya emas di tatah jadi sama seperti prasasti ya. Prasasti yang ditoreh diatas logam, patung juga cukup banyak dari batu andesit," tuturnya.

"Ini membuktikan temuan ini dibawa dari luar untuk dibawa ke sini. Ini menandakan bahwa situs ini berinteraksi dengan daerah luar yang cukup intens. Dari Jawa kalau kita perhatikan andesitnya, Gupta dari India, keramik Cina," tambahnya.

Lanjut Hilmar, temuan ini semuanya disimpan di kantor BPK Wilayah V nantinya kalau Museum KCBN Muara Jambi selesai dibangun, tata pamer juga sudah selesai maka koleksinya akan diintegrasikan.

Berasal dari temuan penggalian tahun 1990.

Penandatanganan

Sebagai langkah awal dari proyek ini, pada akhir April lalu telah ditandatangani kontrak konstruksi fisik pembangunan museum oleh Kepala PPK Pembangunan Museum M. Natsir Muslim Ridwan dan Senior Vice President Head of Building Operation Division PT PP (Persero) Andek Prabowo.

Selain itu, juga telah ditandatangani kontrak konstruksi fisik penataan lingkungan kawasan cagar budaya oleh PPK Penataan Lingkungan Yanto H.M. Manurung dan Senior Vice President Divisi Operasi 1 PT Brantas Abipraya (Persero) Arviga Bigwanto.

"Revitalisasi KCBN Muarajambi diharapkan membawa perubahan signifikan, khususnya bagi masyarakat sekitar, bagi peradaban Indonesia, serta memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia,” pungkas Hilmar. (a musawira)

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved