Tafsir Mimpi

Arti Mimpi Merayakan Idul Fitri, Tanda Sukacita dan Kebahagiaan

Arti mimpi lebaran atau merayakan Idul Fitri sedang ramai dalam pencarian di media sosial.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Freepik.com
Arti mimpi lebaran atau merayakan Idul Fitri sedang ramai dalam pencarian di media sosial. 

TRIBUNJAMBI.COM - Simak penjelasan tentang arti mimpi lebaran atau merayakan Idul Fitri  yang banyak dipertanyakan beberapa hari terakhir.

Momen lebaran berkaitan dengan kebahagiaan buat diri sendiri dan banyak orang.

Mimpi ini melambangkan kesucian dan kesabaran dari segala dosa.

Tidak hanya itu saja, mimpi ini juga membawa pesan bagi si pemimpinya bahwa kesedihan yang dirasakan akan segera berakhir.

Bahkan jika kamu minta maaf merupakan indikasi dari rasa nyaman dan ketenangan yang berkaitan dengan dosa – dosa kita selama setahun dihapuskan dan dilebur.

 

Mimpi Sebagai Petunjuk

Tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang bisa dijadikan sebagai petunjuk, sebab ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan.


Penyebab mimpi bisa jadi karena seseorang memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu terbawa dalam mimpinya.


Dalam Islam, mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah.  


Nabi Muhammad menjadikan dasar penetapannya pada sebuah mimpi yang dialami para sahabat. 

Dalam menentukan pensyariatan adzan yang berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Hal ini merupakan salah satu contoh dari mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah.

Untuk membedakan antara mimpi yang benar-benar petunjuk dari Allah dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan, salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut. 

Jika mimpi terjadi dini hari atau saat waktu sahur, kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan. 
Sedangkan mimpi yang dipandang merupakan bisikan dari setan adalah mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang. 

“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).

(TRIBUNJAMBI.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Baca juga: Jelang Lebaran, Presiden Jokowi Pantau Stok dan Harga Bahan Pokok di Pasar Rakyat Merangin

Baca juga: Polres Tanjab Timur Kerahkan 122 Personil Pengaman Mudik Lebaran 2024

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved