Pilpres 2024

Debat Cawapres 2024, Walhi Jambi Nilai Belum Ada yang Memunculkan Gagasan Bersifat Populis

Seharusnya, kata Dwi untuk menaikkan rating mereka di mata masyarakat, harus ada gagasan yang ditonjolkan

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rahimin
Tribunjambi.com/Danang
Manager Kajian dan Penguatan Informasi Walhi Jambi, Dwi Nanto dalam diskusi debat Cawapres, Minggu (21/1/2024) malam. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Manager Kajian dan Penguatan Informasi Walhi Jambi, Dwi Nanto menilai debat Pilpres 2024 yang keempat antara calon wakil presiden belum memunculkan gagasan-gagasan yang sifatnya populis.

Populis dalam artian gagasan yang bisa dimanfaatkan oleh pasangan untuk menaikan rating dan menarik jumlah pemilih.

Seharusnya, kata Dwi untuk menaikkan rating mereka di mata masyarakat, harus ada gagasan yang ditonjolkan.

Dwi pernah mendengar Cawapres 03, Mahfud MD pernah berstatment jika industri tambang di Indonesia di manage, diolah dengan baik, maka dapat meningkatkan ekonomi Indonesia.

"Kata beliau itu bisa menghasilkan uang yang sangat besar, dan hitung-hitungannya kata dia setidaknya satu orang punya jatah Rp 20 juta perbulan dengan tidak bekerja, kalau bener pengelolaan tambangnya," ujarnya, Minggu (21/1/2024) malam.

Gagasan-gagasan seperti itu yang tidak dimunculkan oleh cawapres, bahkan oleh Mahfud.

"Kalau itu dimunculkan dan dia yakin, punya fakta dan konsep, maka itu akan jadi satu kebijakan populis dan menaikan ratingnya (Mahfud)," ujarnya lagi. 

Menurutnya, secara postur hampir seluruh paslon adalah orang-orang dalam satu lingkaran, istilahnya satu spesies namun beda genetik, sehingga kata dia dapat dikatakan mereka orang-orang yang sesat.

"Kenapa? Mereka pernah duduk dalam satu lingkaran dan menyadari situasi Indonesia krisis pengelolaan lingkungan hidup tidak benar, tapi kebijakan yang mereka sedang susun itu tidak menjawab persoalan-persoalan itu," jelasnya.

Persoalan seperti korupsi di tambang, konflik atas kepemilikan tanah, seharusnya masing-masing cawapres menekankan misalnya konflik tanah tahun ini akan selesai jika menjadi capres cawapres, atau persoalan tanah di Indonesia yang 80 persen dikuasai investor akan dikembalikan ke rakyat jika terpilih.

"Dengan begitu konsep berkeadilan dan berekologis itu akan muncul, sekarang tidak berkedailan dan tidak berekologis (pengelolaan lingkungan)," katanya.

Dan hal hal teknis seperti ini yang tidak disampaikan oleh masing-masing paslon cawapres.

Padahal, kata Dwi, jika dimunculkan akan merubah posisi masing-masing terutama ratingnya akan naik.

"Debat malam ini hampir semua menyampaikan konseptual yang akan mereka lakukan, atau yang sudah mereka lakukan, yang ada hanya retorika, mungkin karena keterbatasan analisis mereka," pungkasnya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kesimpulan Debat, Warsi Jambi Menilai Ketiga Cawapres Melihat Isu Lingkungan Secara Makro

Baca juga: Hilirisasi Nikel, Cak Imin di Debat Cawapres 2024: Semua Ada Etikanya

Baca juga: Debat Cawapres 2024, Mahfud MD Singgung Program Food Estate: Gagal dan Merusak Lingkungan

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved