Tafsir Mimpi

Arti Mimpi Banjir Pertanda Banyak Rezeki dan Keberuntungan

Mimpi banjir memang bisa memiliki arti yang beragam, tergantung pada detail dan konteks mimpimu

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Ist
Jalani Ramadhan di Tengah Banjir, Warga RT 09 Pasar Baru Batanghari Terawih Lewati Genangan Air 

TRIBUNJAMBI.COM - Mimpi banjir memang bisa memiliki arti yang beragam, tergantung pada detail dan konteks mimpimu. Berikut beberapa kemungkinan arti mimpi banjir yang pertanda bagus:

1. Kelimpahan dan Kesuburan

Air dalam mimpi sering dilambangkan dengan rezeki dan kesuburan. Banjir yang membawa air bersih dan jernih dapat diartikan sebagai pertanda datangnya rezeki yang berlimpah, keuntungan, dan kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

2. Pembersihan dan Pembaruan

Banjir juga dapat melambangkan proses pembersihan dan pembaruan. Mimpi banjir bisa menandakan bahwa kamu akan terbebas dari masalah dan hal-hal negatif dalam hidupmu, dan siap untuk memulai babak baru yang lebih positif.

3. Pelepasan Emosi

Air dalam mimpi juga dapat mewakili emosi. Banjir bisa menandakan bahwa kamu sedang mengalami luapan emosi, baik itu positif seperti kebahagiaan dan kegembiraan, maupun negatif seperti kesedihan dan kemarahan. Mimpi ini dapat menjadi pengingat untuk mengekspresikan dan mengelola emosimu dengan cara yang sehat.

4. Kesempatan Baru

Banjir dapat membuka jalan menuju kesempatan baru. Mimpi ini bisa menandakan bahwa kamu akan mendapatkan peluang baru dalam pekerjaan, pendidikan, atau hubungan.

5. Keberhasilan dan Kemenangan

Mimpi berhasil melewati banjir dapat diartikan sebagai pertanda bahwa kamu akan mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuanmu.

Berikut beberapa contoh mimpi banjir yang pertanda bagus:

Mimpi melihat air banjir yang jernih dan bersih.
Mimpi melihat banjir membawa banyak ikan.
Mimpi berenang di air banjir yang tenang.
Mimpi menyelamatkan orang lain dari banjir.
Mimpi melihat tanaman tumbuh subur setelah banjir.
Namun, perlu diingat bahwa interpretasi mimpi bersifat individual dan subjektif. Arti mimpi banjir dapat berbeda bagi setiap orang, tergantung pada situasi dan kondisi hidup mereka.

Berikut beberapa tips untuk membantu kamu menafsirkan mimpi banjir:

Perhatikan detail mimpimu. Apa yang kamu lihat, dengar, dan rasakan dalam mimpi?
Hubungkan mimpimu dengan situasi hidupmu saat ini. Apakah ada masalah atau hal-hal yang sedang kamu perjuangkan?
Gunakan intuisi dan perasaanmu. Apa yang mimpi itu katakan kepadamu?
Jika kamu masih merasa bingung dengan arti mimpi banjirmu, kamu bisa berkonsultasi dengan ahli tafsir mimpi atau orang yang kamu percaya untuk mendapatkan interpretasi yang lebih personal.

Mimpi Adalah Petunjuk

Tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang bisa dijadikan sebagai petunjuk, sebab ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan.

Mimpi bisa juga disebabkan tersibukkannya seseorang memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu terbawa dalam mimpinya.

Dalam Islam, mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah.  

Nabi Muhammad menjadikan dasar penetapannya pada sebuah mimpi yang dialami para sahabat. 

Dalam menentukan pensyariatan adzan yang berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Hal ini merupakan salah satu contoh dari mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah.

Untuk membedakan antara mimpi yang benar-benar petunjuk dari Allah dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan, salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut. 

Jika mimpi terjadi dini hari atau saat waktu sahur, kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan. 
Sedangkan mimpi yang dipandang merupakan bisikan dari setan adalah mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang. 

“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved