Liga 1 Indonesia

Bhayangkara FC, Persikabo 1973, dan RANS Nusantara Degradasi dari Liga 1, Kenapa Dicap Klub Siluman?

RANS Nusantara FC menjadi klub terakhir yang dipastikan degradasi dari Liga 1 Indonesia, menyusul Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
IST
Logo RANS Nusantara FC, Bhayangkara FC, Persikabo 1973 

 

TRIBUNJAMBI.COM - RANS Nusantara FC menjadi klub terakhir yang dipastikan degradasi dari Liga 1 Indonesia, menyusul Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC.

Ketiga klub ini harus turun ke Liga 2 setelah mencatatkan torehan poin terendah dari 34 pertandingan yang dimainkan.

Laskar Padjadjaran (julukan Persikabo) menjadi tim pertama yang kena degradasi.

Mereka hanya mencatatkan 4 kemenangan dari 34 pertandingan yang dimainkan musim ini.

Sisanya, mereka meraih 8 kali seri dan 22 kali kalah untuk mengumpulkan 20 poin.

Di sisi lain, Bhayangkara Presisi FC juga harus pamit dari kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Mereka hanya mengumpulkan 26 poin dari 34 pertandingan yang dimainkan; mencatatkan 5 kali kemenangan, 11 seri, dan 18 kekalahan.

Di pekan terakhir, RANS menjadi tim terakhir yang akhirnya harus kembali turun kasta.

Berada di dasar klasemen pada musim sebelumnya, tim yang sebelumnya bernama RANS Cilegon FC ini tidak mampu mendongkrak performa secara signifikan.

Mereka sebenarnya bisa selamat dari degradasi di pekan terakhir kalau saja mampu mengalahkan PSM Makassar dan melangkahi.

Namun RANS kalah 3-2 saat bertandang ke markas juara bertahan tersebut.

Alhasil, mereka kalah jumlah poin dari Arema FC yang berhasi menahan imbang Madura United.

RANS mencatatkan 35 poin dari 34 pertandingan; menang 8 kali, imbang 11 kali, dan seri 15 kali.

 

Baca juga: Hendri Susilo jadi Pelatih Semen Padang FC, Tinggalkan Dream Team Sriwijaya FC

 

Dicap Klub Siluman

Ada yang menarik dari tiga tim yang degradasi di Liga 1 musim 2023/2024. Pasalnya, baik RANS Nusantara, Bhayangkara Presisi FC, maupun Persikabo 1973 dicap sebagai klub siluman.

Kenapa ketiganya disebut tim siluman?

Sebenarnya, tim atau klub siluman itu merupakan sebutan yang publik munculkan terhadap klub yang tiba-tiba muncul di kancah sepak bola, terutama Indonesia.

Mereka terbentuk lewat pergantian tangan pemilik klub atau akuisisi, dan mendadak eksis tanpa melalui tangga piramida proses yang panjang.

Adanya perubahan identitas seperti nama, logo, markas, hingga sejarah panjang klub juga bisa terjadi.

Tren sebutan klub siluman ini mulai muncul para era 2000-an lalu, ketika Persijatim Jakarta Timur berubah nama menjadi Sriwijaya FC pada 2004 setelah dibeli Gubernur Sumatra Selatan, Syahrial Oesman.

Setelahnya, tren klub siluman kian bermunculan.

Adapun, tiga klub yang degradasi musim ini, merupakan klub-klub yang hadir dari akuisisi.

Lebih lanjut, akan diulas di bawah ini.

 

Persikabo 1973 (Persiram - PS TNI - PS Tira - Tira Persikabo)

Logo Persikabo 1973
Logo Persikabo 1973

Akuisisi ini bermula pada 2015 lalu, di mana PS TNI yang merupakan klub sepak bola TNI dengan pemain amatir mengikuti Piala Jenderal Sudirman.

Saat itu, PS TNI bekerja sama dengan PSMS Medan, di mana sebagian besar pemain PSMS ikut menjadi skuad di tim tersebut.

Ternyata, klub ini menyedot perhatian masyarakat, sehingga ada keinginan untuk tampil di Indonesia Soccer Championship (ISC) A pada 2016.

Namun, kerja sama PS TNI dan PSMS Medan berakhir setelah Piala Jenderal Sudirman, sehingga klub perlu memiliki lisensi.

Alhasil, PS TNI membeli lisensi kesebelasan lain dengan mengakuisisi Persiram Raja Ampat pada 2016, lalu pindah markas dari Raja Ampat ke Stadion Pakansari, Bogor.

Dua tahun bertahan di Bogor hingga 2018, PS TNI pindah ke Bantul dan berganti nama menjadi PS Tira atau Persatuan Sepakbola TNI-Rakyat.

Kepindahan ini lantaran minimnya dukungan PS TNI di Bogor, markas sebelumnya.

Namun, ternyata di Bantul juga tak bertahan lama, karena PS Tira kembali ke Bogor untuk merger dengan klub yang saat itu tampil di Liga 2, Persikabo.

Maka dari itu, nama tim sempat berubah menjadi PS Tira-Persikabo.

Pada 2020, Tira-Persikabo kembali berganti identitas, kali ini tanpa embel-embel TNI, dengan nama Persikabo 1973.

 

Baca juga: Prediksi Skor Borussia Dortmund vs PSG di Liga Champions Malam Ini - 02.00 WIB

 

Bhayangkara Presisi FC (Persikubar - Persebaya United - Bonek FC - Surabaya United, Bhayangkara Surabaya United - Bhayangkara FC - Bhayangkara Presisi Indonesia FC)

Logo Bhayangkara FC
Logo Bhayangkara FC

Dapat dikatakan, Bhayangkara FC merupakan klub dengan pergantian nama terbanyak di Indonesia.

Memang, sejarah Persikubar Kutai Barat tidak begitu banyak ditemukan di dunia maya saat ini.

Meski begitu, inilah cikal bakal terbentuknya Bhayangkara Presisi Indonesia FC.

Dualisme di sepak bola Indonesia membuat Persebaya 1927 harus memilih kompetisi, saat itu memilih Indonesia Super League (ISL).

Namun, karena Surabaya ingin ada wakil di liga resmi PSSI Indonesia Premier League (IPL), maka Persikubar dibawa ke Surabaya dan berganti nama menjadi Persebaya Surabaya pada 2014.

Namun, pada 2015, karena PT Mitra Muda Inti Berlian (MMMIB) sebagai pengelola Persebaya tidak berhak atas paten dan logo, maka mereka harus mengubah nama.

Sebagai informasi, hak paten nama dan logo Persebaya saat itu ada di tangan Persebaya 1927 di bawah PT Persebaya Indonesia.

Alhasil, mengubah nama yang sebelumnya Persebaya menjadi Persebaya United pada Agustus 2015.

Dalam prosesnya, mereka beberapa kali berganti nama mulai dari Bonek FC (September 2015), Surabaya United (Oktober 2015), hingga melebur dengan PS Polri pada 2016.

Pada April 2016, mereka mulai menggunakan nama Bhayangkara Surabaya United, sampai pada September 2016 mereka berganti nama menjadi Bhayangkara FC.

Dalam prosesnya, mereka sempat berganti nama karena pindah homebase menjadi Bhayangkara Solo FC saat bermarkas di Stadion Manahan Solo pada 2021.

 

Baca juga: Profil dan Biodata Nathan Tjoe-A-On Pemain Timnas Indonesia

 

RANS Nusantara FC (Cilegon United - RANS Cilegon - RANS Nusantara FC)

Logo RANS Nusantara FC
Logo RANS Nusantara FC

RANS FC sebenarnya klub yang tergolong baru dan belum memiliki banyak sejarah di sepak bola Indonesia.

Klub ini dulunya bernama Cilegon United dan berdiri pada 2012.

Mereka sempat promosi ke divisi utama sepak bola Indonesia pada 2014 lalu.

Pada 2021, Cilegon United yang berkompetisi di Liga 2 Indonesia diakuisisi oleh RANS Entertainment dan mengubah nama klub menjadi RANS Cilegon FC.

Akuisisi itu berdampak baik bagi klub, yang meraih juara 2 serta promosi ke Liga 1 Indonesia musim 2022/2023.

Berada di kompetisi tertinggi, pada 2022 lalu klub ini kembali berganti nama menjadi RANS Nusantara FC.

Namun, di kompetisi tertinggi, tim yang sebelumnya berkandang di Cilegon dan pindah ke Stadion Maguwoharjo Sleman Yogyakarta ini tak bisa berbicara banyak.

Di musim pertamanya, RANS menempati posisi juru kunci alias 18.

Namun, musim lalu tak ada degradasi, sehingga tim ini masih dapat tampil di kasta tertinggi.

Kini di musim kedua, RANS berada di posisi tiga terbawah dan terpaksa kembali turun ke Liga 2.

Posisi ketiga tim ini di Liga 1 Indonesia nantinya akan digantikan PSBS Biak, Malut United, dan Semen Padang FC yang berhasil promosi untuk musim depan.

 

Baca juga: Profil dan Biodata Maarten Paes, Kiper FC Dallas jadi WNI dan Siap Bela Timnas Indonesia

 

Baca berita dan artikel tribunjambi.com lainnya, kini bisa melalui Google News

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved