Berita Jambi

Petani di Jambi Mulai Tinggalkan Karet dan Kini Garap Kebun Sawit, Agusrizal: Sisa 600 Ribu Hektar

Luas perkebunan karet di Provinsi Jambi terus merosot dalam beberapa tahun terakhir karena beralih ke kebun sawit.

Penulis: A Musawira | Editor: Darwin Sijabat
Sinar Mas Agribusiness and Food
Ilustrasi kebun kelapa sawit di Pulau Sumatera. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Luas perkebunan karet di Provinsi Jambi terus merosot dalam beberapa tahun terakhir karena beralih ke kebun sawit.

Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi mencatat dari total 670 ribu hektare lahan karet saat ini tersisa 600 ribu hektare.

Hal itu ditenggarai banyaknya petani yang secara mandiri memutuskan alih fungsi lahan.

Mereka mengalihkan fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Pasalnya, bisnis perkebunan kelapa sawit justru semakin menguntungkan jika dibandingkan dengan harga komoditi karet yang terus stabil.

“Perkiraan kami masih mencapai 600 ribu hektare lahan karet dari 670 ribu hektare yang berada di luar kawasan hutan. Lahannya terus berkurang karena minat petani berubah."

"Harga karet tidak bisa menjadi harapan hidup para petani, maka petani memilih yang lebih menguntungkan,” kata Agusrizal Kepala Disbun Provinsi Jambi belum lama ini.

Baca juga: Sekda Tidak Mengetahui Kawasan Hutan di Tanjab Barat Dijadikan Kebun Sawit

Baca juga: Miliarder Jambi Sutaryo Bangun Rumah Mewah Di Kebun Karet, Terungkap Alasannya

Agusrizal bilang, faktor lain yang membuat lahan karet susut disebabkan ketersediaan benih sawit yang bersertifikat cukup banyak.

“Kesadaran petani sudah mulai tinggi dengan menanam sawit, hanya 2 tahun saja. Setelah itu sudah mulai menghasilkan buah,” ujarnya.

Ia menuturkan minat petani justru berkurang untuk menggarap kebun karetnya karena komoditi karet sangat tergantung dengan faktor cuaca karena berpengaruh ke hasil produksi.

“Karet panennya setiap hari, kalau hujan tidak bisa panen, belum lagi persoalan hasil. Kalau sawit 10-15 hari bisa langsung panen lagi. Dan hasilnya jauh berbeda,” ucapnya.

Sejauh ini harga karet dibandrol berkisar Rp13 ribu per kilogram dengan kadar karet kering 50 persen berdasarkan Sicom.

“Tapi ini belum bisa mengangkat artinya masih jauh berbeda dengan sawit yang kerjanya tidak terlalu berat tapi hasilnya besar. Ini yang menjadi persoalan kita,” pungkasnya. (Tribunjambi.com/ A Musawira)

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: 5 Potret Ayu Ting Ting Rayakan Idul Fitri Bareng Muhammad Fardhana, Kompak Pakai Seragam

Baca juga: Profil dan Bidata Justin Hubner Pemain Indonesia Keturunan Belanda

Baca juga: Sandra Dewi Dinilai Tak Pantas karena Sengaja Nonaktifkan Instagram saat Harvey Moeis di Penjara

Baca juga: J1 League: Justin Hubner Dimainkan 2 Menit Bantu Cerezo Osaka ke Puncak Klasemen

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved