Pembunuhan Sopir Taksi Online Jambi

Tinggalkan 1 Istri dan 4 Anak, Driver Maxim Korban Pembunuhan di Jambi Pamit Cari Nafkah

Driver Maxim Risdianto (47) yang jadi korban pembunuhan oleh 2 mahasiswa di Jambi, meninggalkan 1 orang istri dan 4 orang anak.

Penulis: Rifani Halim | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI/RIFANI HALIM/KOLASE
Pembunuhan driver taksi online aplikasi Maxim di Jambi. Tersangka utama pelaku pembunuhan, Afif (kanan). 

Keluarga Driver Maxim Korban Pembunuhan Berharap Keadilan

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Driver Maxim Risdianto (47) yang jadi korban pembunuhan di Muarojambi, Provinsi Jambi, meninggalkan 1 orang istri dan 4 orang anak.

Pada hari nahas itu, 9 April 2024, Risdianto pamit ke istrinya untuk mencari nafkah sebagai sopir taksi online Maxim.

Pekerjaan utamanya sebenarnya adalah marketing di perusahaan farmasi.

Demi menghidupi 4 orang anak, dia mencari tambahan penghasilan dengan gabung ke Maxim.

Mereka libur jelang lebaran, dan dimanfaatkan Risdianto untuk mendapatkan penumpang melalui aplikasi kuning itu.

Dia pamit kepada istrinya sekitar pukul 10.00 WIB, mengendarai Daihatsu Xenia yang di kaca belakang tertempel logo Maxim.

"Pukul 10.00 pagi keluar dari rumah, pamit ke istri mau narik Maxim," ujar Mirza, kerabat Risdianto, Rabu (16/4/2024).

Hingga maghrib, Risdianto belum juga pulang. Istrinya mulai gelisah. Malam itu merupakan malam takbiran.

Dia terus menanti, berusaha menghubungi suaminya, tapi tidak ada kabar juga. Hingga pukul 23.00 tak kunjung pulang.

Selain itu Risdianto juga tidak ada kabar, dan tak menghubungi keluarga. Hal itu membuat istri dan keluarga mulai cemas.

"Istri mencoba menghubungi, tapi handphone korban sudah tidak aktif," ungkap Mirza.

Lebaran Idul Fitri sudah tiba. Hari kemenangan yang harusnya dirayakan dengan kegembiraan.

Namun pada lebaran itu, keluarga tidak merayakan seperti yang selama ini dilakukan.

Mereka sibuk mencari Risdianto yang tidak kunjung pulang dan tak ada kabar beritanya.

"Di hari raya Idul Fitri, keluarga mencoba mencari almarhum," ujarnya.

Pihak keluarga membuat laporan orang hilang ke polisi setelah korban tak pulang hingga 24 jam.

Setelah 5 hari baru diketahui ternyata sopir taksi online itu ternyata telah meninggal dunia.

Dia dibunuh oleh dua pemuda yang berstatus mahasiswa, yang ingin menguasai kendaraan yang dikemudian sopir itu.

Pelaku adalah penumpang terakhir yang diantar korban dari Jamtos Kota Jambi menuju Sungai Duren, Muarojambi.

Pihak keluarga berharap pelaku yang menghabisi nyawa Risdianto dihukum seberat-beratnya.

"Kalau perlu dihukum seumur hidup. Tak layak lagi mereka hidup menurut kami," katanya.

Mirza mengucapkan terimakasih kepada kepolisian, terutama tim Resmob Polda Jambi dan Polsek Muaro Tabir yang mengungkapnya.

"Terimakasih atas kerja cepatnya mengungkap kejadian ini," ucap Mirza.

Pada kasus ini, polisi sudah menetapkan 3 orang tersangka yang terkait dengan tewasnya Risdianto.

Dua orang tersangka pembunuhan dan pencurian, dan 1 orang lagi tersangka penadah mobil Xenia hasil kejahatan.

Ketiga tersangka itu adalah Agam Santoso (warga Tebo), Afif Tramubia (warga Tebo), dan R (warga Kota Jambi).

Orang pertama yang ditangkap adalah Agam Santoso. Polisi ke rumahnnya untuk menindaklanjuti laporan orang hilang.

Agam merupakan orang yang memesan taksi online maxim dengan menggunakan aplikasi di HP miliknya.

Setelah Risdianto dinyatakan hilang usai mengantar penumpang, polisi melakukan penelusuran ke pemesan terakhir.

Akhirnya didapatkan data bahwa Agam Santoso warga Tebo adalah pemesan tersebut.

Polsek Muara Tabir, Tebo, diminta Polda Jambi untuk menelusuri dan mendalami ke rumah Agam.

Pada awalnya, saat diinterogasi di rumahnya, pria berusia 19 tahun itu tidak mengakui telah melakukan pembunuhan.

Polisi kemudian membawa ke Mapolsek Muara Tabir. Di sana Agam akhirnya buka suara, membongkar kejahatan yang dilakukan.

Dia juga menunjukkan lokasi mayat Risdianto mereka buang, di kawasan Ness, perbatasan Batanghari-Muarojambi.

Tak hanya itu, rekannya melakukan tindak kejahatan itu juga terungkap identitasnya, yakni Afif Tramubia.

Tersangka Afif, pria berbadan gempal yang merupakan mahasiswa UIN Sultan Thaha Jambi ditelusuri keberadaannya.

Akhirnya terungkap Afif sedang bersenang-senang di salah satu hotel di Kota Jambi.

Pada saat hendak ditangkap, polisi mengatakan Afif melakukan perlawanan, sehingga dilumpuhkan kedua kakinya.

Terlihat kaki kiri dan kanan tersangka Afif kini telah dililit perban, akibat ditembus peluru.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved